Cassea masih berusaha berjalan menuju mobil Zach sambil membopong tubuh Zach yang sangat berat baginya.
"Berikan satu botol lagi! Aku bisa meminumnya. Haha!" ucap Zach lantang sambil memejamkan mata.
Cassea terkejut saat asik dengan usahanya itu. Dia juga sedikit bingung dan capek, saat Zach terus-terusan bergerak tidak karuan. Sampailah mereka di sebuah mobil putih milik Zach. Dengan segera Cassea memasukan nya kedalam, begitu juga Cassea yang duduk di tempat pengemudi.
"Bagaimana ya.. apa aku masih bisa mengemudi?" gumam Cassea kebingungan saat melihat setir mobil di depannya.
Memang, Cassea sudah memiliki SIM, tapi. Karena konflik antara dirinya dan sang ayah membuatnya memilih berjalan kaki hingga sekarang dan sedikit takut bila mengemudi.
Tiba-tiba Cassea yang berpikir bahwa Zach sudah tertidur, ternyata pria itu berteriak bahagia, sampai Cassea mulai memegang lengan Zach dan berusaha untuk menyuruhnya diam.
"Diam lah. Hffu.. Bagaimana ini, aku kira dia tidur. Lebih baik aku merawat anak kecil, dari pada orang dewasa sepertinya." Celoteh Cassea jujur.
Zach diam seketika, dia mulai melihat ke arah Cassea dengan tatapan orang sadar, padahal masih tidak sadarkan diri. Perlahan Zach lebih dekat dengan wajah Cassea, tangannya yang kekar, kini memegang pipi kiri Cassea dan mengusapnya dengan lembut lalu mendekatkan wajahnya yang kini hanya ada jarak lima centimeter saja dengan wajah Cassea.
Cassea yang terpesona dengan wajah Zach, seolah tubuhnya tidak bisa bergerak, hanya bisa memandang dan diam. Nafas yang dingin kini menjadi sangat dekat, Zach masih melihat kedalam mata Cassea. Dia tidak berpikir bagaimana perasaan Cassea yang jantungnya berdegup kencang saat ini. Pikiran Cassea hanya satu, pikiran yang sama dengan wanita lain yang jika mereka berada di posisinya saat ini.
"Tu me manques ( aku merindukan mu)." Ucap Zach dalam bahasa prancis. Setelah mengatakan itu, Zach baru mulai tertidur lelap, tangannya juga sudah lepas dari pipi Cassea.
Cassea juga mengerti bahasa prancis, tapi yang dia tidak mengerti adalah kata yang diucap Zach barusan untuk siapa? Hanya bisa diam dan tersenyum kecil sembari membenarkan tidur Zach. Tidak ada pilihan lain, Cassea mencoba mengambil ponsel milik Zach dan berharap barangkali ada temannya yang akan menolongnya.
"Maaf Zach, aku pinjam ponselmu untukmu!" ucap Cassea meminta izin.
Cassea mulai melihat semua nomer yang tercantum, disana. Sampai Cassea melihat nama Curtis, dengan segera wanita itu menelfon nya langsung.
"Maaf, aku teman Zach, dan dia saat ini tidak sadarkan diri, apa bisa kau datang menjemputnya? Aku akan mengirim alamatnya," ucap Cassea dengan cepat lewat telfon.
.
.
.
Cassea melihat arloji milik Zach, kini sudah hampir tengah malam, tidak lama Curtis datang mengetuk jendela mobil Zach. Melihat seseorang datang, Cassea keluar menghampirinya. Curtis menahan senyumannya saat melihat Cassea dari bawah sampai atas.
-'Apa ini wanita yang lagi dekat dengan Z? Wah.. ternyata dia diam-diam memiliki wanita di hidupnya!' Batin Curtis.
Cassea menyadarkan lamunan Curtis, dan mulai menunjukan keadaan temannya yang masih tidak sadarkan diri itu. Saat panjang lebar Cassea bicara awal mulanya, sampai tentang dirinya yang takut mengendarai mobil. Seketika Curtis menghentikan celoteh Cassea.
"Baiklah, baiklah! Aku akan membawa temanku ini pulang. Dia memang tidak pandai dalam minum apalagi wanita, maaf ya!" balas Curtis tersenyum. Cassea mengangguk faham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...