Seketika wanita berkulit coklat itu berjalan menghampiri Zach dan Cassea yang masih setia duduk di kursi. Masih setia dengan tawa lepasnya, Aami melihat ke arah temannya itu dengan wajah pasrah, serta menahan malu di hadapan, Aami.
Melihat Aami tertawa, Cassea juga ikut tersenyum lebar, seolah dia menikmati candaan tersebut, namun tidak bagi Zach.
"Wahh, wahh, wahh! Mickey dari mana ini? Manis sekali!!" ucap Aami menatap lekat dan dekat wajah Zach, seraya tersenyum lebar. Namun pria itu Hanya menarik nafas panjang.
"Hai! Aku Aami, senang bisa bertemu dengan mu!" ucap Aami yang kini berhenti tertawa dan menjadi senyuman lebar, memilih bersalaman dengan Cassea.
"Cassea! Aku juga senang bisa bertemu dengan teman Zach yang terakhir!" jawab Cassea tersenyum.
Selesai bersalaman dan saling kenal, mata Aami kembali tertuju pada pria yang masih diam memandang ke arah depan dengan bando tikusnya.
"Ngomong-ngomong, kau wanita pertama yang membuat Z... Bisa jinak!" ucap Aami membuat Zach menoleh ke arahnya.
"Z?" tanya Cassea keheranan.
"Ah, itu nama panggilannya. O, iya! Kau menyukai pakaiannya?" tanya Aami. Kedua wanita itu asik mengobrol, hingga melupakan satu pria yang masih diam bersamanya.
"Ya, aku suka! Terima kasih!" jawab Cassea tersenyum memperlihatkan gigi putihnya.
Saat keduanya asik mengobrol, Zach mengeluarkan suara batuk untuk menyadarkan keduanya, akan dirinya yang sedari tadi menunggu obrolan itu selesai. Menjadi obat nyamuk itu tidak enak.
Mendengar suara dari Zach, kedua wanita itu mulai ingat, dan mulai bersenang- senang bersama. Karena masih ada lima jam lagi sebelum matahari terbenam. Aami mengajak Cassea melanjutkan kesenangan di sana, mulai dari bermain hingga mendapatkan hadia dan sesekali berbelanja untuk keperluan wanita. Ya, meski Cassea sudah lama tidak berbelanja layaknya wanita pada umumnya, tapi dia sangat menikmati kesenangannya dengan Aami. Wanita cantik berambut hitam itu sangat nyaman akan semua orang yang dekat dengan Zach, terasa seperti kebahagiaan yang hilang, perlahan mulai kembali.
.
.
.
"Bagaimana? Menyenangkan bukan bersamaku?" tanya Aami manis.
"Kau sangat benar! Tunggu, aku harus memanggil mu kakak, atau Aami?" tanya Cassea.
"Aami saja sudah cukup!" balas Aami. Cassea dan Aami tertawa bersamaan. Sementara Zach lagi-lagi berjalan dibelakang mereka sembari memegang barang-barang milik kedua wanita itu, begitu banyak sekali barang yang harus Zach bawa sendirian.
"Memang benar, jika wanita dipertemukan, akan jadi seperti ini." Gerutu Zach menarik nafas panjang.
“Ow, kau cemburu Zach?!” goda Aamiin membuat Cassea ikut tersenyum malu lalu berbisik pada Aami. “Dia cukup malu mengatakannya!”
Kedua wanita tadi saling terkekeh kecil sementara Zach terlihat sekali bahwa dia pasrah.
Tidak jauh dari keberadaan mereka, Aami melihat seseorang yang sengaja, seperti ingin memantau salah satu diantara nya. Saat Aami balik menatap orang tersebut, dengan cepat orang itu berjalan pergi, sampai Cassea menyadarkan wanita berkulit manis itu lagi. Hampir tiga jam mereka bersenang-senang, hingga lupa waktu.
Four Season Hotel V - Paris.
Aami turun dengan membawa belanjaan yang tadi dia beli bersama Cassea. Zach mengantarnya sampai di depan Hotel besar di Paris, tempat dimana mereka selalu berkumpul untuk tugas dan misinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...