Chapter 57 : Ulang Tahun Perusahaan (3)

38 3 2
                                    

Selagi memperhatikan Zhavier yang sedang asyik berbincang dan sesekali tertawa bersama dengan teman-temannya di ujung sana, Clarissa menangkap ekspresi wajah Zhavier yang tampak begitu ringan saat berbicara dengan gadis di sebelahnya. Cara pria itu berbicara, tersenyum dan tertawa saat menatap gadis itu, terlihat begitu teduh. Bohong jika Clarissa bilang itu tak membuatnya cemburu. Tentu saja, Zhavier tidak pernah terlihat begitu lepas dengannya. Tapi dengan perempuan itu, Zhavier tampak mengeluarkan sebuah sisi baik yang tak pernah Clarissa lihat.

Siapa perempuan itu? Apa perempuan itu adalah mantan Zhavier sewaktu SMA?, tanya Clarissa dalam hati. Sedetik setelah semua pertanyaan itu membanjiri kepalanya, ia sadar bahwa melihat dari jauh saja tidak akan memuaskan rasa penasarannya. Jadi, tanpa basa-basi lagi, Clarissa pun memutuskan untuk menghampiri mereka.

"Hai, boleh gabung?" Sapa Clarissa dengan manis.

Felicia memandang ke asal suara lalu mendapati sosok wanita yang tampak tak asing baginya. Setelah berpikir sejenak, barulah ia sadar bahwa Clarissa adalah wanita yang bersama dengan Zhavier di kafe Voila waktu itu. Kalau tidak salah... teman kampus Zhavier..., Felicia berusaha memutar kembali ingatannya.

Sementara mereka masih terdiam memandang Clarissa yang tiba-tiba muncul, Zhavier teringat dengan perkataan Nabila tadi, "Nanti setelah dia selesai dengan orang-orang di sana, pasti dia bakalan menemuimu."

Zhavier pun menghela napas pelan lalu membatin, Benar kata Nabila. Clarissa benar-benar menghampirinya. Dan sekarang, ia yakin bahwa dirinya akan sedikit repot dengan adanya Clarissa di sana.

"Boleh." Kata Vino. Awalnya ia ingin menyerahkan keputusan itu kepada Zhavier, tetapi karena Zhavier hanya diam saja, Vino pun mengambil alih dan mempersilakan Clarissa agar jeda yang sempat berlangsung sebentar itu tidak membuat situasi menjadi canggung.

"Terima kasih." Kata Clarissa ia pun segera mengambil tempat duduk. Dari sekian banyak kursi kosong, Clarissa hanya tertarik untuk menduduki kursi yang berada tepat di samping Zhavier.

"Oh iya, Zhavier. Mereka siapa?" Tanya Clarissa basa-basi. Sebenarnya ia tidak tertarik dengan Vino maupun Hosea, ia hanya ingin tahu nama gadis yang ada di samping kanan Zhavier.

"Teman-teman aku." Kata Zhavier memperkenalkan teman-temannya. "Ini Hosea, ini Vino."

"Hai, aku Clarissa." Wanita bule itu pun memperkenalkan dirinya sambil bergantian melambaikan tangan kepada Hosea dan Vino.

Vino melambai pelan. "Hai, Clarissa." Begitupun dengan Hosea yang ikut menyapa wanita itu.

"Dan dia...?" Tanya Clarissa. Matanya tertuju kepada Felicia.

Felicia sedikit tersentak. Ia jadi penasaran bagaimana Zhavier akan memperkenalkannya kepada Clarissa ya?

"Oh, ini Felicia." Kata Zhavier.

Sempat berharap Zhavier akan menambahkan embel-embel lainnya saat diperkenalkan, kini harapan Felicia meletus begitu saja saat diperkenalkan seadanya oleh pria itu. Memangnya aku berharap dia memperkenalkanku sebagai apa?, batin Felicia heran pada dirinya sendiri.

Segera setelah menyingkirkan harapannya yang ngawur, Felicia pun menyapa Clarissa. "Hai, Clarissa."

Ternyata Felicia, kirain Nayla, batin Clarissa. Entah kenapa, ia merasa bisa bernapas lega karena ternyata gadis yang ada di hadapannya saat ini bukanlah gadis yang dimaksudkan oleh Nabila tadi.
"Hai, Felicia." Balasnya lalu mengulurkan tangan kepada Felicia. "Aku mantannya Zhavier."

Felicia terkesiap. Mantan? Apa ia salah dengar? Bukannya Zhavier bilang kalau mereka cuma teman se-kampus? "Oh, iya.. salam kenal." Balasnya pelan seraya menyambut uluran tangan tersebut.

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang