Chapter 56 : Ulang Tahun Perusahaan (2)

28 3 0
                                    

Rangkaian acara resmi perusahaan tersebut dimulai tepat pada pukul 18.30 WIB. Tamu undangan yang hadir sudah memenuhi kursi dan meja yang disediakan di ballroom. Acara itu dibuka dengan kata sambutan dari Kakek Zhavier, Bayu, yang menjadi pimpinan teratas dari sekian banyaknya perusahaan dibawah naungan Vowell Group; lalu setelah itu diikuti oleh Ayah Zhavier, Gilang; dan akhirnya Zhavier sendiri.

Saat Zhavier sedang memberikan kata sambutannya, Felicia mendengarkan dengan begitu seksama. Ia memperhatikan segala sesuatu yang ada pada Zhavier. Mulai dari intonasi, mimik wajah, hingga gerak tubuh. Semuanya tampak sempurna. Zhavier juga tidak terlihat gugup ataupun tegang. Ia tampak tenang dan percaya diri. Benar-benar mengagumkan, batin Felicia.

Setelah rangkaian acara resmi itu usai, acara hiburan dan makan malam pun menyusul. Semua makanan dan minuman lezat mulai dihidangkan dan beberapa artis papan atas mulai berdatangan untuk mengisi acara tersebut. Sayang sekali Zhavier tidak dapat makan malam se-meja dengan Felicia karena harus menetap dengan beberapa para pemimpin perusahaan lainnya yang hadir pada acara tersebut. Ia harus makan malam bersama mereka dan membicarakan banyak hal mengenai perusahaan, setidaknya sampai jam makan malam usai.

"Kalau begitu, saya permisi dulu..." pamit Zhavier dengan ramah kepada para pemimpin perusahaan yang sempat makan malam bersama dengannya tadi. Ia menunduk sedikit lalu tersenyum simpul. Kini karena jam makan malam telah usai, ia pun memutuskan untuk menemui Felicia yang tengah duduk bersama dengan Vino, Hosea, dan Aditya di meja mereka.

"Zhavier!" Panggil Nabila saat melihat pria itu berjalan meninggalkan mejanya.

Zhavier pun terhenti sejenak lalu menoleh ke asal suara. "Ya?"

Nabila mendekati Zhavier. "Mau kemana?"

"Mau ke tempat duduk Vino."

"Ikut!" Kata Nabila.

"Yaudah, ayo." Lalu Nabila dan Zhavier pun beranjak pergi dari sana. Mereka yang awalnya hendak menghampiri meja Vino dan kawan-kawan, kini tiba-tiba harus berhenti karena kehadiran Clarissa di hadapan mereka. Wajah bule milik wanita itu benar-benar menonjol sehingga dengan mudah menarik perhatian Nabila.

Zhavier sempat tersentak pelan akan kehadiran Clarissa sebelum akhirnya teringat bahwa kakak laki-laki Clarissa, Ethan, adalah pemimpin perusahaan yang berkoneksi dengan perusahaan miliknya, jadi wajar saja kalau Clarissa hadir di sana.

Awalnya Clarissa memandang tajam Nabila dari atas ke bawah, tapi kemudian ia mengalihkan pandangannya kepada Zhavier. "Hai, Zhavier." Sapa Clarissa, bibirnya melengkung membentuk senyuman.

Nabila yang baru pertama kali berjumpa dengan Clarissa pun menyikut lengan Zhavier pelan.

"Hai, Sa." Balas Zhavier. "Ada apa?"

"Tidak ada, aku cuma mau menyapamu sebentar." Kata Clarissa. "Tadinya aku ingin berbincang, tapi aku masih dibutuhkan di sana." Wanita itu menggerakkan dagunya ke arah meja tempat kakak laki-lakinya berada.

"Oh..."

"Kalau begitu, aku duluan ya..."

"Iya."

Clarissa pun berlalu begitu saja meninggalkan mereka. Sementara Nabila, ia masih memperhatikan Clarissa berjalan pergi.
"Siapa?" Bisiknya kepada Zhavier.

"Clarissa. Temanku waktu kuliah di New York." Ujar Zhavier, menjawab pertanyaan singkat dari Nabila.

"Kok lancar banget bahasa Indonesia-nya?"

"Gak tahu." Balas Zhavier cuek.

Nabila menatap Zhavier curiga. "Beneran cuma temen?"

"Iya." Kata Zhavier lalu mulai melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tadi.

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang