50 ; MERCI

15 13 0
                                    

Terkadang yang dekat terasa asing, dan yang asing terasa dekat. Begitulah kehidupan.

~ Cassea Laura Chadwick ~
______________________________________

Mendengar suara tersebut. Cassea menoleh, sementara Zach hanya tersenyum, seolah sudah mengetahuinya. Memang ini semua rencana mereka.

Kesenangan dan keceriaan menjadi satu, saat Cassea melihat Aami, Curtis, dan Darrel. Mereka semua sengaja datang untuk melihat dan menemani Cassea, yang sudah dianggap keluarga baru oleh mereka bertiga.

"Selamat! Ini untukmu!" ucap Aami memeluk, lalu memberikan sekantong bunga kepada Cassea.

Darrel dan Curtis juga mengucapkan selamat kepada Cassea, mereka berdua hendak berpelukan seperti Aami, tapi malah mendapat tatapan tidak enak dari seseorang disamping Cassea. Alhasil tidak jadi memeluk.

"Kalian, kenapa kemari?!" tanya Cassea heran namun  juga senang.

"Ya... Anggap saja kami ini keluarga mu!" jawab Aami tersenyum.

"Keluarga?" ujar Cassea masih tidak percaya dan menganggap candaan yang lucu.

"Ya, aku akan berperan menjadi Ibumu! Dan kau adalah anakku, sementara dia.... Adalah putra pertamaku!" ucap Aami yang menarik Curtis, merangkul pundaknya dengan geram, sehingga hampir saja tubuh, Curtis mati rasa karena wanita itu.

"Ya, aku adalah Kakak mu!" lanjut Curtis setuju seraya tersenyum. Cassea dibuatnya tertawa melihat tingkah drama mereka.

"Aku, aku akan menjadi kekasihmu saja!" ucap Darrel dengan senangnya.

Tiba-tiba saja, suara batuk terdengar begitu jelas, seperti ingin menandakan sesuatu. Mereka menoleh ke arah Zach, letak suara misterius itu.

Aami, Curtis, dan Cassea menahan tawa saat menoleh ke arah Zach, terutama Cassea, wanita yang mencintai pria malu-malu kucing itu.
Darrel yang sadar dengan ucapan tadi, dia akhirnya mengalah pasrah.

"Ya, ya. Aku lupa jika seseorang sudah berperan sebagai kekasih! Aku akan menjadi Pamanmu saja." Ucap Darrel pasrah, karena memang dia cocok menjadi orang tua.

Semuanya tertawa melihat tingkah Darrel, sementara Cassea terus bertatapan dengan Zach, dengan senyuman lebar, seolah berterima kasih. Mereka berlima memutuskan untuk duduk di rumput yang indah, di taman kampus Cassea. Di sana mereka saling bercanda, hingga terlihat heboh dan menyenangkan jika orang lain melihat nya.

Terutama Khey yang melihat Cassea masih memiliki orang-orang terdekat yang masih sayang dengannya. Apalagi sang ayah yang menatap terus dengan tajam, kearah Zach, Aami, Darrel, dan Curtis, layaknya dendam pribadi.

.

.

.

"Aku sangat terkejut dan tidak percaya, melihat Zach.. dipenuhi dengan lukisan bibir wanita, hahaha!" canda Aami. Disana Zach sangat terpojok, malu yang beradu jadi satu.

Pria itu mencoba mengingat kejadian semalam, namun tidak bisa mengingatnya dengan detail, apalagi soal ciumannya dengan Cassea.

"Apa saja yang kulakukan?" tanya Zach memberanikan diri bertanya kepada Cassea dengan rasa malu pastinya.

"Kau ingin tahu?" tanya balik Cassea yang meyakinkan sahabatnya itu. Zach mengangguk serius.

"Kau mencium bibirku!" ucap Cassea tersenyum malu-malu namun terus terang. Seketika semuanya kaget mendengar pengakuan dari Cassea. Zach memejamkan matanya, menahan rasa malu yang tidak pernah dia dapatkan.

"Ooooo...!" goda bersamaan Aami, Curtis, dan Darrel tersenyum.

"Tapi tenang saja, kau menghalangi nya dengan bunga mawar!" lanjut Cassea berkata jujur.

Merci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang