48. Mengenal Teman-Temannya

6.2K 768 25
                                    

Iyo menoleh menatap Kirana yang terlihat gugup. Ia tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya itu.

Menyuruh Kirana untuk turun dan mereka melangkah bersama memasuki rumah minimalis milik Andra dan Laras.

Seperti biasa jika ada kesempatan untuk meluangkan waktu, maka para sahabatnya akan membuat pertemuan seperti ini. Makan bersama dan nantinya mereka akan berbincang.

Mendengar cerita Iyo selama dalam perjalanan tadi tentang persahabatan pria itu yang terjadi selama puluhan tahun membuatnya merasa takjub. Mereka tetap menjalin hubungan persahabatan meski pernah beberapa kali terjadi cekcok di antara mereka.

"Kenapa gugup sih? Kan udah pernah ketemu sama mereka," ujar Iyo. Merasakan tangan Kirana berkeringat dalam genggamannya.

Kirana tersenyum lembut. "Tapi kan statusku sekarang beda... aku pacar kamu, Mas."

Iyo tertawa geli, ia menyelipkan rambut Kirana di belakang telinga wanita itu.

Suara anak-anak yang bermain menyambut pendengaran mereka ketika mereka masuk ke dalam rumah tersebut.

Orion dan Aurora memang lebih dulu ke rumah ini. Dijemput Anis dan Via tadi.

"Eits! Si bangsat udah gak sendiri lagi!" seru Chito. Setengah mengejek Iyo. Jika biasanya Iyo akan sendirian jika mereka berkumpul seperti ini, tapi beda dengan hari ini. Pria itu membawa seorang wanita yang ia kenal sebagai guru anaknya. 

"Iya dong! Kenalin nih cewek gue!" seru Iyo bangga mengenalkan Kirana pada teman-temannya. Merangkul pundak Kirana.

Kirana tersenyum menyapa mereka. Merasa canggung dan salah tingkah ketika mereka semua berseru menggoda.

"Pantas aja kemarin-kemarin lo senyum kayak orang tolol. Ternyata dia penyebabnya?" Andra mendengus geli. Mengingat tingkah Iyo dari kemarin seperti orang konyol. Tersenyum sepanjang hari. Bahkan tertawa sendiri.

"Bisa jatuh cinta juga lo? Gue kira lo udah mati rasa, bangsat!" Tentu, tanpa Iyo menoleh sudah tau siapa pemilik suara yang mengeluarkan kata-kata busuk itu.

Mendelik tajam pada Anis yang tertawa bersama Chito. Pria tinggi itu duduk di sebelah Chito.

"Emang lo pikir gue apaan, kampret?! Bisalah jatuh cinta apalagi sama Ranaku Sayang."nIyo menoleh pada Kirana. Mengusap pipi Kirana.

Kirana tersenyum malu, ia menyenggol pelan pinggang Iyo. Memberi isyarat agar Iyo berhenti membuatnya salah tingkah.

Ekspresi teman-teman Iyo ingin muntah, kecuali Malvin yang seperti biasa hanya diam mengamati dengan ekspresi minim.

"Kepada Bapak Malvin, adakah yang ingin disampaikan untuk duda bangsat ini?" Chito berceletuk pada Malvin seraya tertawa. Biasanya jika Malvin angkat suara maka Iyo akan kesal.

Sebelum Malvin bicara, Iyo segera menyela, "Gak usah ngomong lo! Jangan bikin gue gak mood."

"Siapa juga yang mau ngomong!" sinis Malvin lalu meneguk minumannya. Yang lain menertawakan Iyo. Begitupun Kirana yang tertawa pelan.

"Sayang, jangan ketawa juga dong. Belain aku," rengek Iyo dengan suara manja membuat Kirana melotot. Sedangkan teman-temannya bergidik jijik.

"Asli! Lo harus inget umur Yo! Gak cocok lo sok imut gitu!" sahut Anis menatap jijik Iyo.

"Ngaca lo!" ujar Malvin yang kini Anislah yang menjadi bahan tertawaan. Padahal Anis lebih parah dari apa yang Iyo lakukan sekarang. Berkali-kali lipat lebih manja dari Megumi jika berhadapan dengan Via.

Kirana pun pamit, ia bergabung bersama para wanita yang ternyata ada di dapur sedang menyiapkan masakan.

"Hai Kirana! Mari!" sapa Laras ketika menyadari sosok Kirana. Tentu sudah tau karena telah diberitahu sebelumnya oleh Iyo jika pria itu akan mengajak Kirana ke rumahnya. Yang membuatnya agak terkejut karena Iyo mengatakan Kirana adalah kekasihnya.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang