Nayla yang tak kuasa menahan kantuknya akhirnya tertidur di dalam mobil saat tengah berada dalam perjalanan menuju rumahnya. Zhavier yang menyadari hal itu hanya tersenyum tipis karena gemas melihat Nayla yang masih bisa tertidur pulas walaupun tadi sempat gemetar hebat karena ketakutan. Setelah waktu berlalu sekitar setengah jam lewat, akhirnya mereka sampai di rumah Nayla dalam keadaan selamat.
Di sana terlihat mobil Nayla yang sudah diparkir tepat di halaman rumahnya. Tampaknya truk derek tadi berhasil membawa mobil Nayla ke alamat yang benar. Selain itu, ada Kevin serta kedua orang tua Nayla yang tengah duduk menunggu di teras depan rumah. Tampaknya mereka tengah khawatir karena yang datang duluan hanyalah mobil Nayla saja, tidak dengan orangnya.
"Nayla..." Panggil Zhavier saat ia memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah Nayla. "Nay..." panggilnya lagi dengan lembut. "Kita udah sampai..."
Gadis yang tertidur itu pun perlahan membuka matanya. "Astaga... aku ketiduran..." gumamnya.
"Kita udah sampai, Na... itu Kevin sama Papa Mama kamu udah nunggu di depan." Tunjuk Zhavier, lalu Nayla ikut melihat yang ditunjuk Zhavier.
Sementara itu, Kevin dan kedua orang tuanya sempat bingung dan heran saat melihat ada sebuah mobil yang berhenti tepat di depan rumah mereka. Mereka sempat bertanya-tanya dalam hati tentang siapa yang ada di dalam mobil tersebut sebelum akhirnya rasa penasaran mereka terjawab setelah melihat Nayla dan Zhavier yang keluar dari mobil tersebut.
Perasaan lega langsung menghampiri Kevin serta kedua orang tuanya setelah tadi sempat dirudung rasa khawatir karena hanya mobil Nayla saja yang sampai di rumah.
"Kak, dari mana aja? Tadi bang Josua suruh aku jemput kakak, aku udah siap-siap, tapi telepon kakak gak bisa dihubungi sama sekali..." tukas Kevin yang menghampiri Nayla saat ia baru saja memijakkan kaki di halaman rumah. "Aku jadi gak tahu harus jemput kemana."
"Maaf, Vin..." kata Nayla sembari berjalan lurus menuju tempat orang tuanya.
"Terus... kok ada Zhavier?" Tanya Kevin sedikit berbisik saat melihat pria itu berada di belakangnya. Kevin sebenarnya tidak memiliki dendam khusus pada Zhavier, tapi apa yang dilakukan Zhavier kepada Nayla sekitar 4 tahun yang lalu telah membuat Kevin sedikit kesal. Ia menganggap Zhavier sebagai penyebab kesedihan Nayla yang terus berlarut selama beberapa waktu yang lama pada saat itu.
"Dia nolongin aku, Vin." Jawab Nayla singkat.
"Nayla, Papa khawatir. Kenapa mobil kamu sampai diderek begini?" Tanya sang Ayah khawatir.
"Ma.. Pa..." Tukas Nayla lemas saat ia telah menghampiri kedua orang tuanya di teras depan rumahnya.
"Iya? Kenapa, sayang?" Tanya sang ibu khawatir.
"Tadi Nayla hampir dibegal." Adunya pada kedua orang tuanya. "Untung Zhavier nyelamatin." Lalu ia melirik Zhavier yang berada tepat di belakangnya.
"Malam, Om, Tante, Kevin..." sapa Zhavier seraya tersenyum ramah.
Nayla pun meringkas kisah menegangkan yang tadi ia alami bersama Zhavier. Mulai dari saat ia memeriksa ban mobil yang bocor, hingga akhirnya Zhavier datang menolong lalu kabur dari para penyamun itu.
"Kakak gapapa 'kan?" Tanya Kevin seraya memeriksa keadaan kakak perempuannya itu.
"Gapapa kok, cuma tadi takut aja. Gatau bakal kayak gimana kalau gak ada Zhavier." Jawab Nayla.
Kedua orang tua Nayla bernapas lega saat tahu bahwa putri mereka baik-baik saja, tak lupa juga berterima kasih kepada Zhavier karena telah menyelamatkan putri semata wayang mereka.
"Ya ampun, terima kasih banyak, Zhavier." Ujar ibu Nayla, terharu.
"Makasih banyak ya, nak Zhavier." Kata ayah Nayla. "Om harus balas bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Romance[Sekuel SWEET PEA] Zhavier kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya di kota New York. Ia kembali dan mengambil alih perusahaan kakeknya lalu menjadi CEO muda di sana. Kini setelah perusahaan itu berada di tangannya, semuanya men...