Kirana masuk ke unit bersama Iyo yang membawa tas pakaian miliknya. Kembali tinggal di apartemen karena jika tinggal di rumah Ayah, jarak dari tempatnya bekerja begitu jauh. Meski Iyo sanggup mengantar jemput dirinya, tapi ia juga tak ingin merepotkan kekasihnya itu.
Juga Ayah yang menyuruhnya tinggal di sini saja. Dan tidak usah khawatir dengan kondisi Ayah.
Senyuman Kirana tidak pernah luntur dan Iyo menyadari itu. Merasa ikut senang, tapi penasaran dengan raut bahagia yang terpancar dari wajah Kirana.
Mengikuti Kirana ke dapur yang ingin membuat kopi untuknya. Duduk di stool bar seraya memperhatikan Kirana.
"Kayaknya ada hal yang menarik sampai bikin kamu senyum terus?" Kirana membalas tatapannya, lalu menaruh secangkir kopi di hadapannya.
Wanita itu mendekat lalu memeluknya dari belakang. Menumpukan dagu di pundak kanan Iyo. Membalas tatapan pria itu yang kepalanya menoleh ke arahnya. "Aku seneng banget. Walaupun sikap Ayah masih dingin, tapi dalam waktu beberapa hari terakhir ini aku ngerasa dekat sama dia."
Iyo ikut tersenyum mendengarnya. Mengusap punggung tangan Kirana yang berada di dadanya. "Aku ikut bahagia."
"Waktu itu Mas ngomong apa aja sama Ayah?" tanya Kirana. Mengingat jika saat kepulangan Ayah, Iyo juga datang bersama Aurora. Kata Aurora jika Papi dan Kakek bicara makanya menyusul dirinya ke dapur.
"Em... rahasia." Iyo menyeringai menatap Kirana yang terlihat kesal.
"Waktu aku ngomong sama Mama. Aku gak merahasiakan apapuh lho, Mas."
Iyo tertawa mendengar perkataan Kirana dengan nada merengek. Yang terdengar begitu manja. Sangat jarang melihat Kirana seperti ini.
"Gak ada apa-apa kok Sayang. Cuma percakapan biasa."
Mata Kirana memicing, tapi akhirnya mengalah. Berhenti mengorek mencari tau percakapan antara Ayah dan Iyo. Melepaskan pelukannya dari Iyo. Kirana pamit untuk mandi lebih dulu.
"Mau ku temenin?" Tawaran Iyo dan saat pria itu berdiri membuat Kirana lari masuk ke kamar. Tidak lupa mengunci pintu kamar.
Iyo sendiri tertawa, segera meraih cangkir kopinya lalu beranjak menuju sofa. Terdiam.
Di kepalanya kini tersusun berbagai rencana.
Pokoknya malam ini sofanya harus dicoba!
*****
Usai mandi. Kirana keluar dari kamar mengenakan baju tidur berlengan pendek, tapi celananya panjang berbahan satin. Rambutnya setengah basah, hanya sebentar menggunakan hair dryer hingga rambutnya tidak sepenuhnya kering.
Melihat Iyo yang fokus ke layar televisi. Pria itu melepas jaket kulit dari tubuhnya menyisakan baju kaos berwarna hitam.
Menyadari kehadiran Kirana, Iyo menatap ke arah wanita itu yang menghampirinya. Langsung menarik tangan Kirana duduk di sebelahnya. Merangkul pundak Kirana dengan tangan kirinya.
"Jadi, Rora masih nginep di rumah Mama?" Iyo mengangguk fokusnya masih di layar televisi. Menyaksikan para pemain film tersebut saling adu jotos.
"Aku nginep ya?" Iyo kembali menatap Kirana yang balas menatapnya.
"Rion... di rumah, kan?" Alih-alih menjawab, Kirana malah bertanya.
"Di rumahnya Anis. Dia nginep di sana. Boleh nginep, kan?" Iyo yang tau Kirana ingin mengalihkan pembicaraan, kembali bertanya.
Anggukan pelan kepala wanita itu membuat Iyo menyeringai. Mereka pun kembali menonton.
Kirana merasakan tangan kiri Iyo yang merangkulnya kini mengusap lengannya dengan pelan membuatnya kembali menatap pria itu. "Mas lapar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
General Fiction》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...