40 ; MERCI

19 17 0
                                    

Cassea menerima pemberian dari Zach dengan penuh semangat dan senyuman lebar. Sedangkan Zach hanya bisa tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.

"Wah..! Ini pakaian dari kain rajut, aku sangat suka. Terima kasih Zach!" ucapan yang keluar dari mulut Cassea.

"Hem.. itu pemberian dari Aami untukku, tapi aku tidak suka warnanya, jadi..." Belum selesai bicara, Cassea dengan perasaan senangnya melanjutkan ucapan Zach.

"Jadi kau berikan padaku! Kau manis sekali. Sampaikan terima kasihku pada teman mu!" lanjut wanita berambut hitam pirang itu.

Zach menjawabnya dengan senyuman dan anggukan. Saat tiba-tiba Cassea merasa kesakitan di bagian perutnya. Rasa sakit yang sampai membuat dirinya memegang bagian perut sembari menutup mata dan mencoba menahannya.

Zach yang pada saat itu, ikut merasakan khawatir dengan keadaan Cassea. Zach memegang pundak Cassea sambil menatapnya dengan tatapan bingung dan paniknya.

"Ada apa?" tanya Zach. Pria itu mulai tersadar setelah Cassea mendongak, menatap dirinya. Wajah yang sedikit pucat, sama dengan yang April lihat saat di kampus tadi.

"Kau sakit?" tanya Zach sekali lagi, karena panik.

"Tidak, aku hanya lelah karena kemarin pekerjaan ku sangat banyak!" jawab Cassea kembali tersenyum, menahan rasa sakit yang sangat nyeri di perut.

Perlahan rasa sakit itu menghilang dengan sendirinya, mengembalikan senyuman wanita cantik itu lagi. Saat semuanya kembali seperti semula, Cassea menepuk lengan Zach sambil memancarkan senyumannya.

"Jangan cemas, aku baik-baik saja! Aku tahu kau peduli denganku!" kata Cassea yang masih sempat bercanda.
Namun Zach masih merasakan hal yang lain, karena dia tahu, Cassea yang sekarang berbeda dengan Nita yang dulu.

.

.

.


Tidak jauh dari jalan tersebut. Cassea dan Zach kini menikmati jalan-jalan bersama. Pria yang saat ini berjalan di jalanan, sedangkan si wanita berjalan di atas Paving yang rendah sambil membawa tiga balon warna kuning.

Tidak lupa juga, tangan mereka saling bersentuhan. Zach berusaha mengimbangi tubuh Cassea saat ini, begitu juga dengan Cassea yang berpegangan erat di tangan Zach. Jari-jari mereka kini menjadi satu bak lem.

"Aku tahu kau sangat teringat dengan Nita. Karena di lukisanmu yang ada di paman Ello, ada sebuah tulisan!" kata Cassea tersenyum melihat ke arah Zach.

Zach berusaha menutupi rasa malunya, pria itu masih santai dengan melihat ke bawah.

"Kenapa kau tidak membalas cintaku saja? Aku yakin kau pasti punya perasaan untuk ku, benar?" ucap wanita cerewet itu. Kini Zach berahli menatap ke arah Cassea.

"Aku sudah pernah bilang, kan? Kata cinta bukanlah kata biasa, jika kita memutuskan untuk mencintai, maka kita juga harus siap dengan langkah kesedihan, penghianatan, dan pengorbanan." Jelas Zach.

Cassea berhenti, seketika dia menatap Zach dengan tatapan serius. Tatapan serius itu membuat Zach juga balik menatap nya dengan keseriusan.

"Maka aku sudah siap untuk semua itu, jika aku tidak siap? Maka ucapan cinta yang keluar dari mulutku tidak akan terucap." Balas Cassea yang langsung membuat perasaan dan hati Zach jatuh ke bawah. Mereka kembali dengan berjalan lagi, sampai senyuman pun juga kembali lagi di wajah Cassea.

"Lupakan itu. Apa kau bisa menebak ku? Aku masih tidak yakin kalau kau Elan ku?" ucap Cassea yang hanya pura-pura. Sedangkan Zach terkejut mendengar itu dari Cassea. Mau tidak mau pria itu menerimanya dengan senang dan santai.

Merci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang