Zhavier memperbaiki letak dasinya yang sedikit miring saat ia sedang menunggu Felicia keluar dari rumah Steffy. Selain itu, ia juga menatap pantulan bayangannya pada kaca jendela mobil untuk memastikan bahwa penampilannya dengan setelan jas sudah rapi. Sambil menunggu, Zhavier memandangi tanaman yang ada di sekitar halaman rumah Steffy.
Tapi, tanpa perlu menunggu lama, Felicia akhirnya keluar dari dalam rumah Steffy dengan berjalan perlahan menghampiri Zhavier yang sedang bersandar pada mobilnya. Zhavier yang tanpa sengaja menangkap sosok Felicia dalam radar pandangannya, dengan cepat kembali melirik tanaman yang sejak tadi ia perhatikan seolah tidak peduli dengan sosok itu. Namun setengah detik kemudian, setelah otaknya berhasil memproses bahwa sosok itu adalah Felicia, Zhavier kembali mengalihkan pandangannya kepada gadis tersebut.
Pandangan pertama adalah ketidaksengajaan, dan pandangan yang kedua adalah menetap. Zhavier terpukau, sungguh. Penampilan Felicia yang terlihat begitu manis dan elegan berhasil memikat hati Zhavier untuk kesekian kalinya.
"Hai..." sapa Felicia saat ia akhirnya berada tepat di hadapan pria yang disukainya itu.
Zhavier tersenyum simpul. "Hei..." balasnya pelan, matanya tak bisa berhenti menatap Felicia.
"Hmm... penampilanku berlebihan ya?" Tanya Felicia saat menyadari pandangan Zhavier yang tak mau lepas. Ia khawatir Zhavier akan berpikir bahwa ia terlihat norak.
Zhavier menggeleng lemah. "You look so gorgeous." Pujinya, masih menatap mata Felicia dalam-dalam.
Felicia jadi salah tingkah. Tatapan dari Zhavier itu berhasil membuat pipinya merah merona bak kepiting rebus. "Thank you..." balas perempuan itu.
Tanpa basa-basi lagi, Zhavier pun membukakan pintu mobilnya untuk Felicia. "Masuk, Fel." Katanya mempersilakan.
"Okay..." jawab Felicia seraya menuruti perkataan Zhavier. Kalau tidak salah, ini ketiga kalinya ia duduk tepat di samping Zhavier yang duduk di bangku pengemudi.
***
Setelah mobil berwarna merah milik Zhavier berhasil ia parkirkan dengan sempurna, Zhavier pun mematikan mesin mobil tersebut dan segera melepaskan sabuk pengamannya.
"Jangan turun dulu ya..." pinta Zhavier.
"Hm? Kenapa--" Belum sempat Felicia mendengarkan alasan dari Zhavier, pria itu sudah turun dari mobil. Alhasil, Felicia yang masih berada di dalam mobil pun hanya bisa memperhatikan Zhavier yang memutar dari depan lalu berhenti tepat di depan pintu mobil bagian depan penumpang.
"Silakan turun." Kata Zhavier dengan manis saat ia sudah membukakan pintu mobil tersebut untuk Felicia.
Kontan, Felicia terpana. Hal-hal kecil semacam itu sungguh membuat rasa sukanya terhadap Zhavier semakin bertambah. "Terima kasih..." balasnya sambil tersenyum tipis.
Sesudah dua orang itu turun dari mobil, tiba-tiba saja Zhavier meraih tangan Felicia, mentautkan jari-jari mereka, lalu menggenggamnya dengan erat. "Yuk, Fel." Ajaknya sambil menatap Felicia dengan sebuah senyuman manis.
Felicia terkesima. Ia hanya mengangguk pelan lalu mengikuti jalan Zhavier. Sambil berjalan, Felicia melirik kecil tangan yang memegang erat miliknya. Jantungnya mulai berdebar melewati normal dan ia mulai merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Aneh karena dia menyukainya saat Zhavier menggenggam tangan miliknya. Padahal biasanya, Felicia tidak suka berpegangan tangan seperti ini, ia merasa bahwa mentautkan jari untuk berpegangan tangan itu menimbulkan rasa tidak nyaman dan membuat telapak tangan berkeringat. Sebagai gantinya, ia lebih suka bila seseorang hanya memegang pergelangan tangannya saja, seperti yang dilakukan Nathan dulu saat mereka masih berpacaran, dan Nathan melakukan itu atas permintaan Felicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Romance[Sekuel SWEET PEA] Zhavier kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya di kota New York. Ia kembali dan mengambil alih perusahaan kakeknya lalu menjadi CEO muda di sana. Kini setelah perusahaan itu berada di tangannya, semuanya men...