65 ; Bawa aku pergi!

22 16 2
                                    

Seorang pria yang masih setia berdiri, menggenggam sebuah cincin indah di tangannya, dengan menangis melihat ke arah cincin tersebut. Sementara disisi lain, seorang wanita cantik, yang harus menanggung dan menjadi umpan untuk kekuasaan ayahnya, hingga rela mengorbankan cintanya. Dengan air mata yang saat ini hanya bisa menemani keduanya.

Berita tunangan Cassea Laura Chadwick dan Hanry I Whitney sudah tersebar di seluruh kota Paris. Kenapa tidak, karena keduanya sama-sama anak orang paling terpandang di sana.

Zach yang kini berjalan di malam hari, tidak sengaja melihat sebuah berita dan poster pertunangan dari keluarga Chadwick dan Ericsson I. Dia hanya melihat dengan tatapan sedih, tidak bisa berbuat apa-apa.

Cklek.

Sampai di Apartemen miliknya, tanpa bantuan lampu yang menerangi ruangan. Pria itu memilih mematikan lampu dan duduk di sofa, sambil memandang terus kearah cincin tersebut. Seorang pria yang baru saja merasakan kebahagiaan jatuh cinta, kini langsung diberi sebuah perpisahan yang sangat menyakitkan untuknya.

Di dalam kamar, Cassea menangis saat dirinya mengingat ucapan yang seharusnya dia tidak ucapkan untuk menyakiti hati Zach. Kini bibir hanya bisa mengeluarkan kata maaf yang mungkin bisa menyelesaikannya, tapi tidak.

“Maafkan aku Zach!” Gumam Cassea mencium gelang pemberian dari Zach. Disepanjang malam hanya ada suara tangisan saja.

                                  ***

Dua hari telah berlalu, musim dan hari pastinya juga berganti. Kini saatnya hari pertunangan yang tidak di inginkan Cassea. Di rumah mewah keluarga Chadwick, semua pesta dan persiapan sudah di lakukan.

Dua hari juga, Zach masih saja duduk di sofa, dengan ruangan yang gelap. Pria itu memegang erat, meremas cincin yang seharusnya dia pakaikan ke jari seseorang. Cassea yang sudah bersiap, memakai sebuah Dress panjang yang sangat-sangat indah, dengan rambut lurusnya. Di depan cermin, wanita cantik itu memandang wajah sedihnya. Sampai seseorang memanggilnya untuk segera turun.

“Ibu! Entah apa yang diinginkan takdir? Tapi aku sangat kesakitan disini.” Gumam Cassea yang menahan air matanya.

                            📖📖📖

(“Dua setengah hari, aku tidak bisa tidur. Rasa sakit di hatiku masih tidak bisa menerima kepergian mu! Aku sampai berpikir, kenapa Tuhan begitu kejam?................”)

                              📖📖📖

Suara yang sangat berisik, hingga wartawan, dan juga tamu undangan dari luar, sudah memenuhi rumah Chadwick. Begitu terlihat penuh dan ricuh.

Cassea berdiri, berhadapan dengan Hanry yang tanpa dosa masih tersenyum lebar. Begitu juga Emma yang merasa puas karena dendamnya, tapi tidak dengan Khey. Entah kenapa tatapan Khey berbeda dari yang dulu.

Wanita berambut orange itu menatap dengan seduh kearah Cassea tanpa kata-kata dan ekspresi biasa. Tidak lama, sebuah cincin masuk kedalam jari manis Cassea, seketika air mata menetes tanpa terasa, suara tepuk tangan juga nyaring di telinga Cassea. Hampir tidak ada yang bisa melihat air mata Cassea pada saat itu.

Setelah memasukkan cincin tersebut. Hanry memeluk calon Istrinya yang masih diam tanpa ekspresi. Cassea selalu melihat wajah Zach di bayangannya, bahkan dia melihat seorang pelayan yang mirip dengan Zach, tapi ternyata bukan, itu hanyalah imajinasinya saja.

“Kau lihat, tidak lama lagi semuanya akan berakhir Lowray!” bisik Emma ke telinga Khey. Tapi bukannya merespon, Khey malah memilih pergi dari situ dengan ekspresi malas.

Merci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang