68 ; MERCI

22 18 0
                                    

Lowray berhenti, menoleh dengan tatapan tajam ke arah Caline. Seolah dia sudah melupakan masa lalunya dulu.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi." Jawab Lowray. Caline masih memiliki sebuah rasa untuk mantan suaminya, namun dia tidak bisa mengatakan yang sejujurnya.

"Tolong, biarkan mereka bersama! Aku yang bersalah, tapi jangan melampiaskan amarah dan kebencianmu kepada putri kita." Mohon Caline dengan menangis. Lowray yang sudah kebal dengan air mata itu, dia masih memilih nekat. Lowray menepis tangan Caline dengan kasar, tanpa menoleh ataupun menatapnya sedikit pun.

"Pisahkan mereka, dan lakukan dengan segala cara." Pinta Lowray angkuh.

Lowray menyuruh seluruh anak buahnya untuk mengambil Cassea dari tangan Zach, dan membawanya pergi bersama dengannya lagi. Mendengar akan hal itu, seketika Cassea dan Zach mempererat tangan mereka untuk tetap bersama.

"Aku tidak mau, Zach...! Tolong hentikan!" ucap Cassea yang mulai menangis. Para pengawal itu mulai meraih tangan kanan Cassea dan menariknya. Namun Zach masih saja menggenggam dengan erat tangan yang tidak ingin dia lepaskan, hingga urat ditangannya terlihat jelas dan kuat.

Sementara Caline yang gagal membujuk sang mantan suaminya. Wanita itu memilih bersujud memegang kaki Lowray. Tapi dengan kasar Lowray melepasnya dan berjalan menuju Cassea, lalu menarik tangan putrinya dengan paksa. Sedangkan Zach masih berusaha mempertahankan tangan Cassea dengan sekuat tenaga, meski kini tubuh dan tangannya telah dipukuli oleh pengawal Lowray tanpa ampun.

Brrug. Brrug. Brug.

Zach yang sudah diselimuti oleh janjinya pada Cassea, memilih diam tidak melawan, hingga tangan dan wajahnya yang kini mulai berlumur darah.

Cassea menangis melihat Zach menahan kesakitan yang luar biasa. Dengan sekuat tenaga, Cassea bisa melepaskan diri dari genggaman sang ayah, lalu berdiri di hadapan Zach yang mulai terduduk dengan menekuk kedua lututnya, karena tubuh yang sudah babak belur membuatnya menjadi lemas.

"Hentikan Zach... Ayo kita pergi dari sini!" Ajak Cassea dengan tangisan menjadi, sembari memegang pipi kiri Zach. Wanita itu sangat tidak tega melihat keadaan Zach yang sudah sangatlah parah.

Tangan Zach yang gemetar berlumur darah, memegang pipi Cassea sehingga meninggalkan jejak darahnya di pipi dan baju Cassea. Kedua orang itu hanya bisa saling tatap dengan air mata yang masih mengalir deras di pipinya. Cassea menatap sedih kearah wajah Zach.

"Sampai kapan kita akan lari? Jangan menangis! Kau percaya padaku 'kan?" ucap Zach dengan suara lemas dan senyuman. Cassea yang masih menangis dia mengangguk pelan seraya menunduk beberapa detik. Tapi Lowray kembali menarik tangannya.

"Ayah aku mohon jangan... Aku mohon Ayah." Ucap Cassea di sela-sela tangisnya, memohon kepada ayahnya.

"Aku mohon jangan memukulinya Ayah..." Cassea menatap ayahnya yang masih saja acuh akan kesedihan dan permohonannya.

Sama seperti waktu kecil mereka. Perlahan tangan mereka mulai terlepas. Zach tidak kuat karena pengawal itu masih terus memukulinya kembali tanpa ampun. Bahkan tangan Zach yang berusaha menahan tangan Cassea, tanpa ampun para pengawal itu memukulinya dengan kaki mereka. Cincin yang dikenakan Cassea juga ikut tercabut oleh tarikan Zach.

Lowray membawa putrinya pergi dari situ, sementara Caline hanya bisa menangis tidak tahan melihat itu semua. Di satu sisi ada putranya yang sedang dipukuli, sementara disisi lain putrinya ditarik paksa oleh ayahnya.

"Ibu... " Panggil Cassea dengan suara tangisnya. Caline semakin sedih tak berdaya saat melihat putri kecilnya bersedih. Tapi apalah daya Caline, yang tidak bisa melawan Lowray.

Merci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang