Zhavier menyesap tehnya di pagi hari sambil memandang halaman di teras depan rumah kosnya. Setelah melaksanakan upacara kelulusannya, Zhavier meliburkan diri beberapa hari dan hari ini adalah hari terakhir dimana ia berada di kota New York, sebab besok ia akan berangkat pada siang hari untuk kembali ke Indonesia.
Zhavier menghirup udara dingin di akhir bulan Desember itu. Untung saja suhu pada pagi hari ini tidak se-rendah kemarin, sehingga ia bisa menikmati teh hangatnya dengan santai.
"Bro! Kurasa aku akan merindukanmu! Melihatmu lulus duluan, aku jadi terharu" ujar Mike yang tiba-tiba datang dari dalam kos untuk menghampiri Zhavier. Mereka memang tinggal dalam satu kos yang sama.
Zhavier yang sempat mengangkat bahunya secara spontan karena Mike akhirnya menoleh ke asal suara. "Hahaha, jangan membuatku geli!" Candanya.
"Hahaha, aku lurus kok!" balas Mike.
"Iya aku tahu haha. Jalani saja kuliahmu dengan baik agar tahun depan kau bisa lulus. Lalu, berkunjunglah ke Indonesia untuk berlibur hahaha"
"Hahaha, oke-oke. Tapi serius deh, telepon aku kalau kau sudah sampai di Indonesia" tukas Mike.
"Ya, kalau aku ingat" balas Zhavier.
"Kau harus ingat, soalnya aku yakin bahwa Tiffany pasti akan menanyakan kabarmu melalui aku nanti."
"Astaga, dia masih belum menyerah juga untuk menggoda Zhavier?" Tanya Alvis, salah satu teman kos Zhavier juga, yang baru saja kembali dari sebuah minimarket di ujung jalan.
Mike mengangguk pelan. "Ya, kau tahu sendiri kan kalau perempuan yang itu tidak mudah menyerah"
"Iya, tapi bukankah ini keterlaluan? Hahaha. Zhavier bahkan tak memberi respon sedikit pun" balas Alvis.
"Nah, itu dia. Kenapa kau sama sekali tak menanggapi pendekatannya, Zhavier?" Mike melempar pertanyaannya pada Zhavier.
Zhavier hanya mengangkat bahu sedikit lalu bergumam. "Aku tidak tertarik" lalu ia meneguk teh hangatnya.
"Dasar kejam" rutuk Alvis.
Zhavier memandang Alvis lalu menyipitkan mata. "Bodo amat" balasnya menggunakan bahasa Indonesia.
"Bodo amat?" Sebelah alis Alvis terangkat. Ia bingung dengan sepenggal kalimat yang terlontar dari mulut Zhavier.
Zhavier tertawa kecil. "Maksudku, aku tidak peduli, tapi aku mengatakannya dalam bahasa Indonesia" jelasnya kembali menggunakan bahasa Inggris.
Alvis hanya manggut-manggut, tapi sedetik kemudian ia bersuara. "Hei, kau tidak sedang membohongiku kan?!" Tanyanya curiga bahwa Zhavier sedang tidak mengatakan yang sebenarnya.
Zhavier tertawa lagi. "Aku jujur, aku tidak sejahil itu pada temanku sendiri."
Alvis menghela napas lega. "Syukurlah"
"Ngomong-ngomong, kita jadi kan membuat pesta untuk Zhavier malam ini?" Tanya Mike.
"Tentu saja jadi, tapi tidak ada alkohol ya" Zhavier memperingatkan.
"Haha, baiklah"
"Baguslah. Aku sudah menghubungi Nick, George, dan Helen agar mereka datang malam ini" jawab Alvis, ia tak lupa mengundang Helen, pacarnya.
"Helen? Untuk apa kau mengajaknya?" Tanya Mike.
"Agar seru"
"Kalau begitu, biarkan aku mengundang pacarku juga!" Protes Mike.
"Ya, boleh-boleh saja sih"
"Jangan" Zhavier buka suara.
"Huh? Kenapa?" Tanya Mike dan Alvis hampir bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Romance[Sekuel SWEET PEA] Zhavier kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya di kota New York. Ia kembali dan mengambil alih perusahaan kakeknya lalu menjadi CEO muda di sana. Kini setelah perusahaan itu berada di tangannya, semuanya men...