Chapter 62 : Perayaan

22 3 2
                                    

Gara-gara teddy bear besar dari Zhavier, yang Felicia tenteng pada saat hari wisuda dua hari yang lalu, Maria dan Dina jadi tahu tentang kedekatan dirinya dengan Zhavier. Awalnya Maria dan Dina sangat terkejut dengan hal tersebut. Mereka heran tentang bagaimana Felicia bisa menjadi begitu dekat dengan Zhavier. Tapi kemudian semua itu terjawab oleh penjelasan singkat dari Felicia.

Awalnya Felicia sempat ragu untuk bercerita. Entah kenapa ia enggan menceritakan kedekatannya dengan pria itu, karena toh mereka tidak punya hubungan yang jelas. Tapi setelah berpikir ulang, tidak apa-apa rasanya jika bercerita sedikit kepada teman-temannya. Lagi pula, Felicia kan tidak mengaku menyukai Zhavier, ia hanya mengaku bahwa dirinya dan Zhavier belakangan ini menjadi semakin dekat sebagai teman. Itu saja. Memang awalnya Dina dan Maria tidak percaya bahwa Felicia dan Zhavier hanya berhubungan sebagai teman dekat, apalagi Felicia pernah bilang kalau ia sedang menyukai seseorang, tapi kemudian Steffy membantu Felicia meyakinkan kedua temannya itu. Gadis itu bahkan mengatakan bahwa Hosea-lah yang membantu mereka menjadi teman. Steffy juga bilang kalau ia sedang dalam masa pendekatan dengan Hosea, jadi Zhavier dan Felicia seolah dijadikan 'mak comblang' antara dirinya dengan pria tersebut, padahal sebaliknya. Dan jadilah Maria dan Dina percaya dengan kenyataan yang sudah dibalikkan itu.

Alasan mengapa Felicia tidak menyebutkan bahwa ia menyukai Zhavier adalah karena ia merasa minder jika harus menyukai orang seperti Zhavier. Ia masih kurang percaya diri mengatakan bahwa ia menyukai pria itu di depan orang-orang, kecuali Steffy, karena sahabatnya yang satu itu sudah terlanjur tahu duluan. Dan di dalam hatinya, Felicia sangat bersyukur bahwa Steffy sudah mengerti isi hatinya bahkan sebelum ia meminta bantuan.

"Harus sampai jam 3 ya?" Tanya Steffy memastikan jam keberangkatan Felicia melalui telepon.

"Iya." Balas Felicia.

"Oke." Lalu gadis diseberang sana pun memutuskan panggilan.

Hari ini, setelah orang tua Felicia mengadakan perayaan wisuda kecil-kecilan di Bandung dengan keluarga besarnya, mereka pun memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Sebelum pulang, tentunya Felicia sudah berpamitan kepada teman-temannya di Bandung, juga kepada induk semangnya. Sesudah pengemasan barang-barang di kosnya usai, kedua orang tua Felicia pun datang dari hotel untuk pergi bersama-sama ke stasiun kereta api. Dan dengan tawaran tumpangan dari Steffy yang ingin mengantarkan Felicia dan kedua orang tuanya ke stasiun kereta api, mereka pun sampai tepat waktu pada jam 3 sore waktu setempat.

"Makasih banyak ya, Stef." Ucap Felicia setelah mereka sampai dan menurunkan beberapa barang yang dibawa.

"Iya, makasih banyak ya, Nak Steffy." Ujar ayah Felicia yang ikut berterima kasih.

"Maaf banget udah ngerepotin loh." Timpal ibu Felicia.

"Ah, bukan apa-apa kok, Om, Tante. Saya senang bisa nganterin." Balas Steffy ramah. "Tapi kapan-kapan kalau saya ke Jakarta, boleh ya nginap di rumah?"

Ibu Felicia tersenyum simpul. "Tentu aja. Kamu diterima kapanpun kamu datang."

"Asik! Hehehe..." tutur Steffy. "Oh iya, barang-barangnya cuma ini aja, Fel?" Tanyanya sambil menatap koper Felicia.

"Iya, yang lain udah dikirimin lewat paket. Sekali lagi makasih loh." Kata Felicia sekali lagi.

Steffy mengangguk pelan. "Iya sama-sama. Hati-hati di jalan ya, Om, Tante, dan Fel!" Pintanya. "Dah..."

"Iya, daah...." balas Felicia sambil melambai dan berlalu bersama-sama dengan kedua orang tuanya memasuki gerbang stasiun, meninggalkan Steffy yang kemudian kembali ke dalam mobilnya.

Sesampainya di rumah Felicia yang ada di Jakarta, ibunya tampak sibuk menghubungi famili mereka untuk mengadakan acara perayaan wisuda lagi untuk Felicia, khusus famili yang berada di Jakarta. Antusiasnya kedua orang tua Felicia itu sempat membuatnya heran.

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang