57. Burnt

2.3K 272 365
                                    

I let it fall, my heart
And as it fell, you rose to claim it
It was dark, and I was over
Until you kissed my lips and you saved me
But there's a side to you that I never knew
All the things you'd say, they were never true
And the games you'd play, you would always win
When I lay with you
I could stay there, close my eyes
Feel you here forever
You and me together, nothing is better
But, I set fire to the rain
Watched it pour as I touched your face
Well, it burned while I cried 'cause I heard it screaming out your name!
And I threw us into the flames
When it fell, something died 'cause I knew that that was the last time!
Let it burn
🎶Set Fire To The Rain🎶

—————————————————————

WARNING!!!
Mature Content & Strong Language

UP next chapter = 70 VOTES buat chapter ini + 6.120 VOTES buat overall chapters.

-🖤🖤🖤-

"Berantem sama siapa?" Wifo balas bertanya yang tentunya tak bisa dijawab Ocean.

Benar juga. Setahu Ocean, Wifo tidak punya musuh. Lagipula, siapa lawan Wifo? Yang memukul Wifo sampai seperti ini? Pasti akan sulit menyerang sampai ke tulang belikat Wifo jika lawan Wifo tidak cukup tinggi. Wifo harus membungkuk atau setidaknya berhasil dijatuhkan terlebih dulu kalau lawan ingin menyerang bagian atas tubuhnya.

"Udahlah, cuma cedera biasa. Bentar lagi juga baikan," kata Wifo.

Sebelum Ocean sempat bicara lagi, Wifo sudah kembali memeluk tubuh Ocean dan menariknya hingga jatuh menelungkup di atas Wifo yang kembali berbaring. Mereka bercumbu lagi untuk beberapa saat sebelum akhirnya Wifo melepaskan Ocean hingga Ocean bisa berguling ke samping Wifo.

Tepat ketika Wifo ingin bangkit, Ocean langsung memeluk Wifo dan meletakkan kepalanya di dada cowok itu. "Stay here," kata Ocean. Dia meringkuk lebih rapat dan memeluk Wifo lebih erat ketika berkata lagi, "Ini bikin aku nyaman."

"Aku belum bersihin...."

Dan ucapan Wifo terputus ketika Ocean melepaskan kondom dari Wifo, lalu bangkit dan meletakkan alat kontrasepsi itu di nakas tempat tidur setelah terlebih dulu membungkusnya dengan tissue agar aroma cairan di dalamnya tidak menyeruak. Selanjutnya, Ocean membersihkan sisa-sisa cairan itu di milik Wifo dengan tissue baru.

"Udah aku bersihin," kata Ocean setelah meletakkan tissue itu di nakas juga. "Nanti aku buang," katanya seolah tahu Wifo akan protes perihal kebersihan.

Ocean cepat-cepat kembali menindih dada Wifo dengan kepalanya. Tangan dan kakinya memeluk tubuh Wifo. Ocean lalu mengangkat wajah dan menatap Wifo melas. "Please stay," pinta Ocean.

Wifo menghela napas, lalu balas memeluk pinggul Ocean dengan satu tangannya. "Ya, udah, tidur. Good night, Sleeping Beauty," katanya membuat Ocean tersenyum.

Ocean memejamkan mata, berharap dengan begitu, Wifo juga ikut tidur. Ocean tak perlu cemas dia akan ketiduran karena dia tak lagi mengantuk. Pikirannya terlanjur fokus terhadap sesuatu.

Setelah beberapa saat, Ocean merasakan tangan Wifo yang sejak tadi melukis punggungnya akhirnya berhenti bergerak. Wifo juga bernapas dengan lebih teratur. Ocean bahkan bisa merasakan detakan jantung Wifo yang melambat.

Ocean melepaskan diri dari Wifo dengan hati-hati untuk menatap Wifo. Benar. Ini adalah wajah pacarnya ketika sudah tenggelam dalam tidur. Ocean bisa bergerak sekarang meski Ocean akan tetap berhati-hati karena Wifo punya tingkat sensitivitas dan kewaspadaan yang cukup tinggi. Sangat memungkinkan sedikit gerakan saja dapat membangunkan cowok itu.

Guilty PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang