67 ; Last hope (Harapan terakhir)

25 16 0
                                    

Masih berada di Norwegia. Zach mengajak Cassea untuk berlayar sebentar, di lautan yang begitu luas. Dengan angin yang bertiup kencang, keduanya sama-sama duduk menikmati nya hingga lupa akan kesedihan yang masih tersisa di kota Paris. Candaan yang terus dibuat oleh Zach membuat Cassea bertambah betah disana, tidak segan-segan mereka juga menirukan gerakan di film Titanic.

Suasana di sana sangat menyenangkan dan tenang ditengah-tengah lautan yang luas. Tidak hanya berlayar saja, Zach juga selalu mengajak Cassea berkeliling di manapun, juga olahraga yang berujung keromantisan antar keduanya.

Setelah puas melakukan semua itu. Tidak lupa juga Cassea pergi ke klinik untuk memeriksa kandungannya yang masih terdapat dua setengah minggu.

Taman Norwegia. Cassea dan Zach berjalan sejajar dengan tangan yang saling berpelukan. Keduanya serasi saat mengenakan jaket tebal dan topi Bobble. Mereka berjalan sembari melihat-lihat suasana yang begitu ramai disana, dengan senyum bahagia mereka juga merasakan udara yang sedikit dingin.

“Jika saja kita bisa seperti ini selamanya.” Ujar Cassea menarik nafas. Zach menoleh ke arah Cassea, lalu tersenyum tipis.

“Tentu bisa! Kita akan selalu seperti ini!” balas Zach percaya akan takdir mereka yang baik.

“Dan juga, bersama si kecil!” lanjut Zach mengelus perut Cassea dan menciumnya juga. Tanpa malu, Zach memberikan kasih sayangnya kepada anak mereka yang masih berada di dalam perut Cassea, saat didepan umum.

Malam hari kembali lagi, seolah waktu berjalan begitu cepat.

Zach dan Cassea memilih merayakan malam tahun baru bersama di rumah. Hanya mereka berdua, menikmati tontonan kembang api yang terus-menerus menghiasi langit malam beserta pemandangan Aurora di atasnya.

“Jika saja, saat ini ada ayah, ibu! Temanku April, juga teman-temanmu, Aami, Darrel dan Curtis! Merayakan tahun baru tidak akan sesepi ini.” Ujar Cassea seraya memandangi terus kearah langit. Zach tersenyum tipis, sebenarnya pria itu juga menginginkan hal yang sama, tapi mana mungkin dia bisa mengubah takdir yang sudah tertulis di kehidupan mereka.

                                ***

25 February 2011.

Seiring bergantinya musim dan hari, tidak terasa, kandungan Cassea sudah mencapai dua bulan . Dibawah langit malam, dengan pemandangan Aurora yang sangat indah di atas bukit bersalju. Zach dan Cassea duduk di teras dengan selimut tebal yang menyelimuti tubuh mereka berdua.

Tangan Zach mengusap lembut perut Cassea yang masih tidak terlihat buncit, sesekali Zach menciumnya dengan penuh kasih sayang.

“Jika Laki-laki, kau ingin menamainya apa?” tanya Cassea tersenyum, memeluk Suaminya.

“Edzhar Dawson!” jawab Zach seraya tersenyum ke arah Cassea.

“Kalau Perempuan?” tanya Cassea lagi.

“Meghan Dawson!” jawab Zach.

“Kenapa kau memilih nama itu?” tanya balik Cassea penasaran dengan nama yang diberikan oleh Suaminya.

“Entahlah, aku suka dengan namanya!” jawab Zach, yang mempererat pelukan mereka. Memberikan kehangatan satu sama lain.

Kini tawa tadi menjadi hilang perlahan, saat keduanya fokus dengan pemandangan indah di atas langit. Seketika tanpa diundang, air mata menetes di kedua mata Cassea.

“Aku takut.” Ujar Cassea yang membuat Zach menoleh dan panik setelah melihat air mata Cassea.

“Tidak perlu takut! Kita akan melewati bersama-sama! Semua akan baik-baik saja.” balas Zach meyakinkan istrinya seraya menyeka air mata Cassea. Namun keyakinan itu masih tidak bisa menghilangkan rasa khawatir dan takut yang dialami Cassea.

Merci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang