Cukup penat rasanya bagi Zhavier setelah mengurusi berbagai pekerjaan yang tidak bisa ia selesaikan di dalam ruangan. Ternyata hari ini ia lebih sibuk dari yang ia kira. Untung saja Zhavier dan Felicia tidak berkencan hari ini, sebab apabila itu terjadi, Zhavier terpaksa harus membatalkan janji kencan itu karena jadwalnya yang terlampau padat.
Untunglah semua itu sudah berlalu, ia sudah sampai di rumahnya dengan selamat dan bersiap untuk istirahat. Tapi, sebelum tidur, tentu saja ia akan menelepon kekasih barunya itu, seperti yang biasa ia lakukan dulu ketika masih berpacaran dengan mantan pacarnya yang tidak perlu disebutkan lagi.
Menit-menit pertama masih diwarnai dengan serangkaian aktivitas dalam sehari, selanjutnya diikuti dengan cerita-cerita kecil lucu yang terbesit dalam benak masing-masing untuk saling dilontarkan dalam mengisi jeda waktu saat masih saling berhubungan.
"Besok kamu masih sibuk?" Tanya Felicia setelah selesai bergurau.
"Hm.... besok... kayaknya bakalan lebih lenggang 'sih. Tapi.... walaupun aku gak sibuk, tetap aja kamu gak bisa diajak jalan 'kan?" Sahut Zhavier.
Felicia tertawa. "Besok aku gak jadi jalan sama temen-temenku."
Zhavier yang tadinya bersandar pada headboard tempat tidurnya, kini menarik diri untuk duduk dengan tegak. "Serius?"
"Iya. Aku free besok."
"Kenapa gak jadi?"
"Pada tiba-tiba gak bisa semua. Yaudah dibatalin."
Sebuah senyuman mengembang manis di bibir Zhavier. "Berarti besok kita jalan bareng ya?"
"Emang mau ke mana?"
"Ke mana ajalah. Asalkan sama kamu." Ujar Zhavier, terdengar seperti rayuan memang, tapi kalimat barusan benar-benar spontan keluar dari mulutnya karena belum sempat memikirkan tempat-tempat yang mungkin ia ingin kunjungi bersama.
Dan mungkin Zhavier tidak sadar, tapi kalimat spontan barusan berhasil menggoyahkan hati kekasihnya. "Jam berapa?" Tanya Felicia berusaha tenang walau perasaannya sedang bergejolak saat ini.
"Jam 12. Harusnya sih aku senggang jam 12 sampai jam 3. Soalnya jadwalnya yang besok itu dipindah tadi ke hari ini." Ujar Zhavier mengingat-ingat jadwalnya.
"Wah, gak bisa jauh-jauh dong?" Simpul Felicia.
"Hahaha, emangnya kamu mau bawa aku ke mana?" Goda Zhavier.
"Ke ujung dunia." Jawab Felicia asal.
Lagi, Zhavier tertawa gemas. "Karena ini kencan pertama, gimana kalau kencannya kasual aja?" Usulnya.
"Kasual?"
"Iya. Makan bareng, nonton di bioskop." Lanjut pria itu.
"Boleh." Felicia langsung setuju. "Tapi aku udah nonton bioskop tadi, filmnya bedain ya."
"Oke, gampang itu mah..."
Setelah mencapai kesepakatan untuk tempat dan waktu pertemuannya, tiba-tiba Zhavier mendengar suara Steffy dari seberang telepon.
"Tidur, Fel. Udah malem." Begitu kata Steffy.
"Iya, Stef. Sebentar lagi..." Terdengar Felicia sedang bernegosiasi dengan sahabatnya itu.
Zhavier menderaikan tawanya. "Tidur sana, udah disuruh Steffy tuh."
"Bentar lagi ah, masih belum ngantuk."
"Tidurlah. Jangan bergadang." Kata Zhavier lagi dengan lembut. "Biar besok bisa ketemuan."
Bohong kalau Felicia bilang bahwa jantungnya tidak berdetak kencang. Nyatanya, saat ini ia tidak bisa mengendalikan perasaannya ketika mendengar Zhavier yang bertutur lembut sampai berhasil meluluhkan hatinya. Sepele memang, tapi berharga untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Roman d'amour[Sekuel SWEET PEA] Zhavier kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya di kota New York. Ia kembali dan mengambil alih perusahaan kakeknya lalu menjadi CEO muda di sana. Kini setelah perusahaan itu berada di tangannya, semuanya men...