“Zach— ” Belum selesai bicara. Zach memotongnya dengan nada kesal dan marahnya kepada Cassea.
“Bisa tidak, kau berhenti datang ketempat seperti itu? Jika orang seperti tadi datang kepadamu lagi, bagaimana?” sentak Zach yang merasa khawatir.
“Ya... Kau akan datang menolongku seperti pahlawan ku!” jawab Cassea dengan gurauan. Zach berusaha tenang, dengan menghembuskan nafas panjang.
Zach tahu, kalau Cassea melakukan kegiatan itu, karena ingin menghilangkan semua beban kesedihannya. Tapi menurut Zach semua itu tidak benar, benar-benar cara yang salah.
“Berjanjilah padaku, kau tidak akan datang lagi ke tempat seperti itu. Atau minum-minuman keras.” Kata Zach. Cassea terdiam sambil berpikir lebih dulu.
“Baiklah! Demi persahabatan aku akan berhenti, kau senang?” balas Cassea.
Saat semuanya kembali hening, Cassea membuat Zach terkejut saat dirinya juga mulai ingat akan sesuatu.
“Apa? Kau sudah mulai perhatian padaku!! Apa kau mulai mencintai ku?” tanya Cassea yang selalu berharap.
“Belum.” Jawab Zach masih tetap.
Cassea kembali cemberut, dan bersandar di kursi mobil dengan santai. Dia membuka jendela, melihat bintang-bintang yang ada di langit, sehingga mengingatkan nya akan sang ibu yang sangat dia rindukan.
Zach yang sesekali melihat ke arah Cassea, dia hanya terdiam memikirkan sesuatu yang masih dia sembunyikan.
“Zach! Apa kau ikut taekwondo atau seni bela diri?” tanya Cassea.
Pria itu diam tanpa menjawab pertanyaan Cassea. Kediamannya membuat wanita di sebelahnya itu menoleh ke arahnya dengan wajah curiga. Hingga dia menepuk lengan Zach.
“Panik sekali! Aku bercanda.” Kata Cassea kembali tenang. Sementara candaan itu bukanlah candaan bagi Zach, hari ini dia menutupi semuanya tapi itu tidak akan bertahan lama.
***
Kediaman Chadwick.
Lowray tengah menunggu satu putrinya yang masih saja belum pulang, meski hari sudah malam.
“Kau tidak tidur?” tanya Emma, Istrinya.
“Tidurlah dulu. Aku menunggu Cassea pulang.” Jawabnya.
Emma mengerti, lalu mengusap lembut pundak suaminya yang masih setia duduk di kursi biasanya. Dengan senyuman wanita berambut orange itu pamit masuk kedalam kamar.
Beberapa menit setelah Emma masuk kedalam kamar. Kedatangan Cassea yang tengah malam juga membuat ayahnya marah seperti biasa.
“Ayah.” Gumam Cassea menelan ludahnya.
“Kemari lah.” Perintah sang ayah tegas. Cassea menghampiri ayahnya dan berdiri di samping Lowray yang tengah duduk saat ini.
“Ubahlah sifat dan kegiatanmu itu. Jangan sampai kau lengah akan musuh disekitar.” Ucap ayahnya.
“Baik Ayah.” Balas Cassea pelan.
“Dan iya, apa kau sudah menerima pengiriman dari markas Ho6, Rusia?” tanya ayahnya yang dimaksud adalah pengiriman senjata ilegal dari markas penjahat di Rusia.
“Sudah, Ayah.” Jawab Cassea yang memang sudah menerima pengiriman itu.
Setelah perbincangan yang sangat canggung itu. Cassea di perbolehkan masuk ke dalam kamarnya, sebuah keajaiban, dimana Cassea sudah tidak kena marah lagi. Satu minggu lagi, Khey akan kembali kuliah, karena masa skors nya sebentar lagi akan selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci [END]
General FictionKisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}. ________________________ ________________________________________ ________________________ Ini adalah kisah cinta terlarang...