Felicia tidak habis pikir dengan kenyataan yang baru saja ia ketahui barusan. Setelah ia cek sendiri di website Surat Kabar RIR, ternyata memang benar apa yang dikatakan Zhavier. Rumor tentang Nabila itu telah tersebar, dan ia tidak tahu siapa yang telah menulisnya.
Bagus, berkat ini, aku jadi dituduh yang enggak-enggak, gerutu Felicia dalam hati.
Felicia menghela napas berat lalu memegangi pelipisnya dengan jemari kiri. Sedari-tadi ia tidak tenang karena Zhavier sudah berprasangka buruk terhadapnya, ditambah lagi sikap Zhavier yang dingin dan terkesan sinis tadi saat di kafe membuatnya resah karena takut dianggap sebagai seorang pengingkar janji.
Gadis itu kesal, juga penasaran. Siapa sih yang udah nge-share berita picisan begini?, batinnya.
Tak punya pilihan lain, ia segera menelepon seniornya, Dennis.
"Halo, kak Dennis..." sapa Felicia saat Dennis menjawab panggilan telepon darinya.
"Ya, kenapa Fel?" Tanya Dennis dari seberang sana.
"Ehm.. anu kak..." Felicia ragu-ragu. "Berita soal perselingkuhan hari ini..."
"Iya, kenapa?"
"Itu siapa yang nulis beritanya ya?" Tanya gadis itu memberanikan diri.
"Oh, itu Lia. Kenapa, Fel?"
Felicia tertegun. Kak Lianna? Kakak itu dapat info darimana soal ini?, batin gadis itu heran.
"Oh, enggak apa-apa kak. Cuma penasaran aja. Soalnya beritanya lumayan booming." Jawab Felicia.
"Oh iya, bener. Lia sampai dimarahin sama atasan karena nerbitin berita seenaknya gitu, yah walaupun beritanya booming banget sih."
"Kudengar, si Nabila ini jadi kayak dibanjiri hujatan gitu, kak."
"Iya. Lia bilang ke gue kalo dia jadi ngerasa bersalah udah nerbitin itu berita," tukas Dennis.
Felicia manggut-manggut, "Kakak tahu gak, kak Lia dapat infonya darimana?" Tanyanya.
"Gak tahu, Fel. Gue sempat nanya sih ke dia, tapi dia gak mau kasih tau siapa namanya. Dia cuma bilang kalau dia dapat infonya dari orang yang berhubungan langsung sama perselingkuhan itu, jadi infonya bisa dipercaya."
Berhubungan langsung? Nabila? Aditya? Masa iya Zhavier?, lalu Felicia tersadar bahwa ada satu nama yang belum terpikirkan olehnya. Thalia?!
Tapi masa iya Thalia?, batin Felicia tak habis pikir.
"Oh, oke deh kak. Makasih ya.."
"Iya, Fel. Sama-sama." Jawab Dennis lalu memutuskan panggilan tersebut.
Setelah usai berteleponan dengan Dennis, Felicia segera mencari kontak Dina lalu segera meneleponnya.
Tepat setelah panggilan telepon itu dijawab, Dina berkata dengan hebohnya, "Halo, Fel! Baru aja gue mau telpon lu. Gila! Berita soal Aditya sama Nabila booming banget seharian ini ya! Gue denger Nabila dibully gitu di sosmed. Kasihan sih ya?"
"Baru aja aku mau ngomongin soal itu, Din." Gumam Felicia. "Aku mau nanya, kira-kira kamu tahu gak siapa yang nyebarin itu?"
"Eh? Gue kira lo yang nyebarin?" Tutur Dina.
Felicia berdecak pelan. "Bukan aku, Din. Aku cuma magang di sana dan kalau mau nerbitin berita atau artikel, harus melalui senior dulu..." jelasnya.
"Oh, jadi siapa dong?"
"Nah itu dia, siapa ya?"
"Yang tahu soal ini kan cuma kamu, aku, Thalia, Nabila, dan Aditya, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Romance[Sekuel SWEET PEA] Zhavier kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya di kota New York. Ia kembali dan mengambil alih perusahaan kakeknya lalu menjadi CEO muda di sana. Kini setelah perusahaan itu berada di tangannya, semuanya men...