Hati ini memilih untuk tersenyum, meski pikiran berkata lain. Untuk menutupi kesedihan, kita bisa tertawa lepas, sehingga dunia pun akan sadar bahwa betapa sakitnya menahan rasa sakit dengan senyuman.
~ Beoness ~
🖤🖤🖤
Cassea berjalan lebih dekat ke arah pria yang di sebut, Elan. Dengan senyuman yang begitu lebar, kincir angin yang terangkat ke atas. Cassea melihat wajah pria yang sudah lama ia tunggu. Saat hanya tinggal lima langkah lagi, seketika Cassea berhenti. Senyuman yang lebar menjadi hilang saat melihat wajah Elan.
Kincir angin yang dia bawa, hampir saja terlepas dari genggaman tangan nya. Dengan perasaan tidak percaya, Cassea berjalan lebih dekat ke arah Elan. Senyuman kecil terlukis kembali di bibir Pink Cassea. Wanita itu melewati orang-orang yang masih berlaku lalang disana, dan kini mereka sangat dekat, hanya menyisakan satu langkah saja untuk lebih dekat.
"Senang bertemu dengan mu. Lagi!" ucap Elan tersenyum pada Cassea. Cassea mematung beberapa detik, sampai dia tersadar kembali.
"Zach!" hanya nama itu yang saat ini bisa dikeluarkan Cassea.
Cassea terkyejut sekaligus senang melihat Elan kembali, rasa tidak percaya bercampur aduk karena ternyata Elan tidak lain adalah Zach. Pria yang selama ini sudah mulai dekat dengannya. Tebakan Cassea yang mengenali mata coklat lumpur milik Elan sangat tepat.
Elan, yang tidak lain adalah Zach. Pria itu perlahan melepaskan kelima balon tersebut, dan membiarkan nya terbang jauh ke langit biru. Rasa malu yang bercampur senang, bercampur aduk ke dalam tubuh Cassea.
Cassea hanya bisa senyum-senyum seperti orang gila yang tengah jatuh cinta.
"Kau mau duduk?" ajak Zach menawari Cassea yang masih malu-malu kucing.
"Ah, iya! Terserah!" Balas Cassea masih tidak percaya.
Keduanya kini duduk di sebuah kursi yang sudah tersedia di sana. Tingkah dan perilaku mereka berubah menjadi sangat canggung seperti saat pertama kali bertemu orang asing.
Sesekali Cassea mencuri-curi pandang, dengan senyuman konyolnya melihat pria tampan ada disebelahnya. Zach yang tahu akan lirikan dari mata Cassea, pria itu hanya menahan senyumnya tanpa melontarkan kata-kata.
"Ck. Sudah berhenti. Jangan bersikap canggung, kita sudah saling kenal, 'kan? Jadi tersenyum saja!" ucap Cassea yang mulai tersenyum, mengajak Zach berbicara lebih dulu.
Cassea mulai mendekat, dan menepuk lengan kekar Zach dengan menggunakan lengannya yang kecil.
"Aku tidak menyangka, bahwa selama ini kau adalah Elan! Kau tahu? Aku sudah lama menunggu mu. Apa itu sebabnya kau tidak menemui ku? Kau ingin membuat sebuah kejutan bukan...?" goda Cassea yang sama saja dengan sifat loyalnya, sangat cerewet.
Zach tersenyum melihat tingkah Cassea, senyuman itu kembali membuat Cassea meleleh dan teringat dengan senyuman Elan kecil.
Saat seketika Zach terdiam sambil memandang wajah natural Cassea. Membuat Cassea tersipu malu.
"Kenapa kau memandangku seperti itu?" tanya Cassea masih dengan senyumannya. Seketika dia terkejut, sampai menutupi mulut ternganga nya dengan kedua telapak tangannya dan mata yang membuka lebar, membuat Zach kebingungan.
"Jangan-jangan... Kau sudah mulai mencintaiku?" kata Cassea tanpa malu mengatakan soal hati kepada sahabatnya yang baru saja bertemu.
Kini giliran Zach yang merasa malu karena godaan dari Cassea. Zach teringat kecil dulu, pada saat itu juga, Cassea menyatakan cintanya, tapi sekarang wanita itu benar-benar menagih balasan cinta dari Zach.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...