63 ; ma promesse (Janjiku)

18 15 0
                                    

Kicauan burung yang menemani indahnya di pagi hari, serta jalanan yang mulai penuh dengan orang-orang yang tengah sibuk dengan pekerjaan mereka. Sudah berhari-hari juga, Cassea harus izin tidak masuk kerja karena harus tinggal di rumah sakit. Tapi kini!

Cassea bekerja kembali, seperti biasa, di Toko Bonbons, dimana hanya ada dua pegawai saja yang menjaga. Dengan penuh semangat dan keceriaan, wanita dengan rambut terkuncir satu itu, seolah membagi kebahagiaan nya kepada semua orang, dan pastinya, juga Doray.

Four Season Hotel V - Paris.

Zach, dan tiga temannya berkumpul seperti biasa, membicarakan misi mereka yang belum sempat tertuntaskan, karena suatu hambatan.

“Tetua mengatakan soal misi kita Zach. Kita harus bagaimana?” tanya Aami yang kebingungan.

“Lagipula, Cassea sudah dekat dengan kita! Aku tidak tega jika menghancurkan keluarganya.” Balas Curtis. Zach terdiam, membisu, memikirkan ucapan yang masih tidak bisa ia jawab.

“Aku akan bicara dengan ketua.” Zach membuka suara, dan itu membuat ketiga temannya merasa sedikit tenang. Memang menjadi Agen tidaklah semuda yang dibayangkan.

                                ***

Tap, tap, tap. Langkah kaki Cassea terus berjalan di malam hari (mencari keheningan). Sampai dia berjalan keluar dari lorong, matanya melihat dua orang yang kemungkinan ia kenal. Khey dan Emma. Baru saja turun dari mobil, dan masuk kesebuah gedung tua yang tak terpakai.

Cassea terkejut saat melihat kedua wanita dirumahnya yang baru pertama kalinya, keluar rumah di malam hari. Untuk menghilangkan rasa penasaran, Cassea berjalan mengikuti mereka, hingga langkahnya berhenti saat seorang nenek tua berdiri didepannya dengan senyum lebar.

“Kau wanita yang memberiku uang dijalan 'kan?” tanya nenek itu memastikannya. Cassea sedikit lupa, dia hanya mengangguk dengan mata yang masih melihat ke arah gedung tua itu.

“Nenek berterima kasih padamu!” lanjutnya sangat berterima kasih atas pertolongan Cassea. Cassea masih  tersenyum lebar, dan meminta izin untuk pergi lebih dulu.

Dengan perkataan yang sopan, Cassea akhirnya bisa terlepas dari nenek itu, dan masuk kedalam gedung tersebut. Sementara nenek tadi hanya melihatnya dari kejauhan. Di dalam gedung yang sangat sepi dan gelap, Cassea memberanikan diri, mendengar suara seseorang yang asik mengobrol.

Karena terlalu serius, Cassea tidak bisa mendengar dering ponselnya sendiri, saat Zach berusaha menelponnya, hingga muncul kekhawatiran di dalam hatinya.

Perlahan dia mulai mengintip, dan terkejut saat melihat Khey dan ibu tirinya sedang berbicara dengan Hanry. Seorang pria yang akan bertunangan dengannya. Cassea bertambah terkejut saat melihat, Emma memeluk Hanry dengan penuh kasih sayang, selayaknya seorang ibu.

“Ibu senang bisa memelukmu kembali Hanry!” ucap Emma, yang ternyata adalah ibu kandung Hanry. Sedangkan Khey adalah adik Perempuan Hanry.

Wanita yang masih berusaha mengintip di sisi ruangan, membulatkan kedua matanya, menutup mulutnya yang seakan tidak percaya. Dengan pintar, Cassea segera merekam keluarga rahasia itu, hingga mendapatkannya. Cassea masih tidak tahu apa yang dimainkan oleh keluarga Emma, sebenarnya.

Dari belakang, tuan Ericsson, ayah tiri Hanry, menepuk pundak Cassea, sehingga membuat wanita itu terkejut seketika. Ericsson yang melihat kepanikan Cassea, dia bertanya kepada putri dari temannya.

“Ada apa? Sedang apa kau disini?” tanya tuan Ericsson serius. Seketika Cassea kaget mendapat tepukan dipundak nya.

“Paman! Syukurlah. Kau telah ditipu oleh Hanry, dia bukan anak yang baik. Bahkan ternyata Hanry adalah anak kandung dari Emma.” Jelas Cassea berusaha meyakinkan tuan Ericsson.

Merci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang