22 ; MERCI

39 35 2
                                    

Universitas Paris.

Kelas sedang berlangsung. April yang sedari tadi menunggu kedatangan Cassea, mulai merasa cemas dengan keadaan yang tengah menimpah temannya itu. Mata April terus melihat ke arah pintu kelas, berharap kalau Cassea terlambat. Kebetulan sekali dosen yang mengajar adalah ibu Cloe, si Dosen Killer. Ibu Cloe yang melihat gerak-gerik April terlihat kebingungan, mulai membuka suara di seisi ruangan.

"April! Apa yang sedang kau cari? Apa kau tidak mendengarkan pelajaran Ibu tadi?" Tegas ibu Cloe.

"Tidak Bu. Maksud ku, aku mendengarkan pelajaran Ibu!" jawab April.

Hampir semua dosen tahu kalau April dan Cassea sangat dekat, layaknya saudara kembar. Ibu Cloe yang paham soal pikiran April saat ini, dia ingin memberitahu sesuatu kepada April yang kini kembali fokus ke tugasnya.

"Teman mu saat ini sedang berada di rumah sakit. Ibu di beritahu kalau kakinya patah!" ucap ibu Cloe melihat ke arah April.

Seketika April terkejut mendengar hal itu, bagaimana Cassea sampai tidak memberitahunya soal itu. Kini April hanya bisa sabar menunggu jam kuliahnya selesai.

***

Di dalam kamar rumah sakit. Cassea hanya bisa terbaring di atas ranjang tanpa melakukan apapun. Sampai Zach datang di ruangan Cassea lagi.

"Kau sudah baik 'kan?" tanya Zach yang baru saja masuk ke dalam ruangan.

"iya!" jawab Cassea tersenyum lebar.

Zach yang sudah berdiri di samping Cassea sambil membawa sekantong makanan untuk Cassea. (Sungguh pria pengertian!)

"Aku bawakan sarapan untukmu, makanlah." Ucap Zach yang menaruh sekantong makanan tadi di atas meja.

"Hmm.." Cassea mulai meraih makanan yang di bawa Zach tadi.

Sebelum memakannya, Cassea mencium aroma yang begitu hangat dan lezat untuk sarapannya, dengan sangat lahap wanita itu memakannya tanpa pikir panjang.

Karena sibuk menyantap makanan yang begitu lezat, Cassea sampai lupa dengan keberadaan Zach yang masih setia diam melihatnya makan. Seketika Cassea mengambil satu suapan untuk diberikan pada Zach.

"Kau mau?" ujar Cassea sembari menyodorkan satu suapan itu kepada Zach. Namun Zach menolaknya dan menyuruh Cassea untuk menghabiskan makanan dengan porsi setimpal sendirian.

Cassea tidak ingin durhaka karena menolak perintah gurunya, dan kembali menyantap lahap makanan lagi.

"Kau tahu? Menurutku.. kebanyakan wanita lebih ganas saat makan, dari pada bermain di luar sana!" ucap Zach yang membuat Cassea berhenti.

"Kenapa bisa begitu?" tanya Cassea yang mulutnya penuh.

"Ya, jika mereka sudah berhadapan dengan makanan, maka aura serigala mereka akan keluar dengan ganas!" jawab Zach tersenyum, melihat wanita di depannya saat ini.

Mendengar itu, Cassea merasa tersindir oleh Zach. Tapi meski begitu, Cassea masih tidak peduli dengan ucapan Zach.

"Memang benar! Maka dari itu, pria harus takut kepada wanita, karena kenapa? Karena jika sampai aura kemarahan serigala keluar, semua yang wanita lihat akan dimakan, termasuk seorang pria!" balas Cassea lanjut makan.

Zach terdiam seketika, ucapan Cassea juga ada benar nya. Bahwa kekuatan wanita lebih kuat. Dia orang itu menikmati kebersamaan bersama, meski di dalam rumah sakit.
.

.

.

Selesai makan Cassea begitu kenyang sampai-sampai perut dan dadanya begitu sesak sekali dengan kenikmatan tadi. Jika dilihat perut Cassea yang awalnya kurus, kini menjadi buncit.

Merci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang