4. Kedatangan Tamu

8.9K 964 19
                                    

Kirana sedang mengganti pakaiannya seusai pulang dari mengajar. Tak lama terdengar suara seseorang dari luar.

Dengan cepat ia keluar dari kamarnya dan tersenyum lebar pada sosok wanita yang berbeda dua tahun lebih tua darinya.

Memberikan pelukan hangat pada wanita tersebut yang dibalas tak kalah hangat.

"Kak Rina sendiri?" tanya Kirana yang diangguki Marina.

"Iya. Eh ini aku bawa pempek Palembang." Marina menyodorkan tas kertas yang langsung diterima Kirana.

"Ini langsung dari Palembang? Kapan darinya Kak?"

"Iya. Udah dari empat hari yang lalu. Aku nyuruh Ica ke rumah buat ambil eh dia bilang lagi banyak tugas. Aku nyuruh Alik eh dia bilang juga lagi sibuk. Percuma punya dua adik, tapi gak ada yang mau disuruh!" Kirana tertawa kalem mendengar rentetan omelan Marina tentang dua adiknya.

"Kenapa gak telpon aku, Kak?" Keduanya berjalan menuju dapur.

"Aku tau kamu pasti lagi sibuk-sibuknya ngajae. Kan tahun ajaran baru," jawab Marina sembari duduk di stool bar memperhatikan Kirana yang sedang membuat sirup untuknya.

"Aku kira debt collector yang nyerocos gak berhenti, ternyata Kak Rina!" celetukan Marisa yang baru keluar dari kamar mengalihkan keduanya.

Marina tentu saja kesal pada adik bungsunya itu, sementara Kirana tertawa sembari menaruh gelas minuman di hadapan Marina.

"Diminum, Kak," ujarnya pada Marina yang diabaikan karena wanita itu bersiap-siap menyemprot adiknya.

"Durhaka kamu ya sama kakak! Jangan minta duit jajan lagi sama aku!" Marisa memutar bola matanya jengah. Hendak meraih gelas minuman di hadapan Marina, tapi Kirana menepuk tangannya.

"Buat Kak Rina," ujar Kirana membuat Marisa mencebikkan bibirnya kesal.

"Kan ada Papa yang ngasih duit jajan buat aku! Baru dua kali ngasih duit jajan, Kak Rina selalu aja ungkit. Padahal itu kan udah lewat beberapa tahun yang lalu." Marina semakin menatap tajam Marisa yang tertawa di depan kulkas.

Kirana hanya mampu tersenyum geli, sudah biasa jika Marisa dan Marina adu mulut, belum lagi jika ada Malik. Sudah pasti ruangan tersebut diisi suara ketiga saudara tersebut.

Marina akhirnya menyeruput sirup buatan Kirana. Marisa duduk di sofa ruang tengah, sementara Kirana mengeluarkan empek-empek yang Marina tadi ke wadah makanan berbentuk segi empat.

"Dek, mau pempek, gak?" tawar Kirana pada Marisa. 

"Nanti aja Kak," balas Marisa tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Sudah pasti adik sepupunya itu sedang berbalas pesan dengan Adrian.

"Buat siapa, Ki?" tegur Marina saat melihat Kirana menyimpan sebagian pempek ke tempat lain.

Kirana menyengir lalu menjawab. "Tetangga Kak. Gak pa-pa?" Marina menggeleng dan kembali menyeruput sirupnya.

Sementara Kirana mulai menggoreng beberapa buah pempek tersebut. Tak lupa menghangatkan cuko pempek.

Setelah itu, Kirana mulai duduk di sebelah Marina untuk menikmati makanan khas Palembang tersebut. Sudah lama ia tak memakannya dan ia bersemangat ingin menikmatinya.

"Tetangga di depan unit ya?" tanya Marina yang diangguki Kirana.

"Cowok?" Lagi-lagi Kirana menangguk sembari mengunyah.

"Kak Rina kenal?" tanya Kirana setelah menelan pempek tersebut. Mengingat jika sebelum dirinya dan Marisa tinggal di unit tersebut, Marina atau Malik yang menempatinya. Ia duga tetangganya tersebut juga penghuni lama, walau baru terlihat dua bulan ini.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang