66. Lamaran

6.3K 832 50
                                    

Asap keluar dari mulut Iyo setelah ia menghisap sebatang rokok lalu menaruh puntung rokok yang telah habis ke asbak. Menyeringai seraya menawari rokok pada Anis yang baru duduk.

Bukannya menerima ataupun menolak dengan baik, Anis malah malah menendang kakinya. Benar-benar temannya itu, sepertinya masih menaruh dendam padanya.

Jadi, ia menawari Chito yang langsung diterima pria itu dengan sukacita. Karena jika di rumah ia tidak bisa merokok. Adanya dua anaknya serta istrinya yang tidak akan segan-segan mengusirnya. Padahal dulu Sasa sangat manis dan manja padanya, tapi berubah menjadi mirip Via. Sepertinya karena bergaul dengan wanita barbar itu.

Saat ini mereka berkumpul di rumah Andra. Berada di beranda samping. Outdoor, tempat khusus jika teman Andra datang. Karena adanya Iyo dan Chito yang merokok. Sang tuan rumah yang tidak merokok tentu melarang teman-temannya merokok di dalam ruangan, apalagi ada anaknya yang masih kecil.

Seperti biasa. Menjadi kebiasaan sejak dulu. Mereka akan berkumpul di rumah Andra. Menjadikan rumah Andra sebagai tempat tongkrongan mereka. Beda halnya dengan ngumpul bareng serta istri mereka, mereka akan mengundi di rumah mana yang akan dijadikan tempat berkumpul.

'Nongkrong' bagi mereka hanya dikhususkan untuk mereka berlima dan tempatnya selalu sama. Rumah Andra. Makanya Andra yang telah merenovasi rumahnya membuat beranda samping tersebut.

Malvin datang paling akhir. Juga Andra yang telah bergabung.

"Kalau lo ngajak ketemu cuma mau dengerin kebacotan lo. Gue gorok leher lo!" sahut Malvin datar. Tatapannya begitu dingin.

Mereka saling pandang merasa heran. Baru datang, tapi sudah marah-marah?

"Lo kenapa sih? Mas Koko lagi PMS ya?" Meski Malvin terlihat kesal, tapi Chito tetap menggoda temannya tersebut.

"Mungkin gak dapat jatah!" timpal Andra tertawa.

Malvin tidak mengacuhkan, ia mencari keberadaan Anis. "Anis mana?"

"Oh lagi ketemu anaknya," jawab Andra. Sebelum Malvin datang, Anis beranjak setelah menendang Iyo, pria itu segera berlalu ke belakang rumah.

'Bertemu anaknya', yang dimaksud Andra adalah Ayumi, anak pertama Anis dan Via yang telah meninggal sebelum dilahirkan. Dimakamkan di belakang rumah Andra. Karena dulu Via tinggal di rumah ini.

Anis datang kembali, duduk di dekat Malvin. Kini tatapan mereka tertuju pada Iyo yang memang mengajak mereka bertemu.

"Kita mau tempur di mana sih? Ada misi apa nih?" Chito mendapat tatapan kesal dari Iyo karena menyela sebelum Iyo bicara.

"Gue mau nikah!" Terjadi keheningan. Teman-teman Iyo mengerjap pelan lalu mereka berdiri. "Woii anjing lo pada!!" teriak Iyo kesal karena melihat respon temannya yang biasa saja. Tidak memberikannya ucapan selamat atau ekspresi bahagia.

Mereka kembali duduk.

"Aelah Yo. Lo kan bisa sampein di grup WA. Ngapain pake gini segala sih?!" gerutu Anis pelan. Seharusnya sekarang ia dan Via membuatkan Megumi adik. Walau tidak pernah jadi sih.

"Gue bener-bener mau ngegorok leher lo, Yo!" desis Malvin kesal. Auri sedang merajuk dan mereka belum baikan. Seharusnya sekarang ia membujuk Auri bukan malah datang ke sini. Ia pikir ada hal penting. Ya walau ini juga penting, tapi bisa saja kan Iyo mengumumkan lewat grup chat mereka.

"Parah banget lo semua. Masa responnya gini sih? Gue kecewa tau," Iyo mencebikkan bibir sedih membuat mereka merasa jijik melihatnya.

"Nikahnya sama siapa?" Chito bertanya berusaha menghibur Iyo. Sebagai sahabat yang baik.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang