11 ; MERCI

47 50 5
                                    

Zach dan Cassea tengah menempuh perjalanan, hingga mereka sampai ketempat yang dimaksud Zach. Zach yang turun lebih dulu dan disusul oleh Cassea dari belakang, lalu menunjukan pemandangan kota Paris yang terlihat jelas dari tempat atas dimana mereka saat ini berdiri disana. "Lihatlah!" ucap Zach sembari menunjuk ke arah pemandangan indah. Cassea masih tidak tahu, dan untuk menghilangkan rasa penasarannya, dia berjalan maju dan melihat ke arah yang ditunjuk oleh Zach.

Mata Cassea terbuka lebar, senyuman yang memperlihatkan gigi dan rasa takjubnya. Bagaimana tidak takjub, Cassea melihat pemandangan kota Paris dengan hiasan menara Eiffel di tengah membuat kota itu terlihat sangat indah. Melihat menara Eiffel mengingatkan Cassea akan sahabatnya dulu.

🍂🍂🍂

Amerika - Chicago, 18 Maret 1997.

Disebuah kursi panjang yang dihiasi oleh rumput hijau dengan sebuah perumahan mewah. Disana terdapat dua orang anak tengah duduk sambil tertawa lepas seperti seorang teman yang sangat dekat.

"Bagaimana? Gambaranku bagus 'kan?" Tanya Nita kepada sahabatnya, Elan.

Elan meraih kertas Nita dan melihat gambaran Nita, sebuah gambar menara Eiffel yang sangat jelek sekali sampai dirinya hampir tidak bisa mengenalinya.

"Apa ini?" tanya Elan.

"Menara Eiffel!" jawab Nita tersenyum.

Bukannya kagum, Elan malah tertawa lepas dan membuat Nita cemberut merasa dirinya diejek Elan. Elan berhenti tertawa saat ia melirik ke arah Nita.

"Maaf, tapi gambaranmu jelek sekali!" ucap Elan di sela-sela tertawanya.

"Memangnya kau bisa menggambar lebih bagus dari punyaku, hah?" tantang Nita.

"Bisa, aku selalu juara satu saat lomba melukis di sekolah." Jawab Elan bangga dengan diri sendiri.

Tidak heran jika dia bisa menggambar, karena itu salah satu hobinya. Nita terdiam dan mengambil gambarannya yang ada di tangan sahabatnya itu. Melihat Nita sedih, Elan berhenti tertawa dan mulai bertanya baik-baik kepada Nita.

"Katakan padaku, kau suka dengan menara Eiffel?" tanya Elan tersenyum.

"Iya, jika besar nanti aku akan meminta kepada ayah dan ibuku untuk pergi ke menara Eiffel!" ketus Nita polos.

Merci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang