Chapter 61 : Wisuda (2)

28 2 1
                                    

Masih dengan Hosea yang menuntun Felicia dan Steffy ke arah yang ia maksudkan, tiba-tiba saja seorang pria muda menghampiri mereka bertiga. Pria muda itu memeluk sebuah teddy bear berukuran besar pada lengan kanannya dan memegang buket bunga pada tangan kirinya. Begitu pria tersebut berhadapan langsung dengan mereka bertiga, ia tampak terkejut dan terhenti setelahnya.

“Zhavier?” Panggil Steffy kepada pria itu.

Kontan, Felicia yang tadinya melihat ke kanan dan ke kiri, kini mulai memusatkan perhatiannya kepada pria yang ada di hadapannya. Betapa kagetnya ia saat menyadari bahwa pria itu adalah Zhavier.

Bukannya Zhavier gak bisa datang?, gadis itu membatin. Ia mengerjapkan matanya berulang kali, untuk memastikan bahwa ia memang tidak sedang salah lihat.

“Lo kok gak nunggu di depan mobil sih?” Protes Hosea saat melihat sobatnya itu di sana.

Zhavier tidak langsung menggubris keduanya. Matanya hanya langsung tertuju kepada Felicia lalu kemudian menyapa gadis itu. “Hai, Fel.” Begitu katanya sambil tersenyum.

Felicia yang masih kikuk itu pun membalas sapaan kecil Zhavier. “H-hai…”

Setelah sapaannya dijawab, Zhavier pun beralih memandang Hosea. “Lama banget lo, gue kira hilang. Ya udah, gue susul.”

Hosea tertawa geli. “Gak sabaran banget ya mau nemuin Felicia?” Godanya.

Steffy ikut-ikutan tertawa. “Bawa teddy sebesar ini buat siapa?” Tanyanya.

Zhavier tidak menjawab, ia hanya kembali melemparkan pandangannya kepada Felicia, gadis yang berada di antara Steffy dan Hosea, kemudian tersenyum simpul seolah mengisyaratkan kalimat : siapa-lagi-kalau-bukan-buat-dia.

Yang ditatap sempat diam sebelum akhirnya membuka suara. “Kok kamu di sini? Katanya lagi sibuk?”

“Iya sih lagi sibuk. Tapi tetap aja aku pengen jumpa sama kamu. Jadi aku gunain jam makan siang buat datang ke sini.” Kata Zhavier jujur. “Dan…. Ini buat kamu.” Ia menyodorkan sebuah buket bunga dan teddy bear yang sedari tadi dipegangnya. “Maaf ya, aku bingung banget mau kasih apa buat hadiah wisudamu. Ini yang terlintas di pikiranku tadi. Jadi, yah… Happy graduation, Fel.”

Steffy berdeham. “Cie…. Besar banget tuh teddy.”

“Hahahaha, norak banget kan si Zhavier? Bawa-bawa teddy bear sebesar itu di hari wisuda orang.” Hosea ikut menggodanya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

“Yang penting kan tulus….” Gumam Zhavier karena Hosea meledeknya.

Felicia memerah padam. Fakta bahwa Zhavier menyempatkan diri disela-sela kesibukannya hanya untuk menemui Felicia dan memberinya hadiah, sungguh membuat gadis itu semakin menyukai Zhavier lebih lagi. Bukankah itu berarti sesuatu? Bukankah bagi Zhavier, Felicia sudah menjadi seseorang yang penting?

“Fel?” Zhavier memecah lamunan gadis yang sedang menatapnya saat ini.

“Hm? Oh iya.” Sahutnya seraya menerima hadiah tersebut dengan penuh sukacita. Ia senang sekali menerima pemberian dari Zhavier sampai-sampai tak bisa menahan bibirnya yang kini sudah tersenyum lebar. “Aku senang banget kamu datang. Dan aku juga suka sama hadiahmu. Makasih banyak ya, Zhavier.” Ujar Felicia dengan senyum yang tak memudar dari wajahnya.

Senyum Felicia yang menular itu lantas mempengaruhi Zhavier untuk ikut melengkungkan bibirnya membentuk sebuah senyuman manis. Ia bersyukur karena Felicia menyukai hadiah tersebut. “Gak norak kan?” Tanyanya.

Felicia menggeleng pelan. “Gak sama sekali.”

“Tuh, Felicia bilang gak norak.” Kata Zhavier kepada Hosea.

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang