49 ; Seperti keluarga

19 15 1
                                    

Di sebuah ruangan yang gelap, Cassea melempar tas kecilnya ke sembarang tempat, mendarat di atas sofa kecil dekat kasur, ia langsung terlentang di atas ranjang dengan sangat nikmat.

“Lelah! Enak sekali pria itu mendapat kecupan dari para  wanita.” Gerutu Cassea yang masih saja tidak terima.

Seketika dia teringat akan ciumannya yang terhalang oleh mawar. Jika saja mawar itu tidak ada, mungkin kedua bibir mereka saling menyatu, dan itu membuat wajah Cassea sedih,  namun juga merasa senang sekali, hingga berguling bak cacing kepanasan.

Tidak hanya itu, Cassea juga mulai merasa harus berhati-hati, karena Khey sudah tahu kedekatannya dengan Zach. Dia takut jikalau Khey sampai memberikan informasi kepada ayahnya dan membuat masalah menjadi sangat rumit nantinya.

                                 ***

Four Season Hotel V.

Masih tengah malam. Darrel membuka pintu hotel seraya membopong Zach dengan posisi sejajar, pria yang masih terlelap di alam mimpinya sendiri.

Pintu terbuka, dengan cepat pria bernama, Darrel itu segera meletakkan, Zach di atas ranjang, hingga membuatnya bisa bernafas panjang lagi dengan sempurna.

Aami dan Curtis terkejut akan kondisi Zach yang sangat mabuk itu. Ketiga orang yang ada disana, mencoba mendekat, untuk melihat wajah Zach lebih dekat. Memastikan akan bekas warna merah di seluruh wajah Zach.

“Oww.” Aami terkejut saat melihat wajah temannya yang penuh dengan cap bibir para wanita.

“Hebat sekali dia, aku saja tidak pernah mendapat tanda kecupan sebanyak itu!!” ujar Curtis tersenyum lebar, tidak menyangka.

Ketiga temannya itu saling menatap. Tidak lama, saat mereka kembali memandang Zach. Tiba-tiba pria bernama Zach itu bangun tanpa aba-aba.

“Ayo..! menari lah, kau cantik seperti mawar, hehe!” Zach mengigau yang membuat ketiganya terkejut, serta tertawa lepas. Saat puas melihat teman telernya itu, Aami beserta yang lain membiarkan Zach istirahat hingga esok pagi.

.

.

.

Hari kelulusan.

Tepat jam setengah sembilan pagi. Cassea duduk di ruang tengah, sambil menonton TV sebelum dirinya pergi ke perpisahan di kampus. Saat lagi asik sendiri, Khey beserta Emma datang ke ruang tengah, saat melihat Cassea disana.

“Selamat pagi Cassea!” sapa sang ibu ramah. Sementara Khey hanya melirik sombong kearah Cassea.

“Hem, selamat pagi!” jawab Cassea tersenyum tipis, lalu hilang dan kembali ke acara TVnya.

Khey dan ibunya ikut duduk di sofa panjang, di depan Cassea saat ini duduk. Kedua ibu dan anak itu sedang bahagia saat memberika kasih sayang satu sama lain, juga canda tawa yang membuat Cassea tidak bisa berpaling dari mereka.

Cassea melirik diam-diam, seketika dia teringat dengan ibunya. Cassea ingin bisa bertemu ibunya disaat perpisahan kuliahnya. Wanita itu hanya bisa menatap sendu dan iri dengan kasih sayang ibu yang diberikan, Emma kepada putrinya, Khey.

Kenapa kedua orang itu memperlihatkan kasih sayang mereka, karena itu membuat Cassea bertambah sedih saja. Kegiatan itu terhenti saat Khey memanggil ayahnya yang berjalan hendak melewati mereka.

“Ayah! Apa Ayah akan menjadi waliku bersama ibu?” tanya Khey tersenyum lebar. Wanita itu sama sekali tidak memikirkan soal Cassea yang masih ada disana.

Beberapa detik, Lowray terdiam sesekali melirik putri kandungnya. Tidak lama dia mulai mengambil keputusan yang membuat Cassea, putrinya, lagi-lagi merasa asing di rumah itu.

Merci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang