10 ; Awal pendekatan

53 54 1
                                    

Di sebuah apartemen yang bertepatan dengan perkotaan Paris. Zach yang baru saja tiba, membuka pintu apartemen yang saat ini dia tinggali sendirian. Apartemen dengan cat putih dan dekorasi yang indah, sama saat Cassea melihatnya waktu itu.

Pria bertubuh kekar itu, seketika terbaring dengan kedua tangan terlentang dan mata tertutup di atas tempat tidurnya yang terlihat sangat nyaman. “Hffu..” Sembari menutup mata, Zach menarik nafas panjangnya, menaruh kedua tangannya berpindah kebelakang kepala. Tidak lama kedua mata Zach juga terbuka lebar dan melihat atap yang sudah terlihat bagus itu.

Seketika ingatan Zach beralih kepada Cassea, wanita aneh yang baru saja kenal lalu meminta jadi seorang murid. Dia juga ingat dengan sikap Cassea saat menyuruhnya untuk tidak mengantarnya sampai di depan rumah mewahnya.

“Gadis ceria, pemarah, aneh, dan misterius!!” Gumam Zach tersenyum tipis, seolah dirinya seperti ditarik dengan benang oleh Cassea, sehingga membuatnya selalu tersenyum saat mengingat ataupun melihat Cassea.

***

Waktu terus berjalan, hingga makan malah sudah terlewatkan. Keluarga Chadwick yang saat ini tengah memilih bersantai di ruang keluarga, sementara Cassea memilih pergi bersenang-senang seperti biasa. Cassea berjalan menghiraukan keberadaan ayahnya yang masih setia duduk di kursi kebanggaannya yang dekat dengan pintu masuk. Ayah Cassea yang menikmati teh hijau, lalu melihat putri pertamanya berjalan keluar, membuat pertengkaran dimulai lagi.

“Jangan keluar. Mulai sekarang kau harus fokus dan mendalami pendidikan mu itu.” Pinta ayahnya yang membuat Cassea mengentikan langkah keluarnya dan berbalik menatap sang ayah yang masih setia meneguk teh hijaunya.

“Untuk apa Ayah? Selama ini aku fokus dengan pendidikan ku.” Balas Cassea.

“Mulai sekarang kau tidak boleh pergi ke club lagi, karena kau akan meneruskan perusahaan Ayah dan bisnis lainnya.” Tegas ayahnya dengan menatap tajam ke arah Cassea.

Cassea yang mendengar keputusan itu tidak begitu suka, apalagi yang berhubungan dengan Mafia, polisi, bahkan seorang Agen sekalipun. Karena Cassea mempunyai alasan sendiri.

“Aku tidak mau. Aku tidak mau melanjutkan perusahaan Ayah ataupun geng Mafia Ayah. Aku hanya ingin membangun usaha dan kerja kerasku sendiri.” Cassea menjawab dengan penuh keyakinan.

“Pikirkan sekali lagi ucapanmu itu.” Kata Lowray yang memberi Cassea kesempatan untuk memikirkannya lagi.

“Aku sudah memikirkannya.” Karena pertengkaran tadi membuat suasana hati Cassea tidak enak dan memilih kembali ke kamarnya.

Sementara Khey dan ibunya asik menguping. Bukannya mendengar kesenangan malah mereka mendengar kabar buruk baginya.

“Dia begitu bodoh Ibu, karena menolak warisan dari ayah! Dasar!” ucap Khey tersenyum menghina Cassea. Sementara Emma hanya diam melihat ke arah suaminya.

Esoknya, Cassea berangkat kuliah dengan menaiki bus, entah kenapa rasanya hari ini begitu berbeda baginya, seolah dia tidak sabar menunggu suatu hal selepas kuliah nanti. Apa mungkin karena dia memiliki guru baru? Yang tampan dan baik hati! Memikirkannya saja membuat Cassea tersenyum tipis.

“Cassea!!” panggil April yang tengah berdiri di koridor dengan senyuman lesung pipinya.

“Pagi April!!” sapa Cassea tersenyum sangat lebar. April yang melihatnya seperti aneh saja dengan senyuman biasanya.

“Pagi! Kau bahagia sekali hari ini, ada apa? Apa kau dapat hadiah besar?” tanya April penasaran di balik senyum temannya.

“Tidak, kau ingat dengan pria yang aku hampiri saat kita jalan-jalan minggu lalu?” dengan sangat bersemangat. April mengangguk saat memorinya berhasil mengingat pria yang dimaksud Cassea.

Merci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang