Hari demi hari, seiring bergantinya musim dan bulan. Cassea menjalani hidupnya bersama putrinya, dengan menjadi seorang ibu tunggal, perlahan ia mulai terbiasa akan itu semua. Bahkan pekerjaan nya sebagai desainer juga berjalan dengan lancar ditambah pendapatan yang semakin naik.
Cassea melewatinya dengan sangat sabar, meski gaji pertamanya pernah dicuri oleh orang tak dikenal, tapi dia masih tetap tegar menjalaninya. Mungkin dia harus membayar semua kesalahan dari kedua orang tuanya.
Betapa sulitnya kehidupan yang dijalani wanita malang itu, bahkan Cassea rela berpuasa 24 jam demi putrinya dan juga uang gaji Fayette yang harus ia berikan padanya. Meski wajah yang terlihat pucat, dia masih tetap bekerja keras demi kehidupan putrinya.
Tapi Cassea beruntung, karena berkat kebaikannya sendiri, banyak orang-orang baik disekitarnya yang masih ingin membantunya. Seperti Fayette dan Maya.
Setiap malam saat menutup mata, entah kenapa Cassea selalu bermimpi tentang Zach. Mimpi yang selalu terulang-ulang kembali, sebuah mimpi yang sangat membuat dirinya terbangun dari tidurnya selalu.
Tempatnya di tahun baru. Cassea duduk menatap luar jendela di malam hari dengan senyum tipis seraya melihat kembang api. Tapi lagi-lagi air mata mengalir begitu saja. Cassea teringat akan masa-masanya bersama Zach, dan keluarganya. Dimana dulu dia pernah dijuluki Drinking Woman, dan ingatan akan pertengkarannya dengan sang ayah dan kebersamaan sebentar dengan ibunya. Semua itu pergi begitu cepat.
Seven Years Later
10 September 2018.
Satu tahun yang sudah berlalu, kini menjadi 7 Tahun yang sudah berlalu. Usia Meghan saat ini memasuki 7 Tahun, dimana dia sudah masuk ke Sekolah Dasar (SD).
Cassea sudah tidak memerlukan seorang Babysitter untuk putrinya lagi, karena dia sendiri sudah bisa mengurus dan mengatur waktunya sendiri untuk putrinya.
***
15 September 2018, Paris.
school in paris
Seorang wanita dengan rambut lurus dan berjas hitam, tengah menunggu di depan sekolah anak-anak. Kehidupan yang susah perlahan hilang dari hidupnya, kini berkat usaha dan niat Cassea, Cassea bisa menjadi wanita berkecukupan untuk menghidupi Putrinya seorang diri.
Orang-orang yang dulu ia sayangi dan cintai, sudah meninggalkannya sendiri. Memang tidak ada konflik di hidupnya lagi, tapi putrinya pasti akan mencari keberadaan ayahnya.
KRRIINGGG. Bel sudah berbunyi, anak-anak yang awalnya di dalam, kini berlari keluar menemui orang tua masing-masing. Dari kejauhan seorang anak perempuan dengan rambut panjang indah dan wajah cantik, berlari ke arah Cassea dengan mengenakan seragam warna merah yang lucu dan senyuman lebarnya.
Cassea tersenyum lebar, memeluk putrinya hingga menggendong Sang Putri dengan kecupan pipi yang selalu ia berikan untuk Meghan. Wanita itu berhasil membuat anaknya tersenyum setiap harinya, meski dia harus terus-menerus menahan rasa sakitnya saat memikirkan akan keberadaan Zach yang sama sekali tidak menemuinya dan putrinya.
"Bagaimana belajarnya, Menyenangkan?" tanya Cassea tersenyum lebar.
"Yes, Mama!" jawab Meghan tersenyum manis.
Sekali lagi Cassea mencium kening Meghan, lalu menurunkannya dan mengajaknya ke suatu tempat yang mungkin membuat Putrinya senang. Cassea membukakan pintu mobil untuk putri kecilnya, lalu masuk kedalam mobil dan mulai pergi ke suatu tempat, yang dia maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...