Chapter 15 : Kereta Api

42 4 0
                                    

Pertengkaran kecil yang terjadi di rumah tadi menyebabkan Felicia dan ayahnya hanya diam tak menyapa satu sama lain saat sang ayah mengantarkan putrinya ke stasiun menggunakan mobil. Kalau biasanya Felicia duduk di bangku depan penumpang mobil, kali ini ia duduk di bangku belakang sebagai bentuk ke-ngambek-annya terhadap sang ayah.

Setelah lama perjalanan dirudung oleh hening, akhirnya mobil milik ayah Felicia berhenti tepat di depan stasiun untuk menurunkan anak gadisnya di sana.

"Hati-hati di jalan. Kalau udah sampai di Bandung, jangan lupa kabari," gumam sang ayah saat Felicia hendak turun dari mobil dengan nada yang terdengar sok cuek.

Felicia memandang sang ayah dari belakang lalu tersenyum samar. "Ya, Ayah juga jangan minum alkohol terus." Sindir gadis itu, ia mengulurkan tangannya untuk bisa mencium tangan ayahnya sebelum pergi dari sana.

Setelah Felicia mencium punggung tangan pria paruh baya itu, ia segera turun dari mobil. "Dah, Ayah" katanya sambil melambai, ia masuk ke stasiun lalu duduk di bangku untuk menunggu datangnya kereta api sesuai jadwal.

Gadis itu melirik arlojinya, waktu di sana menunjukkan pukul 22.23 WIB, yang berarti sebentar lagi kereta apinya akan datang untuk bisa mengantarkannya menuju kota Bandung.

Saat menunggu pemberitahuan untuk masuk ke dalam kereta api, tiba-tiba saja seseorang menepuk bahu Felicia dengan perlahan. "Hei," kata orang itu.

Felicia tersentak, ia langsung menoleh dan mendapati Zhavier yang tengah tersenyum kepadanya. Pria itu mengenakan pakaian kasual yang dipadukan hoodie berwarna hitam dengan sebuah tas ransel yang disandangnya ke belakang.

 Pria itu mengenakan pakaian kasual yang dipadukan hoodie berwarna hitam dengan sebuah tas ransel yang disandangnya ke belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Outfit yang dikenakan Zhavier saat ini memberikan kesan berbeda bagi Felicia. Karena selama ini, saat Felicia bertemu dengan Zhavier, pria itu selalu mengenakan setelan jas yang menunjukkan aura CEO muda suatu perusahaan besar. Tapi pakaian Zhavier yang kasual kali ini terlihat sederhana tapi begitu manis, bagi Felicia.

"Zhavier?" Gumam Felicia, ia bingung kenapa pria itu bisa ada di stasiun.

"Kaget ya ketemu saya lagi?" Kata Zhavier seraya tersenyum kecil.

***

"Pa, besok kita pulang ke Bandung jam berapa?" Tanya Zhavier saat ia baru saja kembali ke hotel di mana ia dan ayahnya tinggal untuk beberapa saat.

"Papa gak pulang besok, nak." Jawab Gilang, ayah Zhavier yang sedang berpaku pada laptopnya. "Ternyata Papa masih ada urusan di sini. Kayaknya Papa bakalan pulang Selasa."

"Loh, jadi Zhavier gimana? Zhavier kan harus udah di kantor besok siang....", ujar Zhavier sembari melepas dasinya.

"Kamu pulang duluan aja besok sama Pak Doni, biar hari Selasa, Papa pulang naik kereta api aja." Tukas Gilang, menyuruh putranya untuk pulang bersama dengan supir pribadi mereka.

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang