Chapter 64 : Topik

27 2 0
                                    

Zhavier baru saja mendapatkan kabar bahwa teman-teman kuliahnya dari New York akan datang ke Indonesia, sekadar untuk berlibur sekaligus bertemu dengan Zhavier. Teman-temannya itu adalah Nick, Mike, dan Alvis. Zhavier sendiri kurang yakin apa yang membuat ketiga temannya itu memilih Indonesia sebagai tempat kunjungan mereka untuk berwisata. Maksudnya, Zhavier memang tahu kalau Indonesia penuh akan keindahan alam dan budayanya, tapi dari New York ke Indonesia itu terlalu jauh. Apa yang membuat mereka begitu yakin mengunjungi Indonesia?

"Ya, baiklah. Akan kuluangkan waktuku." Kata Zhavier dalam bahasa inggris saat ia berbicara dengan temannya melalui telepon. Sesudah itu, ia mengakhirinya dan kembali beralih pada dokumen-dokumen yang harus ia periksa dan tanda tangani.

Disela-sela kesibukannya itu, tiba-tiba saja smartphone-nya kembali bergetar tanda sebuah pesan masuk. Dengan segera, Zhavier pun langsung melayangkan pandangannya kepada layar ponsel yang saat ini sedang menyala menunjukkan sebuah notifikasi pesan.

Clarissa : Katanya temen-temen kampus kamu mau datang ke Indonesia ya? Kalau kalian jalan-jalan bareng, aku ikut ya?

Kontan, Zhavier menghela napas gusar. Akhirnya ia menemukan alasan dibalik teman-temannya yang baru saja mengatakan akan mengunjungi Indonesia. Pasti Clarissa yang menyarankan mereka, firasatnya. Pria itu pun segera meraih ponsel yang ada di bagian kanannya lalu membalas.

Zhavier : Tahu darimana?

Clarissa : Tadi dikasih tahu mereka hehe

Zhavier hanya membaca pesan itu lewat notifikasi, tidak ada keinginan untuk berkomentar lagi karena di hadapannya, masih banyak dokumen yang harus ia kerjakan.

***

Dua minggu sudah berlalu semenjak rencana pertunangan antara Felicia dan Adrian batal. Felicia mulai mencari-cari tempat dimana ia akan melamar pekerjaan, tadinya sih begitu, tapi kemudian, percakapan antara Steffy dan Felicia sore ini mengalihkan tujuan utama gadis tersebut.

“Eh iya, serius. Makanya ayo, daftar.” Ajak Steffy dari seberang sana melalui telepon. Ia baru saja memberitahukan Felicia mengenai informasi beasiswa S2 untuk mahasiswa yang baru saja tamat S1 dari Indonesia. “Full beasiswa. Tapi setelah lulus harus kerja di sana dulu.”

Rupanya, pihak pemberi beasiswa tersebut berasal dari salah satu perusahaan swasta terbesar di Indonesia yang bekerja sama dengan sebuah universitas di Australia.

“Apa-apa aja syaratnya?” tanya Felicia lebih lanjut. Ia yang tadinya berada di kamar, kini beranjak keluar lalu duduk di sebuah kursi yang ada di teras depan rumahnya. Ia menaikkan kedua kakinya ke atas kursi, sementara kedua tangannya sedang memegang ponsel yang tersambung dengan headset untuk bisa mendengar suara Steffy tanpa harus menempelkannya ke dekat telinga.

“Bentar gue kirim.” Segera setelahnya, Steffy pun langsung mengirim persyaratan yang dibutuhkan untuk mendaftar sebagai calon penerima beasiswa dari perusahaan tersebut. “Udah belum?” Tanyanya.

“Udah.” Jawab Felicia sembari membaca dengan teliti syarat-syarat yang barusan ia dapatkan dari Steffy.

“Gimana? Lo memenuhi kan?” Tanya Steffy.

“Hm… kayaknya sih iya.” Felicia terdengar ragu. Ia memang tertarik dengan beasiswa tersebut, tapi ia tidak yakin apakah ia mampu lulus dari seleksi yang akan diadakan. “Tanggal berapa nih buka pendaftarannya?”

“Masih belum disebutkan tanggalnya. Tapi denger-denger bulan April tahun depan.”

Felicia tercekat. “Masih lama, Stef.” Ujarnya.

“Lah iya emang, tapi kan harus dipersiapkan mulai sekarang.” Kata Steffy.

Steffy ada benarnya. Mengurus beasiswa yang menawarkan kuliah di luar negeri bukanlah perkara gampang. Sebagai calon pendaftar, ia harus memberikan sesuatu menonjol yang dapat menarik perhatian penyeleksi agar ia bisa lolos dan mendapatkan beasiswa yang ditawarkan. Jadi, tidak salah kalau ia mempersiapkannya jauh hari sebelum waktu pendaftaran dan seleksi.

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang