You're fighting me off like a firefighter
So tell me why you still get burned?
You say you're not, but you're still a liar
'Cause I'm the one that you run to first
Every time, yeah, why do you try to deny it when you show up every night and tell me that you want me, but it's complicated
When it hurts, but it hurts so good
Do you take it? Do you break it off?
You pull away and I come in closer
Reach for you with my hands tied
Your love is like...
It hurts so good
🎶Hurts So Good🎶
—————————————————————UP next chapter kalau VOTES+COMMENTS pecah alias lebih rame dari biasanya, k?
-🖤🖤🖤-
"Masih mau ngeles lo?" sergah Ocean sambil menurunkan ponselnya. "Gue berantem habis-habisan sama dia gara-gara lo sibuk posting foto gue sama kak Felix, pengaruhin gue buat ganti PP dengan foto yang ada cowoknya, sibuk nyaranin gue buat putus, tapi ternyata itu semua cuma cara licik lo? Diem-diem lo rupanya ngincer cowok gue, begitu?" tuntutnya. Wajahnya tampak memerah penuh amarah dan matanya memancarkan kebencian yang amat sangat.
Butuh beberapa saat berusaha memahami setiap ucapan Ocean sampai akhirnya Marsha mencoba menjelaskan dengan hati-hati, "Sumpah, Ce, gue nggak tau dia cowok lo. Gue nggak pernah denger lo nyebut nama Chaven. Dia bilang namanya Chaven."
"Wifo Chaven Álvarez," sahut Ocean. "ITU COWOK GUE, SIALAN!" bentaknya berapi-api.
Marsha terperanjat. Cukup lama dia bergeming sampai kemudian dia berkata dengan suara yang tak lebih dari sekadar bisikan. "Gue... bener-bener nggak tau, Ce." Dia menatap Ocean sungguh-sungguh. "Gue bahkan nggak pernah cari tau siapa cowok lo. Dia...."
Marsha menelan ludah. Sungguh, situasi ini begitu sulit dan tak bisa dimengertinya. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?
"Dia apa?!" cecar Ocean dengan suara meninggi.
"Dia yang nemuin gue. Dia ngajakin gue join bisnis dan habis itu kita hang out...."
"DIAM LO!" bentak Ocean keras.
Sungguh, Ocean tak sanggup mendengarnya, apalagi membayangkannya. Dia tak perlu mendengar kejelasannya karena saat ini pun tanpa dia ketahui pasti apa saja yang Marsha dan Wifo telah lakukan, dia sudah sangat sakit dan tersiksa. Dia tahu perbuatan Marsha dan Wifo akan menghantui pikirannya, tapi untuk saat ini, rasanya lebih baik dia tidak tahu.
Marsha mendekati Ocean. "Ce, gue berani sumpah kalo dia yang...."
"Bacot lo, Cewek Gatel! Lo pikir gue percaya, hah?" bentak Ocean. "Gue kenal cowok gue! Dia nggak akan sembarangan deketin cewek kayak gitu! Emang lo-nya aja yang keganjenan!"
Baru ketika Marsha ingin membela diri, Ocean sudah lebih dulu melanjutkan, "Lo jauhin cowok gue!" Dia menuding Marsha dengan telunjuknya. "Dan juga gue!"
Ocean menatap Marsha penuh permusuhan. "Mulai sekarang, anggap kita nggak pernah kenal," cetus Ocean, lalu tanpa mau mendengar pembelaan Marsha lagi, Ocean berbalik dan meninggalkan Marsha yang langsung jatuh terduduk di sofa.
"Sial," gumam Felix begitu matanya menangkap beberapa pengunjung café yang mengarahkan ponsel ke arah ruangan kaca. Meskipun mungkin orang-orang itu tak mengenali Felix dan Marsha, tetap saja mereka bisa melihat drama tadi.
Felix memakai topi, lalu menyampirkan jacket di kepala Marsha. Dia menarik Marsha hingga berdiri. "Jalan nunduk!" katanya dan setelah Marsha menunduk, mereka berjalan melewati pengunjung lainnya di luar private room.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Pleasure
Roman d'amour(18+) Wifo Álvarez adalah segala yang Ocean Vásquez impikan dalam hidupnya. Pesona yang tak bisa ditolak. Racun yang menjerat bagai magnet. Bahaya tanpa tanda peringatan di dalam lingkaran setan. Ocean menginginkan cinta Wifo. Sayangnya, bukan cin...