Chapter 69 : Bagaimana kalau..?

28 2 0
                                    

Steffy siap mendandani Felicia tepat tiga puluh menit sebelum waktu yang dijanjikan oleh Nathan berlalu. Untuk pakaiannya, Steffy menyarankan Felicia agar memakai dress katun simple berwarna cerah dan lembut. Untuk rambut, Steffy mengikat setengah rambut Felicia yang panjang itu lalu diberikannya model wavy pada bagian bawah. Sementara untuk riasan wajah, Felicia memilih tidak memakai apapun yang berat selain pelembab bibir dan liptint.

Berkali-kali Felicia memeriksa penampilannya pada pantulan cermin, berkali-kali juga ia protes kepada sang sahabat.

"Stef, kenapa aku harus pake dress gini sih? Kayak mau kemana aja. Terus, ini rambut juga kenapa rapi banget buatnya?"

Steffy menghela napas pelan sebelum akhirnya menanggapi. "Lo itu lagi protes atau lagi memuji keahlian gue, sih?"

"Ya, dua-duanya. Lagian, Nathan kan bilang dia bakalan jemput pakai motor, kalau aku pakai dress gini, bakalan susah dong duduknya. Terus rambut aku juga bakalan berantakan kena angin." Ujar Felicia.

"Hm... iya juga. Yaudah, suruh dia bawa mobil aja." Kata Steffy gampang.

"Ya gak bisa sesuka hati gitu dong, Stef. Yakali aku minta dia bawa mobil." Tolak Felicia. "Ganti outfit aja ya?"

"Yah, padahal ini udah cocok banget loh."

"Iya sih. Tapi ini terlalu cantik untuk event malmingan doang."

"Loh, emangnya kenapa?"

"Ntar kalo Nathan ngira aku sengaja tampil cantik di depan dia, gimana? Kan bisa bahaya kalo dia sampai salah paham." Ujar Felicia.

"Ya, santai aja kali. Lo tampil cantik buat diri lo sendiri, bukan buat orang lain. Iya kan?"

"Iya, tapi tetap aja harus lihat situasi dan orangnya."

"Hm... iya deh." Steffy menyerah, lalu ia kembali memilihkan pakaian lain untuk dipakai oleh Felicia. "Ini aja." Katanya seraya memberikan baju kodok untuk dipakai.

"Hah, ini kan rok juga, Stef." Protes Felicia lagi. "Sama aja susah duduknya."

Steffy mendesis. "Sshh... udah pakai aja. Gak usah protes!"

".... Gak bisa pakai celana aja ya?" Felicia masih berusaha untuk bernegosiasi.

Steffy menggelengkan kepalanya. "No. Malam ini lo harus tampil cute, innocent, and feminine. Lagian lo kan juga suka pakai baju kodok kayak gini. Jadi, pas kan?"

"Iya sih.... tapi kalau Nathan-nya salah paham gimana?" Kata Felicia lagi.

"Udahlah, santai aja. Mana mungkin dia salah paham, dia kan tahu kalo lo itu hatinya gak gampang goyah, makanya sampe sekarang dia masih berjuang."

"Iya kah?"

"Iya, udah sana ganti bajunya."

"Oke, bentar." Jawab Felicia patuh, lalu ia pergi ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya.

Setelah itu, ia dan Steffy menunggu kedatangan Nathan dalam beberapa menit di ruang keluarga sambil menonton TV. Tak lama kemudian, suara klekson motor pun terdengar dari arah depan rumah.

"Itu si Nathan udah datang." Kata Steffy setelah mengintip lewat jendela.

"Oh, iya. Dia juga udah chat aku." Sahut Felicia. Ia pun beranjak ke kamar untuk mengambil tasnya. "Kamu yakin mau di sini sendirian, Stef? Gak mau ikut aja?" Tanya Felicia lagi untuk kesekian kalinya dalam satu hari ini.

Steffy menggeleng pasti. "Enggak. Gue di sini aja. Lagian kalau gue ikut, gue naik apa coba? Masa iya kita tarik tiga."

"Kamu bisa naik ojek sendirian."

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang