Zhavier akhirnya pulang ke rumah setelah selesai menghadiri acara peresmian anak perusahaan teman dekat dari ayahnya. Sungguh acara yang penuh kejutan. Siapa yang menyangka bahwa ia akan bertemu dengan Clarissa di acara seperti itu? Dan siapa pula yang menyangka kalau ternyata yang memegang anak perusahaan itu ialah kakak laki-lakinya Clarissa? Hidup memang penuh dengan kejutan. Zhavier tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Apakah ia harus senang karena bertemu dengan Clarissa, atau 'kah ia harus menyesal karena sudah bertemu dengan perempuan itu di sana? Entahlah. Tapi satu yang Zhavier tahu, setelah ini, mungkin hari-harinya akan jadi lebih merepotkan karena ia dan Clarissa sudah saling menukar kontak dan saling follow akun di Instagram.
Semua itu terjadi karena Zhavier asik bertekun dengan hp-nya selama makan siang dengan Clarissa. Selama sibuk chattingan dengan Felicia tadi, Clarissa mengambil kesempatan dengan meminta kepada Zhavier agar pria itu menerima follow request-nya dari Instagram dan meminta nomor WA-nya untuk disimpan. Yah, bagaimana Zhavier bisa menolak? Bagaimana ia bisa membuat alasan saat ia sendiri sedang memegang hp-nya dan asik ber-chattingan dengan seseorang melalui media sosial WA-nya secara terang-terangan?
Lagi pula setelah dipikir-pikir lagi, itu bukanlah suatu masalah yang besar. Zhavier hanya memberikan nomornya, bukan hatinya. Ia hanya perlu bersiap kalau-kalau Clarissa membombardirnya dengan pesan teks seperti yang cewek itu lakukan dulu di New York, karena Zhavier yakin bahwa nomor itu akan digunakan Clarissa sebagai jembatan untuk bisa kembali menghubungi Zhavier dalam kesehariannya.
Tapi sekali lagi, ia hanya memberikan nomor WA-nya, bukan hatinya.
***
"Sedang apa sih?" Tanya Ethan saat memperhatikan adik perempuannya yang sedari-tadi sibuk menekuni hp di genggaman tangannya. Pria itu berada tepat di belakang sofa tempat adiknya sedang bersantai.
Clarissa yang sedang tiduran di sofa ruang TV pun segera menjauhkan layar ponselnya dari pandangan sang kakak agar pria itu tak dapat melihat sedang apa dia dengan telepon pintarnya itu.
Tapi terlambat, mata tajam Ethan tidak bisa dikalahkan. "Sedang chat dengan Zhavier, ya?" Tebaknya benar seratus persen.
Clarissa melirik ke arah Ethan. "Jangan kepo!" Serunya.
"Aku penasaran dengan Zhavier." Gumam Ethan lalu ia berjalan melingkar untuk bisa duduk di sisi kiri bagian sofa dimana Clarissa melentangkan kakinya dengan bebas. "Jadi aku cari tahu soal dia."
Clarissa yang tadinya sedang tiduran, kini mengangkat pundaknya hingga posisinya sekarang menjadi setengah duduk, dengan siku kanannya yang ia jadikan sebagai penahan badan. "Kakak stalk dia?" Tanyanya begitu.
"Ya, sedikit." Jawab Ethan.
"Ya ampun, Kak! Kenapa lakukan itu?"
"Ya habisnya, belakangan ini kau selalu sibuk chattingan dengan dia, aku kan perlu tahu siapa pria yang mendekatimu."
Clarissa menepuk dahinya pelan dengan tangan kiri. "Pergilah, jangan ganggu aku." Katanya sambil menendang pelan kaki kakak laki-lakinya sebagai tanda usiran lalu kembali menyandarkan kepalanya kepada bantalan sofa.
Tapi Ethan yang keras kepala itu masih tidak mau menyingkir. "Kau tahu tidak kalau dia sudah tunangan?" Tanyanya.
Clarissa mengangkat kepalanya sambil memandang sang kakak. Astaga, aku lupa kalau waktu itu aku putus hubungan dengannya karena perjodohan!, batinnya. Sekarang ia jadi penasaran, apakah Zhavier berhasil memutuskan tali perjodohan itu ataukah ia masih terikat dengan pertunangan tersebut? Clarissa tidak tahu, ia juga tidak pernah bertanya lagi kepada Zhavier soal itu. Tapi tampaknya, kakak laki-lakinya tahu sesuatu tentang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Romance[Sekuel SWEET PEA] Zhavier kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya di kota New York. Ia kembali dan mengambil alih perusahaan kakeknya lalu menjadi CEO muda di sana. Kini setelah perusahaan itu berada di tangannya, semuanya men...