13. Ibu Tiri Yang Kejam

6.3K 765 32
                                    

Aurora lebih dulu bangun daripada Orion yang masih meringkuk di atas ranjangnya yang berada di dekat jendela. Memanggil kakaknya, tapi kakaknya tidak bangun.

Akhirnya, ia turun dari ranjang. Memutar kunci lalu keluar dari kamar. Merasa haus, jadi ia ke dapur. Menemukan ART, Mbak Darti yang sering memasak untuknya.

"Mbak Dati, Lola mau minum susu."

Mbak Darti agak terkejut karena terlalu fokus membuat sarapan. Wanita paruh baya itu segera membuatkan susu hangat untuk Aurora.

Sambil menunggu susu dibuat, tatapan Aurora tertuju pada tas kertas belanja yang diletakkan di atas meja.

Melangkah mendekati meja, ia naik ke kursi lalu menarik tas kertas tersebut.

Matanya sontak berbinar melihat boneka bayi baru. Bahkan lengkap dengan peralatan bayi. Mulai dari botol dot hingga peralatan makan serta pakaian.

"Oh itu buat Rora dari Papi," ujar Mbak Darti seraya meletakkan gelas susu di atas meja.

"Wah!" seru Aurora sangat bahagia. Lalu ia mengintip di tas kertas lainnya yang berisi mainan mobil-mobilan. "Ini buat Abang?"

"Iya."

Aurora melupakan keinginannya untuk minum susu. Kedua tangan mungilnya membawa tas kertas tersebut. Berlari kembali masuk ke kamar.

Naik ke atas tempat tidur Orion. Membangunkan Orion. "Abang! Abang! Bangun!"

Orion tidak bangun. Melenguh kesal karena tidurnya di ganggu.

"Abang ayo bangun! Papi beliin kita mainan balu lho!" Aurora mulai berteriak. Berhenti mengguncang badan Orion. Turun dari ranjang untuk meraih mainan baru mereka lalu kembali naik. Mulai mengeluarkan mainan tersebut dari kardusnya.

"Kelen! Mainan Abang ada jalanannya." Aurora menatap berbinar mainan mobil-mobilan kecil milik Orion. Lalu kembali membangunkan Orion. "Ayo Abang! Bangun!"

Orion bangun. Mukanya masih terlihat mengantuk, ia melihat mobil berukuran kecil berserakan di atas ranjangnya, pun kerangka untuk arena bermain mobil itu yang belum di bentuk.

"Papi juga beliin Adek boneka bayi. Bagus banget!" Aurora memamerkan boneka bayinya yang baru.

Orion tersenyum melihat raut bahagia adiknya. Merasa ikut bahagia. Lalu ia menyuruh adiknya itu mandi, sementara itu ia kembali tidur. Mengabaikan mainan tersebut. Karena sepatutnya ia tidak seperti Aurora yang akan langsung bahagia jika Papi membeli mainan untuknya.

Usai Aurora mandi dan berpakaian sendiri. Gadis kecil itu keluar dari kamar. Akan menikmati sarapan. Meninggalkan Orion yang masih mandi.

Rambutnya yang basah tidak dikeringkan, pun tidak disisir.

Meneguk susu yang tidak lagi hangat. Lalu menatap nasi goreng di hadapannya.

Aurora tidak ingin makan nasi goreng.

Maka ia menarik tempat roti membuka tutupnya. Lebih memilih memakan roti setelah menaburkan meses. Pun meja makan juga berhamburan meses.

Turun dari kursi, ia ke arah kulkas. Membuka kulkas tersebut berniat mengambil kotak susu. Tapi, ia salah fokus melihat beberapa cup puding favoritnya.

Meski masih pagi, ia memilih mengambil puding. Bahkan dua puding.

Lalu kembali ke meja makan mulai memakan dua puding tersebut. Seraya tatapannya tertuju pada roti yang ditaburi meses. Yang belum ia makan sedikitpun.

Daripada mubazir, ia akan memberikan roti tersebut pada Papi. Sebagai ucapan terima kasih karena Papi membeli boneka bayi untuknya.

Aurora menambahkan toping berupa saus coklat agar lebih menarik. Itu menurutnya.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang