"Menurut saya, novelmu ini butuh sedikit sentuhan adegan dewasa." Komentar Angelica, editor naskah novel-nya Felicia, saat mereka sedang bertemu di sebuah restoran yang berada di dalam mall.
Felicia mengernyit, "A-adegan dewasa gimana?" Tanyanya kaku.
"Ya, misalnya kiss scene?" Saran Angelica.
"Kiss scene?"
Angelica mengangguk. "Ya. Berikan sedikitlah adegan romantisnya melalui kiss scene. Lagi pula novelmu ini kan latar belakangnya juga di luar negeri, tak masalah jika kamu memberi sedikit adegan ciuman manis di naskah novelmu. Saya yakin pembaca akan menyukainya."
Felicia berdeham, "Hm.... tapi apa itu aman untuk pembaca? Saya takut terlalu vulgar..."
Angelica tertawa kecil lalu menanggapi, "Aman kok, asalkan jangan lebih dari itu. Kiss scene masih batas wajar, apalagi untuk latar tempat luar negeri."
"Oh..." Felicia manggut-manggut. "Baiklah."
"Oh iya, satu lagi. Alurnya jangan terburu-buru, Fel. Konfiknya sudah pas, tapi berikan beberapa chapter tambahan lagi untuk mengulur waktu pada masalah klimaksnya. Biar pembaca juga gak merasa ceritamu terlalu cepat." Kata Angelica seraya menyusun kembali kertas naskah novel yang dibuat Felicia.
"Saya mengerti kalau kamu terbiasa membuat novel misteri yang selalu to the point saat menguak masalah utamanya, tapi untuk cerita ber-genre romance, kamu boleh sedikit mengulur waktu dan menambah adegan-adegan manis antara dua karakter utamamu. Pembaca itu suka menikmati adegan-adegan manis kedua karakter utama." Lanjutnya.
"Oh, begitu ya... sepertinya saya harus membaca novel romance lebih banyak lagi ya.."
"Ya, saya setuju. Semakin banyak kamu baca, semakin banyak inspirasi yang mungkin muncul. Tapi, inspirasi itu bisa datang darimana saja sih." Kata Angelica sambil mengangguk setuju. "Yah, pokoknya semangat! Walau kamu baru pertama kali menulis novel romance seperti ini, saya yakin kok novelmu ini bakal disukai banyak orang."
Felicia tersenyum simpul. "Makasih banyak, Angelica."
"Sama-sama, Fel. Saya balik dulu ya? Ingat loh, deadline-nya 2 bulan lagi. Jangan terburu-buru, tapi juga jangan terlalu santai." Tukas Angelica.
"Iya."
"Kalau kamu lagi gak ada ide atau buntu banget, kamu bisa hubungi saya, siapa tahu saya bisa kasih ide. Atau kalau kamu butuh saran lain, hubungi saya aja. Oke?"
"Iya, makasih banyak ya." Kata Felicia.
"Yap. Kalau gitu, saya permisi ya.."
"Iya. Hati-hati di jalan, Angel." Pinta Felicia.
Setelah melambaikan tangan, Angelica pun berlalu meninggalkan Felicia yang masih duduk di restoran tersebut. Gadis itu kembali membuka naskah novelnya untuk memeriksa kembali alur cerita yang ia buat. Ia mulai memutar pulpennya sambil memikirkan ide baru yang mungkin bisa muncul di kepalanya untuk bisa dituangkan dalam revisi adegan untuk melengkapi bagian-bagian dari novel buatannya.
Gadis itu menghela napas panjang setelah beberapa saat kemudian pun tak kunjung mendapatkan ide untuk mengisi lembaran kosongnya. Ia meraih ponselnya, berniat untuk mencari inspirasi melalui media sosial miliknya. Saat membuka explore ig, gadis itu menemukan sebuah unggahan foto yang menarik perhatiannya.
Ini Nabila kan?, batin Felicia saat melihat sebuah foto perempuan di fitur explore instagramnya. Felicia yang penasaran itu pun segera membuka profil instagram tersebut dan memang benar bahwa akun tersebut adalah milik Nabila, mantan kekasih Zhavier.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Romance[Sekuel SWEET PEA] Zhavier kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya di kota New York. Ia kembali dan mengambil alih perusahaan kakeknya lalu menjadi CEO muda di sana. Kini setelah perusahaan itu berada di tangannya, semuanya men...