Mataku tidak bisa berkedip saat melihat senyumanmu! Rasa gugup dan detak jantungku terus saja merenggut tubuhku. Dengan ucapan, je t'aime.
~ Cassea Laura Chadwick ~
_____________________________________Ucapan yang biasa dan terkenal di Kota Paris, atau biasa di sebut dengan Kota Penuh Cinta itu. Banyak sekali orang yang tidak bisa lepas dari ucapan itu. Bahkan mereka berdua tidak akan pernah melupakan Hari, Tanggal, Bulan dan Waktu yang mereka habiskan untuk kencan pertamanya.
Zach mengusap tangan Cassea dengan lembut. Seketika keduanya berdiri dan berpindah duduk di luar tepat di ujung kapal sambil menikmati angin sungai dan pemandangan yang terlihat sangat indah di malam hari.
"Kau suka?" tanya Zach yang masih menggenggam tangan Cassea. Rasanya Cassea ingin menangis, karena Zach orang pertama yang membuat dirinya diperlakukan layaknya seorang Putri. Wanita itu tersenyum melihat ke dalam mata Zach.
Dan lagi-lagi, tangan Zach beralih ke rambut panjang Cassea dan menyelipkannya di belakang telinga Cassea. Pastinya dengan senyum menawan dan tulus.
"Kau terlihat cantik dengan rambut terurai!" gombal Zach membuat Cassea tersenyum dan bertambah baper.
Mereka kembali melihat ke arah depan. Cassea teringat dengan perilaku dan pertengkarannya dengan sang ayah, juga ketidak harmonisan di rumahnya.
"Terima kasih Zach! Kau orang pertama yang membuatku bahagia, setelah sekian lama!" ucap Cassea yang masih fokus ke depan.
Zach terus menatap Cassea dengan wajah sedih akan melihat kehidupan Cassea yang kurang baik, juga bercampur senang dengan dirinya yang saat ini akan bersama dengan sahabat sekaligus wanita yang ia cintai.
Mereka saling menatap, sampai berujung dengan ciuman hangat dan romantis. Ditemani dengan alunan musik, juga pantulan lampu yang ada di air sungai. Tidak ada yang bisa menghentikan kisah cinta mereka, bahkan takdir yang sudah memisahkannya, kini menyatukannya kembali.
Ciuman yang sangat hangat dan juga dalam, membuat keduanya merasakan suasana yang begitu panas, meski dengan angin yang bertiup kencang. Ciuman itu berhenti saat keduanya mulai kehabisan oksigen, kini hanya ada tatapan satu sama lain.
Sementara dari atas jalan, orang suruhan dari Ayah Cassea, masih setia membuntuti kebersamaan mereka untuk memberikan ke seluruh informasi kepada bos mereka, yakni Lowray Chadwick. Bahkan sesekali dia memotret dua sejoli yang masih asik di atas kapal.
📖📖📖
("Ciuman pertama yang tidak akan pernah aku lupakan, begitu juga alunan musik yang menemani kita dimalam itu............")
📖📖📖
Kedekatan mereka sampai di dalam mobil. Cassea bersandar di bahu kekar kekasihnya itu dengan memejamkan mata, sehingga perpisahan mereka kembali, saat Zach sudah sampai di depan rumah Cassea. Kini dia mengantar Cassea tepat di pagar keluarga Chadwick, tanpa rasa takut.
Cassea tersenyum saat dirinya sudah keluar dari mobil, dengan lambaian tangan dan ucapan sampai jumpa, terucap di mulut dua sejoli itu.
Kedua penjaga rumah Chadwick, terus menatap Cassea dan Zach. Sampai mereka mendapat teguran dari wanita dengan rambut hitam, juga senyumannya.
"Kalian lihat apa? Tidak pernah jatuh cinta?" tanya Cassea kepada para penjaga itu. Dengan senyuman lebar, Cassea berjalan masuk tanpa peduli jika ayahnya akan memarahinya.
Kini di pikiran Cassea hanya ada dua. Misinya hanya ingin mengembalikan cinta di mata ayahnya, dan mencari jawaban dari akar permasalahan antara ibu dan ayahnya dulu.
Saat Cassea masuk melewati ruang tamu, seketika dia melihat keluarganya tengah berkumpul bersama dua orang yang dia kenal. Ericsson dan Putranya, Hanry.
"Ah, kemari lah Cassea! Lihat siapa yang datang!" panggil Emma dengan sangat gembira.
Cassea berjalan lebih dekat dengan tatapan tidak sukanya saat melihat kedatangan kedua orang itu. Dan itu pasti terkait dengan perjodohan yang direncanakan oleh Lowray.
"Ayahmu sudah memutuskan hari pertunangan mu dan Hanry! Kini kalian tinggal pergi berkencan untuk mengenal lebih dekat. Benar, 'kan tuan Lowray, haha!" ucap ayah Hanry.
Cassea menatap sang ayah dengan penuh amarah. Dia tidak bisa bertengkar dengan ayahnya didepan tamu, karena itu tidak sopan. Tidak ingin tahu, Cassea memilih pergi dari situ, dan masuk ke dalam kamar tanpa berpamitan.
Khey hanya tersenyum licik saat melihat Cassea tidak setuju dengan perjodohan itu. Wanita itu seakan menikmati kehancuran dari kakak tirinya tersebut. Entah dendam apa yang ia simpan, sehingga tidak suka dengan Cassea.
Sampai di kamar, Cassea melempar tas hitamnya dengan penuh kekesalan mengingat ucapan ayahnya yang tidak mengerti akan kemauan putrinya.
"Kenapa ayah tidak mengerti...?" umpat Cassea merasa kesal sendiri melihat ayahnya yang masih ingin menjodohkan dirinya dengan pria lain.
Cassea menghilangkan rasa kesal, kecewanya, dengan berusaha mengingat kejadian indahnya bersama Zach. Tidak itu saja, Cassea juga menelfon April untuk curhat dengannya, sampai pukul 2 pagi.
Dia sama sekali tidak peduli akan kedatangan dan kepergian kedua tamu yang sudah datang kerumahnya dengan sebuah hadia kecil untuk Cassea.
Sebelum pergi bekerja di pagi harinya. Khey memberikan sekotak hadiah untuk Cassea yang masih berada di dalam kamarnya. Dengan senyuman puas, Khey meletakkan kotak tersebut dengan kasar di atas ranjang Cassea.
"Hanry ingin, kau memakainya saat pergi kencan dengannya!" ucap Khey yang sengaja membuat Cassea kesal.
"Bawa pergi, dan berikan pada ayah saja." Tolak Cassea.
"Sudahlah, apa susahnya, terima saja nasib buruk mu itu! Tinggalkan kekasihmu dan menikahlah dengan Hanry! Hahaha!" ejek Khey tertawa lepas, berjalan keluar kamar. Sampai Cassea melempar kuas dengan cat berwarna orange ke arah belakang pantat Khey.
Khey terkejut saat melihat roknya jadi kotor, tawanya hilang menjadi amarah, sedangkan Cassea kini giliran tertawa lebih keras melihat kotoran yang tepat di belakang pantat Khey. Hingga membuatnya seperti orang cepirit.
"Dasar gila." Gerutu Khey berjalan dengan langkah amarahnya.
Cassea melihat kotak yang masih tergeletak di atas kasurnya, dengan perlahan dia meraih kotak itu dan melihat isi di dalamnya. Sebuah dress mewah dan terlalu terbuka warna putih, dengan sekejap, Cassea menutup kembali kotak itu dan meletakkan-nya di meja ruang tamu.
Emma yang pada saat itu di rumah, dia mengaduh kepada suaminya, soal Cassea yang menolak hadiah dari Hanry. Saat kembali ke kamar, Cassea melanjutkan kegiatannya, sehingga dia berhenti, teringat kencannya bersama Zach semalam.
"Dari mana Zach mendapatkan uang sebanyak itu?" tanya Cassea dengan diri sendiri. Setahu Cassea, menyewa kapal seperti semalam, itu mengeluarkan uang yang banyak, apalagi Zach memilih VIP. Tidak heran jika Cassea tahu soal kemewahan, karena dia anak orang kaya.
Tapi pertanyaan itu masih tidak bisa ia jawab. Dua hal yang Cassea tidak ketahui tentang Zach. Bagaimana Zach bisa berkelahi dengan sangat lincah dan juga uang yang dia miliki.
Tidak lama setelah memikirkan itu, ada satu hal lagi yang membuat Cassea bertambah penasaran dan curiga. Sebuah senjata yang ada di dalam laci kamar Zach. Cassea masih bingung dengan semua itu, tapi wanita itu memilih percaya dengan semua ucapan dan perilaku kekasihnya, meski semua itu hanyalah kebohongan dan rahasia yang sengaja Zach sembunyikan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...