Tidak peduli seberapa jauh kau menghindar, aku akan tetap mengejar mu meski harus pergi ke Mars sekalipun.
~ Cassea Laura Chadwick ~
______________________________________Di universitas Paris. Seorang wanita cantik dengan rambut panjang terurai dipadu bersama pakaian lengan panjang berwarna putih dan celana jeans panjang juga sepatu Nokha warna cokelat. Panggil saja dia, Cassea. Mengenakan semua itu, memancarkan dandanan yang sangat casual bagi Cassea.
Cassea yang tengah duduk bersama April di taman kampus. Dengan asiknya kedua wanita itu berbincang hingga mengeluarkan tawa lepas mereka. Sampai Joe dan kawan-kawan datang tiba-tiba seperti biasa.
Tanpa peringatan, Joe langsung duduk di sebelah April, sambil merangkul pundak wanita berlesung pipi itu. April yang merasa risih, segera menyingkirkan tangan Joe dengan wajah kesalnya.
"Kenapa kau kemari?" tanya April judes.
"Aku ingin mengajak Cassea! Seperti biasa!" jawab Joe tersenyum melihat ke arah April.
"Kemana?" tanya Cassea.
"Dimana lagi kalau bukan di Club. Sudah lama kau tidak pergi kesana, aku ingin mengajakmu nanti malam, bagaimana?" tawar Joe.
Cassea menerima tanpa pikir panjang, seolah gairah Cassea mulai keluar setelah mendengar soal Club. Sementara April tidak bisa menghentikan temannya itu, meski dia sudah berusaha. (Namanya juga kebiasaan!).
***
Di sisi lain, tepatnya apartemen Zach. Darrel dan Curtis semalaman menginap di sana, selagi Aami masih berada di rumah neneknya. Karena bagi Darrel dan Curtis, Aami adalah wanita singa bukan selembut bunga.
Sedangkan akhir-akhir ini, kuliah Cassea selalu berangkat pagi hingga siang hari. Dan itu membuatnya bisa berkeliaran di sisa waktunya yang banyak, ya! Meski harus pulang malam.
.
.
.
Darrel melempar satu bola tenis berwarna hijau ke arah Zach yang sibuk membaca buku novel di kursi empuk ujung ruangan, yang memang sengaja kursi tersebut untuk membaca atau bersantai.
Bola tenis tadi, terlempar hingga mengenai lengan Zach dan membuat pria berkacamata itu menoleh ke arah Darrel, dengan sinis.
"Apa?" tanya Zach dengan tatapan tajam.
"Serius sekali! Kau tidak keluar, berkencan dengan temanmu itu?" goda Darrel yang tersenyum ke arah Curtis yang masih sibuk bermain game di ponselnya.
"Bukan urusan mu." Jawab Zach melanjutkan membacanya.
Darrel masih dengan senyumannya, pria tampan dengan rambut rapi itu berpindah duduk di sebelah Curtis yang saat ini ada di sofa panjang warna abu-abu.
"Katakan padaku Curtis, seperti apa wanita Zach itu?" tanya Darrel yang sengaja menggoda Zach.
Curtis yang sudah masuk ke dalam permainan Darrel, kini berhenti bermain ponsel dan beralih ke arah Darrel.
"Wanita itu sangat- " Tok, tok, tok. Belum habis bicara, ketukan pintu dari arah luar menghentikan pembicaraan Curtis. Ketiga pria yang ada di dalam apartemen tadi, bersamaan mereka menoleh ke arah pintu.
"Biar aku saja yang membuka!" ucap Darrel. Pria yang suka dengan banyak wanita itu.
Darrel berjalan menuju pintu dan membuka dengan senyuman. Seketika mata Darrel terbuka lebar saat melihat seorang wanita cantik berdiri di depan pintu dengan sapaan yang begitu manis dan pancaran senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...