Malamnya Cassea berdiri di ruang tengah dengan perasaan takut, dia menunggu sang ayah pulang dari kantor, sembari menggigit jarinya karena gugup, Cassea masih tetap setia berdiri.
Dari arah dapur, Ibu tiri Cassea yang baru saja keluar dari dapur, heran melihat Cassea yang sedari tadi mondar-mandir tidak karuan. Untuk menghilangkan rasa herannya, Ibunya menghampirinya dan bertanya langsung pada Cassea.
"Cassea! Apa kau baik-baik saja? Ada apa, kau terlihat panik?" tanya Ibunya perhatian.
"Tidak ada, aku hanya menunggu Ayahku." Jawab Cassea yang melanjutkan kegiatannya kembali.
Tidak lama setelah perbincangan tadi, Ayah dan Khey baru saja pulang. Kedatangan Khey langsung disambut dengan pelukan hangat dari ibunya. Sementara Cassea menghadap ke Sang Ayah yang masih tegas seperti biasanya.
Saat Lowray hendak berjalan ke kamarnya, putrinya yang sedari tadi menunggu, dengan keberanian dia memegang tangan Sang Ayah dan membuatnya berhenti.
"Ayah, aku ingin mengatakan sesuatu pada Ayah. Hanya berdua saja." Ucap Cassea lebih dulu.
Tanpa banyak bicara, Lowray langsung duduk di sofa, sementara Khey dan ibunya menuruti ucapan Cassea, namun mereka masih tetap ingin menguping pembicaraan antara Cassea dan ayahnya.
Lowray yang duduk di sofa dengan kaki bersilang, serta sesekali meneguk teh hijaunya menunggu putrinya bicara. Awalnya Cassea berdiri, namun tiba-tiba dia terduduk dilantai menghadap ayahnya.
"Aku minta maaf Ayah! Mulai sekarang aku akan menuruti perintah Ayah tanpa membantah." Ucap Cassea yang masih setia menunduk sambil memegang lutut ayahnya.
Khey yang dengar pembicaraan Cassea kembali murka, dia menganggap bahwa Cassea sengaja ingin bertarung dengannya.
"Kau lihat Ibu, dia sangat licik, dia ingin mendapat perhatian lebih dari Ayah dan berusaha menyingkirkan diriku." Ucap Khey tidak terima.
"Aku tahu dia hanya ingin balas dendam padaku." lanjutnya sembari meremas jas yang ia kenakan saat ini.
Emma ibunya mencoba menenangkan putrinya yang keras kepala itu, dan mengajaknya masuk ke kamar, tapi Khey menolak perintah Ibunya, memilih untuk mendengar pembicaraan Cassea sampai habis.
"Sungguh? Apa kau bisa membuktikan kepada Ayah?" tanya ayahnya masih tegas.
"Iya." Jawab Cassea dengan wajah serius.
Lowray memandang putrinya dengan lekat-lekat, dia sangat percaya dengan ucapan putrinya saat ini.
"Baiklah, besok ayah diundang ke pesta perusahaan Dynamic Kingdom untuk menjadi tamu terhormat. Apa kau bisa berpidato menggantikan Ayah disana? Buktikan jika ucapanmu itu benar." Ujar ayahnya seakan memberikan tantangan pada Cassea.
Tanpa pikir panjang Cassea juga mengangguk dengan penuh semangat dan senyuman. Lowray yang merasa perbincangan itu sudah selesai, memilih berdiri dan masuk ke kamarnya.
Saat ayahnya pergi, Khey yang masih di selimuti dengan amarah dan kecemburuannya pada Cassea, langsung menarik tangan Cassea dan meremasnya dengan sangat kencang.
"Kau balas dendam padaku 'kan, dengan bersikap baik pada Ayah?" kata Khey. Cassea melepas cengkraman itu.
"Kalau iya, kenapa?" balas Cassea lantang. Lalu meninggalkan Khey yang masih geram begitu saja.
***
Cassea hendak berangkat ke kampus, tapi dari belakang ayahnya memanggilnya dan menyuruh Cassea berangkat menggunakan limousine berwarna putih. Ingin rasanya Cassea menolak, tapi semua ini demi hubungan baiknya dengan ayah tercintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...