Chapter 9 : Ketertarikan Spontan

51 6 26
                                    

"Hai, gue Aldi." Tutur Aldi memperkenalkan diri kepada Felicia saat pria itu baru saja datang beberapa saat yang lalu bersama dengan Verrent, gebetan Steffy.

"Aku Felicia," balas Felicia sembari menyambut uluran tangan dari Aldi.

"Nah, kalau ini Verrent." Tak lupa Steffy memperkenalkan pria yang satu itu kepada Felicia.

"Felicia." Balas gadis itu singkat dengan menyebutkan namanya saja.

Lalu mereka pun duduk dan segera memesan sesuatu dari menu yang telah diberikan kepada mereka masing masing sambil menikmati live music yang tengah berlangsung di sana.

Setelah menentukan pesanan dan segera memesan, beberapa topik percakapan mengalir begitu saja di antara mereka berempat. Sambil menikmati hidangan dan live music yang berlangsung, semuanya saling bercerita untuk mengenal satu sama lain kecuali Felicia. Ia memilih untuk tidak terlalu terbuka kepada dua orang yang baru saja dikenalnya itu. Itu  peraturan yang ia buat untuk dirinya sendiri dan peraturan semacam itu sudah berlangsung sejak lama sehingga menjadi sebuah kebiasaan baginya.

"Mau tambah minumnya lagi, Fel?" Tanya Aldi saat melirik gelas minuman Felicia yang sudah kosong.

Felicia tersenyum samar lalu menggeleng. "Enggak," jawabnya singkat.

"Oke deh." Balas Aldi.

"Oh iya, Stef. Katamu, kau kerja part-time di kafe. Di kafe yang mana?" Tanya Verrent penasaran.

Steffy tersenyum ringan lalu memandang Felicia yang ada di sampingnya. Sementara yang dipandang hanya diam kebingungan mengartikan maksud dari tatapan itu.

Steffy kembali memandang Aldi dan Verrent secara bersamaan. "Di sini." Katanya gampang.

"Eh? Ini kafe bokap lo?" Tanya Aldi yang tampak kaget.

Steffy mengangguk mantap.

"Wow. Pantes aja lo ngajak ketemuan di sini ya." Kata Verrent sembari tertawa.

"Hahaha, iya. Lumayan kan? Untung deh kafe ini" balas gadis itu.

"Ya, strategi yang bagus." Puji Verrent. "Hahahaha"

Steffy senang bukan main saat mendengar Verrent memujinya. Padahal itu cuma pujian basa-basi.

"Gimana menurut kalian live music di sini?" Tanya Steffy. "Bagus gak? Soalnya temanya malam ini lagu jadul yang masih populer."

"Bagus kok." Jawab Aldi. "Entah kenapa gue masih suka aja dengar-dengar lagu jadul kalau suasananya lagi begini. Pas aja gue rasa." Lanjutnya.

"Iya. Gue setuju sama Aldi." Verrent mengekor. "Walaupun ada beberapa lagu yang belum pernah gue dengar, tapi lagunya terdengar enak."

"Kalau lo, Fel?" Tanya Aldi.

"Kalau Felicia, dia pasti suka. Soalnya dia pernah bilang kalau dia suka lagu-lagu lawas. Iya kan, Fel?"

"Beneran?" Tanya Aldi, lagi.

"Iya." Felicia mengangguk samar. "Aku suka lagu-lagu lawas." Lanjutnya menegaskan.

"Selamat malam para tamu sekalian!" Sapa seorang vokalis yang tengah berada di atas panggung mini tersebut setelah usai menyanyikan sebuah lagu lawas bersama bandnya. "Malam ini saya mau memberi kesempatan kepada para tamu untuk mempersembahkan sebuah lagu yang bertema jadul. Ada yang mau mengajukan diri?" Tawar si vokalis tersebut menggukan mic.

"Kalau gitu, lo aja Fel! Persembahkan sebuah lagu gih!" Suruh Steffy tiba-tiba.

"Hah?" Felicia mengerutkan dahinya.

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang