Dua guru hanya mampu menghela nafas panjang melihat kelakuan beberapa siswanya yang berkelahi di lapangan basket. Beberapa saat yang lalu sebelum dihentikan, keadaan lapangan basket kacau balau, seperti tawuran antar sekolah padahal mereka sesama murid sekolah tersebut.
Bukan hanya itu yang membuat mereka tercengang, tapi para siswi pun terlibat. Bertengkar dengan sesama perempuan.
Semuanya berkumpul di ruang guru karena di ruang BK ruangannya tidak cukup. Menunggu para wali mereka datang.
Dari sisi kanan terdapat para siswa yang beberapa babak belur dan salah satunya sedang mengompres selangkangannya akibat ditendang. Sementara di sisi kiri ada sekumpulan para siswi. Pun kondisi di antara mereka juga parah babak belur dan rata-rata siswi yang memakai pakaian cheerleader. Para siswi yang mengenakan seragam yang tidak karu-karuan hanya mendapat luka cakar sedikit pun rambut yang berantakan.
Juliet yang paling berantakan, bisa dibilang bonyok. Kedua lubang hidungnya di sumpal tisu untuk mencegah darah keluar. Gara-gara kepalanya di hantam oleh kepala Megumi. Sedari tadi gadis itu terisak yang membuat Megumi memutar bola mata jengah.
"Drama Queen banget!" desis Megumi. Beda dari teman-temannya yang lain yang menunjukkan tampang kekhawatiran karena wali mereka dipanggil, Megumi nampak sangat santai. Tentu saja karena ia menghubungi Uncle An tadi. Uncle An tidak akan memarahinya.
Tatapan Megumi tertuju pada Aurora yang masih memicing sinis pada anak-anak cheerleader. Tadi, ia yang menyuruh Aurora seperti itu untuk mengintimidasi mereka. Sepertinya temannya keterusan. "Rora stop!"
"Oh oke! Mata gue perih." Aurora mengerjapkan matanya cepat lalu menoleh menatap Freya yang menunduk dengan dua tanganya yang bertautan dan terkepal. Beberapa kali Freya menyebut nama Tuhannya. Memang diantara mereka berlima, Freya paling religius.
"Oh God! Mommy aku bener-bener bakalan masukin aku ke sekolah biarawati! Atau dia bakal hukum pancung aku!" Kedua mata Freya memerah karena menahan tangis. Freya adalah murid baik-baik. Baru kali ini sekolah memanggil walinya bukan karena prestasinya, tapi karena ia berkelahi.
"Ya, kalau hidup lo lurus terus, gak bakal menyenangkan. Sesekali kayak gini seru tau!" sahut Kalea berusaha menenangkan Freya, tapi Freya makin cemas. Kembali lagi berdoa.
"Emang lo gak takut sama bokap lo?" tanya Aurora pada Kalea. Memang, Ayahnya Kalea tidak galak, tapi sudah seminggu ini Kalea tiga kali masuk BK. Pertama karena sering bolos dan kedua karena selalu terlambat. Lalu hari ini terlibat perkelahian.
"Mas Kala yang dateng." Kalea menyengir. Tentu bukan Ayah yang ia hubungi. Walaupun Ayah cuek jika ia membuat onar. Kata Ayah 'namanya juga fase remaja menuju dewasa'. Memang Ayah Kalea sesantai itu, tidak pernah memarahi Kalea jika berbuat onar.
"Yang gue khawatirin, kalau nanti mereka nuntut kita gimana coba? Kan kita bikin mereka bonyok," ujar Kalea pelan seraya melirik anak cheerleader yang babak belur karena mereka.
"Tenang aja. Kan ada Citra," ujar Megumi seraya tertawa. Citra langsung mengacungkan jempol seraya tersenyum pongah.
Citra merupakan seorang anak dari keluarga yang sangat berpengaruh. Apapun yang diinginkan Citra, sudah pasti terpenuhi tanpa menimbulkan masalah.
"Kalian tenang aja. Mas Faras bakal urus semuanya kok," ujar Citra menenangkan.
"Astaga Citra! Kenapa kamu gak bilang dari tadi?! Aku udah terlanjur telepon Mommy-ku!" Freya mengerang kesal. Kalau saja Citra yang akan menuntaskan hal ini, tadi ia tidak perlu menelepon Mommy-nya agar ke sekolah. Kalau saja Mommy-nya tau disuruh kesekolah karena ia bertengkar. Sudah pasti tamat riwayat Freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
General Fiction》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...