Chapter 11 : Ini Takdir 'Kan?

47 4 29
                                    

"Eh iya, tadi kamu belum jawab pertanyaanku, Fel. Kenal Zhavier sama Nabila darimana?" Tanya Nayla lagi untuk mengisi kekosongan suasana saat jalanan sedang macet saat itu.

"Oh iya.... aku ceritain ya..."

"Iya..."

Lalu Felicia pun meringkas tentang bagaimana ia bisa mengenal mereka berdua. Dimulai dari Felicia yang tidak sengaja terlibat dalam permasalahan Thalia dengan Nabila karena Aditya di waktu yang lalu, tentang bagaimana ia bisa diperingati oleh Nabila pada hari konferensi pers di perusahaan Zhavier, dan terakhir mengenai Zhavier yang terus-terusan penasaran dengan pembicaraan yang ia dan Nabila lakukan waktu itu.

"Wah..." Speechless, begitulah keadaan Nayla sekarang. Ia tak menyangka bahwa Nabila melakukan itu terhadap Zhavier. Padahal dahulu, ia ingat bahwa Nabila begitu menyukai Zhavier. Apalagi saat Nabila bisa bertunangan dengan Zhavier dulu. Salah satu hal yang memaksa Nayla sendiri harus putus dengan Zhavier. Tak bisa dipungkiri bahwa Nayla sedikit marah di dalam hati karena tahu bahwa Nabila menyia-nyiakan Zhavier seperti itu. Walaupun ia ingat bahwa Zhavier pernah mengaku bahwa pertunanganan itu ialah pertunangan yang berkedok bisnis, tetap saja Nabila tak seharusnya melakukan itu saat ia masih berstatus sebagai tunangannya Zhavier.

"Eh... kayaknya aku terlalu banyak cerita ya?" Tanya Felicia saat menyadari Nayla yang diam. "Tapi aku bukannya bilang Nabila selingkuh ya... aku kan bukan siapa-siapanya mereka... gak bisa memvonis gitu aja, ntar jadi fitnah lagi.." tambahnya.

"Hahaha, iya santai aja, Fel. Aku gak akan bilang ini sama siapa-siapa. Jadi tadi Nabila sama si.. Aditya itu ya?" Tanya Nayla, memastikan.

"Iya."

"Oh..." Nayla manggut-manggut.

"Kalau kamu, Nay? Kenal mereka dari mana?" Felicia gantian bertanya.

"Oh... aku..." Nayla menggantung kalimatnya. "Aku mantan pacarnya Zhavier, Fel." Akunya.

Felicia tersentak kaget, ia menutup mulut dengan kedua tangannya. "Serius?!"

Nayla menoleh ke Felicia, mengangguk kecil, lalu kembali memandang ke depan. Fokus ke jalanan.

"Aku mantannya pas SMA dulu, kami putus karena Zhavier tunangan sama Nabila. Terus Zhaviernya pergi ke New York buat kuliah di sana." Ringkas Nayla.

Wah dunia ini memang benar-benar sempit, gumam Felicia dalam hati.

"Berarti, mantan yang pernah kamu ceritain pas kita pertama kali bertemu waktu itu.... Zhavier?" Tanya Felicia saat ia mengingat ketika mereka pertama kali bertemu dan bagaimana Nayla menceritakan sedikit kisah cintanya sebagai referensi untuk novel romantis yang akan digarap Felicia.

"Hahaha, iya. Kamu masih ingat ya?"

"Iya. Soalnya cerita kamu yang aku ambil sebagian terus aku jadiin jalan cerita novelku." Ungkap Felicia. "Ah, iya. Tapi namanya disamarkan kok!"

"Hahaha, aku terharu ceritaku bisa jadi inspirasimu loh, Fel." Tukas Nayla.

"Tapi serius, dunia itu sempit ya. Kok aku bisa ketemu kamu, ketemu Zhavier, sampai Nabilanya juga..." gumam Felicia tak habis pikir.

"Mungkin ini yang dinamakan takdir, iya kan?"

"Hahah iya, mungkin..." Lalu entah darimana, sebuah ingatan muncul di benak Felicia. Ingatan itu berasal dari kejadian dua hari lalu. Hari dimana kafe tempat Felicia bekerja mengadakan live music yang dihadiri oleh Zhavier juga.

Ia ingat betul bahwa nama Nayla disebut sewaktu Felicia tak sengaja mendengar percakapan antara Zhavier dan Hosea waktu itu.

"Lo sendiri gimana? Gak ngebucin?"

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang