Pagi yang merekah mulai menyapa Zhavier saat ia baru saja membuka mata di sebuah kamar hotel yang ia tempati saat berada di Bali. Bukan alarm yang membangunkannya, bukan juga sinar matahari, melainkan suara ketukan pintu yang berulang kali berbunyi sehingga membuat Zhavier terpaksa mendapatkan kesadarannya dan terlepas dari bunga tidur yang tadi masih menemaninya.
Hari ini adalah hari kedua ia berada di Bali setelah kemarin sampai dan berjalan-jalan bersama dengan teman-temannya ke Pura Luhur Uluwatu. Dan sebenarnya Zhavier sedang merasa tidak bersemangat hari ini, ingin saja rasanya bersantai di kamar hotel seharian, tapi ketukan pintu yang berisik itu membuatnya terpaksa bangun dan menghampiri Nick, pelaku ketukan tersebut.
"What's up? " Tanya Zhavier dengan suara yang masih terdengar parau. Matanya yang masih terbuka setengah itu diusapnya dengan perlahan.
"Let's get breakfast!" Seru Nick tepat setelah Zhavier membukakan pintu dan berada di hadapannya.
"Alright, go ahead. I will catch up." Zhavier mengerti lalu kembali ke dalam kamarnya untuk membasuh diri terlebih dahulu, setelah itu ia berencana ikut sarapan di tempat yang sudah mereka rencanakan kemarin.
Tempat di mana mereka mengisi perutnya pada pagi hari bukanlah tempat yang jauh, melainkan sebuah tempat yang berada di dalam hotel itu. Ya, mereka sarapan di restoran rooftop hotel itu sendiri. Selain menikmati pemandangan kota dari lantai paling atas, mereka juga menikmati santapan yang sudah disediakan oleh hotel tersebut sebagai menu sarapan untuk hari ini.
"Kemana kita hari ini?" Tanya Alvis dalam bahasa inggris saat mereka sedang sarapan bersama.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Zhavier masih ingin menetap di hotel untuk tidur sepuasnya tanpa ada gangguan, tapi karena hal itu tidak mungkin, ia pun menyarankan mereka untuk tidak berpergian terlalu jauh dari sana. "Kemana saja, asal tidak jauh-jauh dari hotel." Ujar Zhavier, tentunya masih dalam bahasa yang sama dengan bahasa yang digunakan oleh Alvis dan teman-teman yang lain.
"Oh, ayolah! Aku tidak melihat adanya semangat dalam dirimu!" seru Mike.
"Ya! Kenapa kau terlihat begitu lesu?" Sahut Nick. "Apa pekerjaanmu memberatkanmu?"
"Ya, kalian bisa bilang begitu." Jawab Zhavier lirih.
"Ayo ke club malam! Dengan begitu, kau akan bersemangat!" Nick mengutarakan pendapatnya.
Zhavier melirik sobatnya itu. "Itu tidak akan membantu." Katanya.
"Kenapa?" Nick mengernyit samar.
"Aku butuh istirahat, bukannya klub malam."
"Tidak seru." Celetuk Nick. Lalu ia kembali berfokus pada hidangan yang ada pada meja dihadapannya.
Selang beberapa menit kemudian, seseorang yang entah berasal darimana tiba-tiba datang menyapa mereka dengan suara khasnya. "Hi!" Kata orang itu sambil tersenyum.
Kontan, mereka yang merasa disapa itu pun menoleh ke asal suara lalu mendapati sesosok wanita yang sedang mengenakan dress katun berwarna biru cerah tepat dihadapan mereka. Wanita itu tersenyum simpul sembari menyapa mereka berempat dengan nama mereka masing-masing.
"Clarissa!" Seru Nick saat tahu bahwa wanita itu adalah Clarissa. Sementara yang lain masih bingung mengapa Clarissa bisa tiba-tiba hadir di sana.
Zhavier mendelik lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Kenapa Clarissa ada di sini?, pikirnya heran. Kemudian pandangannya beralih kepada ketiga temannya, dan ia mendapati mereka yang ikut memasang wajah heran juga, kecuali Nick.
"Hey, Nick. Bagaimana kabarmu?" Tanya Clarissa semangat.
"Baik! Kau?" Balas Nick, tak kalah semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Roman d'amour[Sekuel SWEET PEA] Zhavier kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya di kota New York. Ia kembali dan mengambil alih perusahaan kakeknya lalu menjadi CEO muda di sana. Kini setelah perusahaan itu berada di tangannya, semuanya men...