Cassea masih saja memeluk tubuh Zach tanpa henti, seolah ia masih memperlihatkan betapa rindunya dia terhadap Zach. Sampai, pria yang saat ini dihadapan Cassea itu mulai melepaskan pelukannya dan beralih menatap wajah Cassea.
Tanpa bicara, Zach menatap Cassea dengan senyumannya yang sudah pergi. Melihat senyuman itu, Cassea sangat senang sekali. Saat dia bisa melihat Zach, Cassea terasa mengenang akan ibu dan ayahnya yang juga sama-sama meninggal.
“Kenapa? Kenapa kau diam saja? Kau tidak menjawab pertanyaan ku, setelah sekian lama kau pergi?” ujar Cassea yang masih meneteskan air matanya saat menatap Zach.
Lagi-lagi, Zach hanya diam tanpa balasan, ataupun membuka suara sedikitpun. Atas kebisuan dari Zach, membuat Cassea sedikit kecewa karena tidak mendapat jawaban dari pria tersebut. Sampai akhirnya, Cassea sadar akan wajah Zach yang sedikit terlihat pucat, bak orang sakit.
“Kau sakit? Wajahmu terlihat pucat.” Ucap Cassea panik seraya memegang pipi kanan Zach. Sentuhan tangan Cassea membuat pria itu memejamkan kedua matanya, merasakan akan sentuhan lembut itu.
“Kau tahu! Cinta ayahku sudah kembali! Dia menyayangi ku, bahkan merestui hubungan kita!” jelas Cassea tersenyum lebar dengan air mata yang hampir saja kering.
“Dan aku berhasil merawat putri kita! Aku menamainya Meghan, seperti yang kau berikan!” lanjutnya yang masih tersenyum.
“Dia akan senang ketika tahu bahwa ayahnya sudah pulang! Meghan sangat merindukanmu Zach, hikss.” Mendengar akan putrinya, Zach seketika tertunduk dengan tetesan air mata. Zach merasa bahwa dia sangat bersalah karena belum bisa memenuhi kewajiban sebagai seorang ayah. Perbincangan mereka berakhir dengan pelukan lagi.
Rasa cinta yang tidak akan pernah pudar, meski sudah 14 Tahun lamanya mereka dipisahkan. Tapi kini Tuhan memberikan satu kesempatan untuk bertemu sekali lagi.
***
03:05 PM.
Setelah asik jalan-jalan bersama. Kini April dan Meghan tiba di rumah. Mereka tidak tahu akan seseorang yang datang di rumah. Sementara April memarkirkan mobilnya, Meghan memilih masuk rumah terlebih dahulu.
“Mama!” panggil Meghan seraya tersenyum tipis memanggil Cassea.
Dari arah belakang, Meghan melihat seorang laki-laki yang masih duduk berhadapan dengan Cassea di sofa panjang ruang tamu. Penuh tanda tanya di benak Meghan, sampai gadis itu berjalan lebih dekat. Saat melihat kedatangan putrinya, seketika Cassea tersenyum lebar dan berdiri menghampiri Meghan. Tak lama, Zach juga ikut berdiri dan berbalik, sehingga wajahnya terlihat jelas oleh Meghan dan juga Cassea.
Betapa terkejutnya gadis itu saat melihat orang yang berdiri didepannya saat ini. Seorang ayah yang sudah lama ia tunggu-tunggu.
Meghan menoleh kearah Cassea yang masih berdiri disampingnya. Mendapat anggukan dari mamanya, sudah membuat gadis itu tahu, bahwa yang berdiri didepan ialah ayahnya.
“Ayah!” seketika Meghan berlari kecil, memeluk ayahnya dengan isak tangisnya. Cassea yang melihat pemandangan bahagia itu, membuatnya ikut senang karena kini putrinya bisa melihat bahkan memeluk ayahnya.
“Ayah... !” hanya itu yang dikatakan oleh Meghan. Zach memeluk tubuh mungilnya Meghan, sesekali pria itu mencium pucuk kepala putrinya yang masih saja menangis sesenggukan tanpa henti.
“Ayah... Aku sangat merindukanmu! Aku dan mama percaya bahwa Ayah akan kembali bersama kami.” Jelas Meghan yang masih di dalam pelukan Zach. Zach hanya tersenyum bahagia, tampak rasa leganya saat bisa menemui keluarga kecilnya lagi.
CKKLEK.
Pintu terbuka, memperlihatkan April yang baru saja melihat pemandangan didepannya saat ini. Wajah heran serta terkejut terpancar milik April dan membuat wanita berambut pendek itu berjalan sampai tepat disamping temannya, Cassea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...