Meghan hanya diam saat mengetahui mamanya datang hingga berjongkok dihadapannya. Sedangkan Cassea masih menatap sedih, dan ingat akan kesalahan yang ia buat. Demi pekerjaan dia sampai lupa dengan putrinya.
"Meghan... Maafkan Mama, Mama— " Belum sempat selesai, dari arah samping salah satu wali murid yang terkenal kaya dan sombong datang ikut campur di dalam urusan Cassea. Iya! Dia ibu dari gadis bernama Manon.
"Seharusnya kau memberitahu siapa ayahnya! Putrimu hanya bisa diam saat semuanya ingin mendengar soal ayahnya." Ucap wanita sombong itu, tak kalah sombongnya dengan putrinya. Cassea menoleh dengan perasaan yang lebih bersalah kepada anaknya.
"Maaf nyonya Dawson, tapi seharusnya kau menikah lagi saat usia putrimu masih kecil." Lanjut wanita tadi
Cassea menutup kedua matanya dan berdiri menghadap wanita itu dengan sangat berani tanpa rasa takut.
"Suami saya masih ada, dan aku yakin dia akan datang kepada kami! Jadi anda jangan seenaknya bicara pada orang lain." Balas Cassea ketus.
"Aku hanya memberimu pemasukan saja. Lagi pula kau harus melihat keadaan putrimu juga 'kan. Bagaimana mungkin seorang ibu, juga menjadi seorang ayah! Cih.. memalukan." Hina nya. Mendengar itu, Cassea tidak bisa menjawabnya. Memang benar selama ini dia berusaha sendiri tanpa bantuan dari seorang pria.
Tapi keyakinan akan cintanya yang besar pada Zach, membuatnya yakin dan percaya akan jalan hidupnya bersama putrinya.
"Apa kau tidak bisa menjawab? Bahkan putrimu sendiri tidak tahu siapa dan bagaimana rupa ayahnya?" lanjut wanita tadi habis-habisan. Cassea masih tetap diam tanpa jawaban, dia hanya bisa menunduk akan ucapan yang benar menurutnya. Sementara wali murid tadi, hanya menyeringai puas.
"Aku percaya dengan mamaku!" ucap Meghan membuat debat kedua wanita tadi terhenti, dan beralih ke arah Meghan yang saat ini berdiri sejajar di samping Cassea.
"Bagiku dia adalah mama terbaik. Bahkan aku tidak perlu ayah jika mama sepertinya ada! Mamaku jugalah ayahku. Jika mamaku bilang bahwa ayahku akan datang. Maka dia akan datang." Balas Meghan yang membela Cassea dengan rasa percaya dirinya dan keberanian, meski kedua mata harus berkaca-kaca.
"Tidak semua wanita bisa menjadi seorang ibu dan ayah untuk anaknya. Tidak, Bahkan untuk anda." Lanjut Meghan. Wanita sombong itu hanya diam tidak menjawab dan hanya menatap sinis. Jawaban Meghan berhasil menutup rapat mulut wanita sombong tadi.
"Dia adalah mamaku! Dan aku sangat bangga memiliki mama sepertinya. Aku sangat sayang padanya." Mendengar ucapan Meghan membuat wanita tadi merasa kalah dan memilih pergi dari situ. Sementara Cassea senang sekaligus sedih saat melihat keberanian putrinya membela dirinya.
"Maafkan Mama, Meghan! Mama ingin datang tepat waktu, tapi pekerjaan Mama sangat banyak." Ucap Cassea merasa bersalah. Meghan tersenyum sembari menghapus air mata Cassea yang keluar dari matanya.
"Aku tahu Mama! Mama sudah banyak berkorban untukku. Aku tidak akan marah! Tapi sebagai gantinya, Mama harus menceritakan semuanya dengan jujur." Jawab Meghan tersenyum. Cassea tersenyum memeluk sang putri dengan sangat bersyukur karena dia mendapatkan seorang putri yang memiliki kebijakan di dalam dirinya.
***
Sungai Seine - Paris.
Cassea menceritakan semuanya kepada Meghan, mulai dari konflik yang terjadi di dalam keluarganya, hingga perpisahannya dengan Zach. Dengan penuh ketelitian dan bijak dalam mendengarkan cerita Cassea, Meghan sangat-sangat mengerti akan alur cerita mamanya. Sesekali dia juga merasa sedih saat mengetahui perpisahan paksa antara kedua orang tuanya.
"Sampai sekarang Mama tidak tahu dimana, bagaimana, dan kenapa ayahmu masih tidak datang ataupun mengabari Mama." Ucap Cassea mengusap air matanya.
"Itu artinya, Ayah tidak datang meski aku masih ada di dalam kandungan?" tanya Meghan yang juga ikut meneteskan air matanya. Cassea menggeleng dengan sedih, Meghan menutup kedua matanya pada saat itu juga.
"Mama hanya tidak mau, kau menjadi hancur karena masa lalu Mama. Tapi kini Mama tahu, kau tidak seperti Mama, kau anak yang baik dan bijak Meghan!" puji Cassea dengan senyuman seraya mengusap lembut rambut indah milik Meghan penuh sayang.
"Lalu, apa aku tidak akan pernah bertemu ayahku?" tanya Meghan.
Cassea menatap putrinya, tersenyum dan diam sejenak lalu menggeleng pelan penuh percaya diri.
"Mama yakin, kau akan bertemu dengannya! Kau percaya pada Mama 'kan! Hmm." Meghan mengangguk, mempercayai ucapan mamanya. Kini kesedihan mereka berhenti dan beralih ke pembicaraan yang menyenangkan lagi. Meghan sama seperti Zach, pandai menyenangkan seseorang yang dia sayangi.
"Katakan padaku Ma! Bagaimana ciri-ciri ayahku?" tanya Meghan penasaran akan Zach. Cassea tersenyum dan berbalik memandang sungai luas yang dulu ia pernah buat kencan pertamanya dengan Zach.
Cassea menutup matanya berusaha mengingat dan merasakan semuanya, hingga seluruh wajah Zach yang dia selalu ingat keluar dalam ingatannya.
"Bagi Mama, ayahmu pria yang tampan! Memiliki mata cokelat lumpur, hidung runcing, dan bibir tipis yang indah. Dia juga pendiam dan sedikit pemalu! Tubuhnya yang kekar juga senyuman manisnya yang sama sepertimu." Ucap Cassea sambil membayangkan wajah Zach. Meghan tersenyum legah setelah tahu akan ciri-ciri dan sifat ayahnya.
Dia juga sangat senang dan beruntung, memiliki seorang ayah yang bekerja sebagai Agen rahasia negara Perancis. Meghan melihat wajah yang penuh cinta saat melihat mamanya berusaha membayangkan wajah ayahnya.
"Mama sangat mencintai ayah!" ucap Meghan. Cassea mengangguk tanpa malu.
Seketika Meghan memeluk mamanya dari samping, sehingga membuat Cassea membuka matanya, membalas pelukan putrinya dengan senyuman lebar.
"Aku akan membuat Mama bahagia! Aku tidak akan membuat Mama bersedih!" ujar Meghan. Cassea tersenyum mengetahui keinginan putrinya. Cassea menatap ke arah Sungai Seine menatap ke air sungai dengan sangat dalam juga senyuman lebar dan puasnya.
-‘Kau pasti akan bangga setelah bertemu putrimu Zach! Tiga belas tahun aku merawatnya dengan penuh kasih sayang. Dia sangat mirip denganmu!’ batin Cassea tersenyum, mencium pucuk kepala Meghan.
Keduanya masih saling memberikan kasih sayang yang besar. Setelah mendengar cerita semuanya dari mulut Cassea. Meghan akan memilih mata pelajaran Hukum. Dia sudah memutuskan untuk masuk ke jurusan hukum dan akan menjadi seorang pengacara handal yang bijak dan adil.
Meski itu akan berat untuk Cassea, karena seluruh keluarganya akan tercium oleh aroma politik. Namun dia juga tidak terlalu membenci polisi ataupun Agen, setelah semuanya selesai dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...