Perjuangan yang begitu besar hingga menghasilkan buah. Kini Aami dan Zach hanya tinggal satu tangga saja untuk dilewati. Dengan keringat dan debu-debu yang ada di tubuh mereka, dan membuat keempat Agen itu terlihat sangat kotor dan sedikit kewalahan.
"Zach, pergi dan selesaikan semuanya." Teriak Aami di sela-sela suara tembakan yang sangat berisik dan ricuh di sana. Zach mengerti, dengan cepat dia berlari meninggalkan Aami yang melawan sendiri orang-orang itu.
Lowray tersenyum, saat mengetahui Zach berhasil menangkapnya di atap gedung. Dengan pistol yang ada di tangan Zach, dia menyodorkan pistol itu ke arah Lowray.
"Turunkan senjata mu. Kau sudah kalah Lowray Chadwick." Sentak Zach penuh kekesalan. Lowray membuang semua senjatanya dan mengangkat kedua tangannya di atas kepalanya.
Mengingat dirinya akan ditembak oleh Zach, Lowray menatap dengan tajam dan sedikit heran saat melihat Zach menjatuhkan senjata miliknya di tanah dengan wajah pasrah nya.
"Ini adalah keinginan putrimu! Dan aku tidak akan pernah melukai ayahnya sedikitpun. Karena cintaku sangat tulus." Ucap Zach yang membuat Lowray berpikir bahwa cintanya benar-benar besar untuk putrinya.
"Apa Anda tahu! Cassea pernah marah besar kepadaku karena dia membela ayahnya. Dia berkata ‘Ayahku tidak jahat, dia hanya tegas! Memang luarnya keras, tapi hatinya begitu lembut! Sangat lembut! Dialah ayahku’." Ujar Zach seraya tersenyum tipis mengingat akan kemarahan Cassea padanya. Lowray terdiam.
"Apa kau tidak akan meninggalkannya?" pertanyaan yang keluar begitu saja dari mulut Lowray.
"Kalaupun aku meninggalkannya, itu akan menjadi hari dimana aku meninggalkan dunia ini." Jawab Zach nampak serius.
Tidak lama setelah itu. Aami datang mengepung Lowray. Tapi Aami terkejut saat melihat Zach tanpa senjata. Lowray berjalan menghampiri Zach, memegang pundak kanan Zach dengan menggunakan tangan kanannya.
"Besok aku tunggu di rumah." Bisik Lowray. Lalu berjalan pergi dengan menyeringai.
Zach terkejut mendapat bisikan itu. Sedangkan Aami terkejut melihat Lowray dilepaskan begitu saja. Tetapi mereka tetap diam menunggu perintah dari kapten mereka.
***
Keesokan harinya, di tanggal 25 Maret. Hari-hari yang menyedihkan seperti biasa Cassea lewati bersama ayahnya. Sejak hari itu hubungannya dengan sang ayah hanya diam-diaman saja tanpa saling bicara.
Sejak pukul 8 pagi hingga 8 malam, Cassea kebingungan melihat Ayahnya masih saja duduk di ruang tamu menghadap ke arah pintu masuk. Ingin rasanya dia bertanya kepada ayahnya, tapi dia tidak ingin memulai pertengkaran lagi.
Sehingga masuk tengah malam. Cassea terkejut saat melihat segerombolan polisi mendobrak pintu rumahnya dan menangkap ayahnya yang sedari tadi duduk di ruang tamu tanpa beranjak kemana pun.
"Apa yang terjadi?" tanya Cassea kepada para polisi itu.
"Lowray Chadwick adalah seorang Mafia terbesar yang menjual belikan senjata api ilegal di berbagai negara. Kami harus menangkapnya. Ini perintah!" jelas polisi itu. Cassea tidak bisa mencegah tugas para polisi itu. Karena itu semua benar, ayahnya bersalah.
Kini hidupnya sangat hancur dan sulit, ayahnya yang saat ini dibawa ke kantor polisi, sementara ibu dan cintanya masih berada ditempat lain.
Jika ingin bebas, Cassea harus menebus sang ayah dengan jumlah uang yang begitu banyak. Akhirnya ia memilih menjual rumah mewahnya dan semua mobil, juga benda berharga dan mahal yang ada di dalam rumahnya. Kini semuanya sudah menjadi uang, Cassea menebus sang ayah dengan separuh uang tersebut. Sedangkan sisa uangnya dia belikan rumah sederhana untuk ia dan ayahnya tinggali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...