Chapter 4 : Begin

79 4 18
                                    

Suara tik bersambungan yang berasal dari jemari Felicia itu menemani malam minggu di kamarnya. Ia sibuk menyusun alur cerita ber-genre romance yang ia rencanakan sejak tadi.

Sudah seminggu berlalu sejak tahun baru, tapi Felicia masih saja belum menemukan cara yang tepat untuk mengakhiri cerita yang ia buat itu.

Beberapa saat kemudian, ia menghentikan kegiatan mengetiknya. Felicia menghela napas lalu menyandarkan badannya pada sandaran kursi. "Kayak ada yang kurang" gumamnya pada diri sendiri.

Felicia meraih ponsel yang tak jauh dari dirinya lalu membuka sosial medianya untuk sekedar mencari inspirasi baru. Saat sedang sibuk berkutat pada ponselnya itu, tiba-tiba saja masuk sebuah panggilan ke media sosialnya. Itu telepon dari teman kuliahnya yang bernama Dina.

"Halo Fel!" Seru Dina sesaat setelah Felicia menjawab panggilannya.

"Halo, Din"

"Sendirian aja lo malam minggu?" Goda Dina.

"Ahahah, iya" balas Felicia.

"Pasti lagi ngerjain novel ya?"

"Yap, benar sekali" jawab Felicia diikuti anggukan pelan.

"Pantes jomblo terus." Sindir Dina lalu tertawa lepas.

"Hahah, kayak kamu ga jomblo aja" balas Felicia.

"Eh iya, lupa diri gue" tukas Dina.

"Hahaha"

"Eh, ngomong-ngomong, Fel Gue ada berita baru."

"Apa, Din?" Balas Felicia.

"Ingat cerita tentang perusahaan XXX yang gue bilang waktu itu?" Tanya Dina.

Felicia berpikir sejenak, lalu akhirnya ia mengingat cerita Dina tempo hari tentang sebuah perusahaan yang pemimpinnya akan diteruskan oleh seorang pria yang diyakini sebagai cucu si pemimpin sebelumnya.

"Iya, ingat. Kenapa?"

"Nah," Dina mulai bercerita. "Gue kan pernah bilang kalau si calon penerusnya ini kuliah di New York"

"Iya" Felicia mulai menyimak.

"Terus ternyata dia sejak lulus SMA udah tunangan sama cewek--"

"Ya iyalah sama cewek. Masa tunangannya sama cowok" potong Felicia.

"Hahahah!" Dina tertawa lepas. "Bukan gitu! Belum selesai gue ceritanya"

Felicia ikut tertawa kecil. "Yaudah, lanjut"

"Nah, ternyata ya.. si calon penerusnya ini--"

"Wait" sergah Felicia.

"Kenapa?" Tanya Dina.

"Pakai nama aja biar gampang"

"Oke, nah ternyata si Zhavier ini--"

"Zhavier? Siapa itu?"

"Si calon penerus perusahaan yang gue bilang tadi loh ah!"

Felicia tertawa kecil mendengar nada kesal Dina. "Oke hahaha, lanjut"

"Jadi, si Zhavier ini kan baru pulang tuh dari New York pas bulan Desember kemarin, terus denger-denger dia bakalan ngambil alih perusahaannya bulan depan, Februari." Jelas Dina.

"Hm.... Terus, apa hubungannya sama tunangannya yang kamu sebut tadi?" Tanya Felicia.

"Oh iya, gak ada hubungannya sih. Cuma gue mau bilang aja, kemarin itu gue dapat kabar kalau tunangannya itu jalan sama cowok lain pas si Zhavier ini masih di New York. Parah kan?" Kata Dina.

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang