Kirana gugup berada dalam mobil bersama Rasya. Sosok pria yang baru dikenalnya. Pun, ia tidak tau harus memulai percakapan apa untuk menghidupi suasana di antara mereka.
Jarang atau bahkan bisa dihitung jari, ia dekat dengan seorang pria. Pergi bersama seperti ini.
Pun ia berharap Rasya mengajaknya bicara, tapi pria itu hanya diam. Fokus menyetir.
Mungkin saja Rasya adalah tipe yang tidak suka mengobrol saat menyetir.
Menoleh, ia mengamati Rasya. Informasi yang ia dapat dari Tante Rita, jika pria ini seorang duda. Katanya cerai dari istrinya. Mulai dari jenjang pendidikan dan pekerjaan Rasya, Tante Rita sudah jelaskan lewat chat.
"Kenapa?"
Kirana tersentak lalu menggeleng. Salah tingkah. Merasa malu karena kedapatan mengamati Rasya.
"Anak saya juga sekolah di tempat kamu."
Oh pria itu mulai mengajaknya bicara.
Tante Rita juga memberitahu jika Rasya memiliki anak. Tapi, bukan anak kandung. Katanya keponakan pria itu yang sudah dianggap anak sendiri.
"Oh... em di kelas apa, Mas?"
Pria itu menoleh sejenak. "TK A. Kelas Lily 3. Namanya Shalita."
Kirana mengangguk pelan. "Saya mengajar di TK B kelas Jasmine 2."
"Ya saya sudah tau." Rasya menoleh lagi. "Dikasih tau Mama saya."
Lalu kembali hening beberapa saat hingga mereka tiba di tempat makan. Sebuah restoran.
Usai memesan, Kirana tidak sengaja bertatapan dengan Rasya yang membuatnya tersenyum salah tingkah. Pun pria itu tersenyum tipis.
Mereka makan, diselingi obrolan ringan tentang pekerjaan mereka masing-masing.
Tersisa dessert yang mereka makan.
"Em... kamu sudah dikasih tau kan tentang tujuan pertemuan kita ini?"
Kirana mengangguk pelan. Ia bisa melihat perubahan ekspresi Rasya yang terlihat dingin.
"Iya Mas."
Pria itu menggaruk dagunya sekilas lalu tersenyum geli. "Padahal kita sudah dewasa. Tapi, Mama kita masih menganggap kita anak kecil, jadi sampai masalah jodoh pun mereka turun tangan."
Tidak sadar Kirana ikut tersenyum geli. Setuju dengan perkataan Rasya. Mereka telah dewasa dan untuk urusan percintaan apalagi pernikahan, bisa menentukan sendiri. Seharusnya orang tua tidak ikut campur, bukan?
Rasya menaruh tangannya di tepi meja menatap lamat-lamat Kirana yang membuat wanita itu salah tingkah.
"Em kenapa Mas?" Kirana refleks menyelipkan rambutnya ke belakang telinga kanan.
"Maaf sebelumnya, umur kamu berapa tahun?"
"Dua puluh lima tahun."
Rasya mengangguk pelan."Umur saya tiga puluh empat tahun dan saya duda juga punya anak. Mungkin kamu mau nyari yang lebih dari saya. Seumur kamu dan gak duda tentunya."
Kirana mengerti arah pembicaraan Rasya yang seperti ingin menolak perjodohan ini. "Mas Rasya menolak perjodohan ini?"
"Em... tergantung kamu."
Kirana mengerutkan keningnya bingung menatap Rasya yang tersenyum tipis. "Maksud Mas?"
"Begini Kirana, saya sudah tua dan duda. Kayaknya agak gimana ya kalau saya yang nolak perjodohan ini. Nanti kamu sebut saya, sudah tua, duda, tapi pilih-pilih dan jual mahal." Keduanya tertawa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
Genel Kurgu》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...