Setelah terjadi keheningan beberapa saat, kedatangan dua orang mengalihkan perhatian mereka.
Tatapan Kirana tertuju pada dua orang itu. Mencoba mengingat sosok yang tidak asing saat melihat wanita itu menghampiri Orion.
"Rion, gak pa-pa?" tanya wanita itu lembut pada Orion yang menggeleng pelan.
"A-Adek..." Orion hampir menangis lagi, tapi wanita di hadapannya segera menenangkan.
"Rion, gak perlu cemas ya? Adek gak bakal kenapa-napa."
"Kok bisa sih Mas?" Kini tatapan Kirana tertuju pada pria yang memiliki kemiripan dengan Iyo. Mengamati dua pria itu yang mengobrol. Saling berdiri berhadapan. Kini tempat yang diduduki Iyo tadi diisi wanita tadi.
"Rora mau nyebrang."
"Terus yang nabrak?"
"Sempat kabur. Tapi udah diamankan polisi."
Kirana tersenyum tipis pada wanita yang kini menatapnya. Wanita itu balas tersenyum. Pun tersenyum pada sosok Irena yang juga tersenyum singkat, tapi kemudian memainkan ponselnya.
"Em... siapa ya?" tanya wanita itu. Terlihat di kedua matanya begitu penasaran.
"Saya Kirana. Gurunya Rion dan Rora."
"Ah... Saya Rere, Tantenya mereka."
Sementara Kirana dan Rere berbincang, Dera yang mengalihkan tatapannya pada mereka. Mengernyit penasaran dengan sosok wanita yang berbincang dengan istrinya.
Kalau Irena, ia kenal. Wanita itu menjadi 'partner' kakaknya untuk mengisi kekosongan kakaknya selama tiga bulan terakhir ini.
"Itu siapa Mas?" tanyanya pada Iyo seraya mengendikkan dagu ke arah wanita itu.
"Em... Kirana. Gurunya si kembar."
Dera memicingkan mata menatap Iyo yang tatapannya begitu intens pada sosok guru si kembar tersebut.
"Tumben lo naksir cewek yang 'adem'?" Iyo menendang lipatan lutut Dera. Menatap tajam adiknya itu.
"Biasanya kan lo demen yang 'hot' atau liar. Kayak itu tuh." Dera mengendikkan dagu ke arah Irena.
"Mending lo diem aja deh," desis Iyo kesal pada adiknya.
"Eh Dista orangnya 'adem' kan, Mas?" Meski Iyo menyuruhnya Dera tetap bicara. Lalu terdiam melihat ekspresi mendung kakaknya. Ia pun terdiam. Mengalihkan tatapannya pada Orion yang terkulai lemas.
*****
Operasi Aurora berjalan dengan lancar. Membuat semua orang yang menunggu dengan cemas bernafas lega.
Iyo meminta Dera dan Rere untuk membawa Orion pulang. Meski Orion mengamuk enggan dibawa pulang, tapi Iyo bersikeras agar Orion pulang saja.
Dera membawa Orion pulang, menggendong bocah itu yang tidak berhenti memukulnya. "Di rumah ada Adek Arga lho. Kamu pulang dulu, nanti kita ke sini lagi. Kan Adek Rora mau istirahat dulu," ujar Dera menenangkan. Orion pun tenang.
Ketiganya pulang meninggalkan Iyo, Kirana dan Irena yang berada di ruang perawatan Aurora yang belum sadarkan diri.
Tatapan Irena tajam pada Kirana. "Mending lo juga balik deh! Gak ada kepentingan juga lo ada di sini," sahutnya sinis.
Kirana tidak mengacuhkan, ia tetap menatap Aurora dengan pandangan iba. Melihat paha sebelah kanan gadis itu dibalut gips. Pun lengan kanannya terdapat goresan yang telah diobati. Mungkin gesekan pada aspal.
"Heh..."
"Mending lo yang balik, Ren! Lo berisik banget!" desis Iyo menatap tajam Irena yang langsung terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
General Fiction》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...