Chapter 78 : Cerita di Balik Itu Semua

11 0 0
                                    

6 tahun yang lalu.

"Saya percaya novel ini akan sangat laku di pasaran. Sebab, genre roman picisan seperti ini memang sedang dicari oleh kalangan remaja! Meskipun kamu masih baru memulai, tapi kemampuan menulismu sudah sangat bagus, Fel!" Seru Sania selaku editor naskah novel seorang gadis berumur 16 tahun yang bernama Felicia.

Hari ini pada tanggal 25 Juli, di sebuah kafe di Jakarta, mereka berdua baru saja usai menentukan desain sampul yang menarik untuk dijadikan cover novel pertama Felicia. Gadis berusia 16 tahun itu sungguh antusias saat segala proses percetakan novelnya benar-benar hampir mencapai tahap akhir.

"Kalau gitu, apa sekarang kita sudah mencapai tahap persetujuan akhir, Mbak?" Tanya Felicia.

"Tentu saja! Setelah kamu menandatangani surat perjanjian penerbitan bersama, saya akan langsung mengirimkan naskah ini ke pabrik percetakan Ayahmu. Lalu setelah itu, kita akan mendistribusikannya ke berbagai macam toko buku di seluruh Indonesia!"

Mendengar hal tersebut, Felicia semakin senang. Akhirnya, hobi menulisnya bisa ia salurkan lewat pembuatan novel pertamanya. "Kapan saya bisa menandatangani surat perjanjian penerbitannya, Mbak?"

"Besok langsung datang aja ke kantor saya, nanti saya bawakan surat perjanjiannya." Ujar Sania.

Felicia pun mengangguk paham, dan setelah berbincang lebih lama lagi dengan Sania untuk membahas beberapa topik lain yang dibutuhkan, pertemuan itu pun usai.

"Kalau begitu, sampai jumpa besok!" Sania pamit. Wanita yang berusia 29 tahun tersebut tampak begitu ramah terhadap Felicia.

"Iya, Mbak..." Felicia membalas dengan senyuman ramah, lalu ikut berpamitan pulang ke rumahnya dengan hati yang riang gembira. Ia sungguh tak sabar menantikan hari esok.

***

Felicia, yang ditemani dengan sang Ayah, akhirnya bisa bernapas lega setelah berhasil menandatangani surat perjanjian dan kontrak pada perusahaan pernerbitan yang menjadi naungannya sebagai penulis novel.

"Baiklah. Kalau begitu, sesuai jadwalnya, besok saya akan membawa semua berkas untuk keperluan penerbitan novelnya ya, Pak. Termasuk naskah, cover, layout, kualifikasi buku, jadwal pendistribusian, dan data lainnya ke perusahaan Bapak..." Ujar Sania setelah melewati beberapa kesepakatan diantara mereka. "ISBN-nya juga sudah diurus ya, Pak." Lanjutnya.

"Oh iya, kebetulan saya ada urusan ke luar kota besok. Jadi kalau besok tidak sempat bertemu dengan saya, anda bisa langsung serahkan kepada operator cetaknya saja ya. Nanti akan saya koordinasikan kepada mereka." Tutur Ayah Felicia.

Ayah Felicia memiliki perusahaan percetakan yang cukup terkenal di Jakarta. Usahanya bisa dibilang sangat sukses karena memiliki banyak klien dari berbagai perusahaan penerbitan yang biasanya berdiri sendiri dan tidak memiliki percetakan tersendiri. Klien-klien tersebut begitu mempercayakan naskah mereka untuk dicetak di perusahaan percetakan milik Ayah Felicia. Selain kualitas percetakan yang bagus, kinerja perusahaan tersebut juga tidak main-main. Segala sesuatu yang menjadi agenda di perusahaan itu, selalu dijadwalkan dengan baik dan tepat waktu, sehingga para klien yang bekerja sama dengan mereka selalu puas dengan hasil kerja perusahaan tersebut.

Namun sayangnya, Ayah Felicia hanya berfokus kepada usaha percetakannya saja. Tak sedikitpun ia berpikir untuk membangun perusahaan penerbitan yang dapat dikelola sejalan dengan perusahaan percetakannya, seperti beberapa perusahaan gabungan antara percetakan dan penerbitan lainnya, sehingga hal tersebut mengharuskan Felicia untuk mencari perusahaan penerbitan yang mau menjadi tempat naungannya sebagai pendatang baru dalam dunia tulis-menulis ini.

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang